Construction of Dual Curriculum in Indonesian Education System During the New Order Government

Muhammad Zuhdi

Abstract


Abstract

Indonesian education system, beside the fact that it has a single system with a single educational law, accommodates two different official curricula administered by two different ministries, i.e. The Ministry of Education and The Ministry of Religious Affairs. This kind of dual system was officially initiated by the New Order Government in 1970s.  Using the social constructionism as a perspective, this study tries to re-construct the debates on educational policies during the New Order Era. While the Era has passed, the policy of having dual system remains relevant.The study is conducted using a qualitative-historical method, meaning that data are gathered from various resources using the qualitative approach combined with the historical perspective. Data are collected from various written documents as well as interviews with some resource persons. General conclusion of the paper is that the dual curriculum system has existed before the New Order government took the power. The different is that the New Order Government made the dual system official, while the previous system did not recognize religious school as parts of formal education system.

Abstrak

Meskipun Indonesia memiliki satu sistem pendidikan nasional dan satu Undang-undang pendidikan yang berlaku, namun ada dua kementerian yang mengelola pendidikan, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kementerian Agama. Inilah yang dimaksud dengan dualisme sistem pendidikan Indonesia. Awalnya, pendidikan Islam berada di luar system, sehingga dualism itu tidak begitu Nampak. Namun sejak tahun 1970an dualisme ini mulai mewujud seiring dengan diakuinya pendidikan Islam sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional oleh Pemerintah Orde Baru. Tulisan ini mencoba merekonstruksi dualisme sistem pendidikan di Era Orde Baru dengan menggunakan metode kualitatif-hsitoris. Tulisan ini membuktikan bahwa sebenarnya dualisme pendidikan telah ada sebelum masa Orde Baru. Namun, di masa Orde Baru-lah dualisme itu muncul secara aksplisit, ketika pendidikan Islam diakui sebagai institusi resmi yang berbeda dengan pendidikan sekuler.

How to Cite:  Zuhdi, M. (2015). Construction of Dual Curriculum in Indonesian Education System During the New Order Government. TARBIYA: Journal Of Education In Muslim Society, 2(1), 47-60. doi:10.15408/tjems.v2i1.1819.

Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/tjems.v2i1.1819



Keywords


dual curricula; Islamic education; kurikulum ganda; Pendidikan Islam

Full Text:

PDF

References


Daulay, H. P. (2001). Historisitas dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan Madrasah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. (1999). Himpunan Peraturan Perundang-undangan tentang Pendidikan Nasional (Perguruan Agama Islam). Jakarta: Departemen Agama RI.

Djambek, S. (1976). Pelaksanaan Kurikulum Baru Madrasah Negeri dan Relevansinya dengan SKB 3 Menteri, in Proyek Penelitian Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Sarana Pelaksanaan Kurikulum Baru Madrasah Negeri. Pp.38 – 69. Jakarta: Departemen Agama RI

Hasbullah. (1996). Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: LSIK.

Lee, K. H. (1995). Education and Politics in Indonesia 1945 – 1965. Kuala Lumpur: University of Malaya Press.

Maksum. (1999). Madrasah: Sejarah dan perkembangannya. Jakarta: Logos

Minister of Education and Culture. (1997). Fifty Years Development of Indonesian Education. Jakarta: Ministry of Education and Culture.

Pemerintah Republik Indonesia. (1990). Sistem Pendidikan Nasional (UURI Nomor 2 Tahun 1989) Beserta Peraturan Pelaksanaannya 1990. Jakarta: CV Eko Jaya.

Pohl, F. (2009). Islamic Education and the Public Sphere: Today’s Pesantren in Indonesia. Berlin: Waxman.

Saleh, Abdurrahman. (1976). ‘Pelaksanaan Kurikulum Baru Madrasah Negeri dan Relevansinya dengan SKB 3 Menteri,’ in Proyek Penelitian Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Sarana Pelaksanaan Kurikulum Baru Madrasah Negeri. Pp. 3-19. Jakarta: Departemen Agama RI.

Saridjo, M. (2010). Pendidikan Islam dari Masa ke Masa. Jakarta: Ngali Aksara.

Schubert, W. H. (1986). Curriculum: Perspective, paradigm and possibility. New York: Collier Macmillan.

Sirozi, M. (2004). Politik Kebijakan Pendidikan di Indonesia: Peran tokoh-tokoh Islam dalam Penyusunan UU No. 2/1989. Leiden: INIS.

Soedijarto. (1976). Tinjauan Komprehensif terhadap Kurikulum Tingkat Dasar, Menengah dan Madrasah Negeri, in Proyek Penelitian Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Sarana Pelaksanaan Kurikulum Baru Madrasah Negeri, Pp. 20 - 37. Jakarta: Departemen Agama RI

Steenbrink, K. A. (1986). Pesantren, Madrasah, Sekolah: Pendidikan Islam dalam Kurun Modern. Jakarta: LP3ES.

Subhan, A. (2012). Lembaga Pendidikan Islam Indonesia Abad ke-20: Pergumulan antara modernisasi dan identitas. Jakarta: Kencana.

Syam, B. (1976). Realisasi Pelaksanaan Kurikulum Baru Madrasah Negeri, in Proyek Penelitian Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Sarana Pelaksanaan Kurikulum Baru Madrasah Negeri. Pp. 3-19. Jakarta: Departemen Agama RI

Yunus, M. (1996). Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Hidakarya Agung.

Zuhdi, M. (2005). The 1975 Three Minister Decree and the Modernization of Indonesian Islamic Schools. American Edcuational History Journal, 32, (1), pp. 36 – 43.




DOI: https://doi.org/10.15408/tjems.v2i1.1819 Abstract - 0 PDF - 0

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0).

TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society, p-ISSN: 2356-1416, e-ISSN: 2442-9848

View My Stats