Moralitas Masyarakat Modern Perspektif Mohammed Arkoun
Abstract
Abstrak:
Etika dan Moral selalu menjadi pembahasan yang menarik untuk dikaji secara abstrak maupun sistematis. Sebab manusia secara umum, tentunya selalu ingin mengubah kehidupannya menjadi lebih baik. Manusia cenderung untuk mengikuti apa yang dikatakan benar menurutnya dan cenderung menolak apa yang dikatakan salah menurutnya. Apa yang benar, dianggap baik oleh dirinya dan apa yang salah, dianggap buruk oleh dirinya. Akan tetapi, dari hal seperti ini, timbul pertanyaan mendasar bahwa, apakah yang selama ini kita anggap sebagai kebaikan ini benar-benar baik? Dan apa yang kita anggap sebagai keburukan benar-benar buruk? Masyarakat modern selalu berupaya mencari dan menjustifikasi arti dari kebaikan dan keburukan. Dampak dari pencarian konsep moral ini seringkali berujung pada “seseorang” yang akan ter-supremasi dan ter-alienasi. Untuk membatasi arti kebaikan dan keburukan serta dampak yang akan ditimbulkan daripadanya, Arkoun memiliki penawaran universal untuk masyarakat modern hari ini. Upaya rekonstruksi nalar dan moral masyarakat yang Arkoun berikan ini berguna untuk masyarakat agar lebih murni atau objektif dalam memandang segala hal. Tidak pada subjektifitas dan perasaan ego yang dapat merusak kebaikan atau membenarkan keburukan itu sendiri. Tulisan ini setidaknya dapat membantu membentuk kembali dasar penalaran untuk moral masyarakat yang lebih baik ke depan.
Abstract:
Ethics and Morals have always been an interesting discussion to be studied abstractly and systematically. Because humans in general, of course, always want to change their lives for the better. Humans tend to follow what is said to be right according to them and tend to reject what is said to be wrong according to them. What is right is considered good by him and what is wrong is considered bad by him. However, from something like this, a fundamental question arises that, is what we have considered as good really good? And what we think of as bad is really bad? Modern society is always trying to find and justify the meaning of good and bad. The impact of this search for moral concepts often leads to "someone" being supremized and alienated. To limit the meaning of good and bad and the impact that will result from it, Arkoun has a universal offer for modern society today. Arkoun's efforts to reconstruct the reasoning and morals of society are useful for people to be more pure or objective in looking at everything. Not on subjectivity and ego feelings that can damage the good or justify the bad itself. This paper can at least help reshape the basis of reasoning for a better moral society in the future. Translated with DeepL.com (free version).
Keywords
References
Abror, Robby H., Islam Liberal; Studi Atas Pemikiran Mohammed Arkoun, Skripsi (Yogyakarta, 2001).
Arif, Mahmud, “Pertautan Epistimologi Bayani dan Pendidikan Islam”, Jurnal Al-Jami’ah Vol.40 No.1 (2002).
Arkoun, Mohammed, Islam Kontemporer Menuju Dialog Antar Agama (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011).
, La Pensée Arabe (Paris: Presses Universitaires de France, 1975).
, Mohammed, Nalar Islami dan Nalar Modern: Berbagai Tantangan dan Jalan Baru, (Jakarta: INIS, 1994).
, Mohammed, Rethinking Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996).
Azhar, Muhammad, “Etika Politik Mohammed Arkoun”, Jurnal Ishraqi Vol.10, No.1 (Yogyakarta, 2012).
Baedhowi, Humanisme Islam; Kajian Terhadap Pemikiran Filosofis Muhammad Arkoun, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017).
Bakker, Anton dan Achmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1990).
Butler, Josephine E., The Double Standard of Morality, (Philadelphia: Friends’ Intelligencer and Journal).
Erickson, Edwaed J., Musatafa Kemal Attaturk, (Oxford: Osprey Publishing, 2013).
Grenfell, Michael, Pierre Bourdieu, (Durham: Acumen Publishing, 2010).
Harris, Peter dan Ben Reilly, Demokrasi dan Konflik yang Mengakar; Sejumlah Pilihan untuk Negosiator, (Depok: AMEEPRO, 2000).
Husaini, Adian, Hegemoni Kristen-Barat, (Depok: Gema Insani, 2006).
, Adian, Wajah Peradaban Barat, (Jakarta: Gema Insani, 2005).
Imron, Ali, “Muammad Arkoun Sang Pemikir Islam Modernis”, Jurnal Tribakti Vol. 18, No.2 (Kediri,2007).
Kertanegara, Mulyadhi, Integrasi Ilmu, (Bandung: Arasy Mizan, 2005).
Mangunhardjana, Isme Isme Dalam Etika dari A sampai Z, (Yogyakarta: Kanisius, 1997).
Miftakhuddin, Kolonialisme; Ekspolitasi dan Pembangunan Menuju Hegemoni, (Sukabumi: CV Jejak, 2019).
Munir, Muchamad Agus, Konsep Humanisme Islam dan Aktualisasinya dalam Pendidikan Islam, Skripsi (Yogyakarta, 2014).
Rachman, Budi Munawar, Membela Kebebasan Beragama; Percakapan tentang Sekularisme, Liberalisme, dan Pluralisme Buku 4, (Jakarta: Democracy Project, 2011).
Rasid, Ruslan, “Konsep Pemikiran Mohammed Arkoun dalam Aina Huwa Alfikr Al-Islamiy Al-Mu’ashir”, Jurnal Humanika, Vol.19, No.1 (Sorong, 2019).
Salam, Burhanuddin, Etika Individual, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012).
Sholeh, Khudori, Filsafat Islam, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016).
Sudiardja, A., Kedalaman “Jati Diri” dalam Agama, Yogyakarta: Yayasan BP Basis, 2016, hlm.11. Juga dapat diunduh .
Sumarkan, “Islam dan Politik Kenegaraan Perspektif Muhammad Arkoun”, Jurnal Al-Daulah Vol. 2, No.2 (Surabaya, 2012).
Surur, Miftakhus, Pandangan Modern Islam dalam Pemikiran Mohammed Arkoun, Skripsi (Yogyakarta, 2009).
Syamsiyatun, Siti dan Ferry Muhammadsyah Siregar, Etika Islam dan Problematika Sosial di Indonesia, (Geneva: Globethics.net, 2013).
Veitch, John, dkk, The Rationalist; Rene Descartes, Benedict Spinoza, Gottfried Wilhelm Von Leibniz, (New York: Anchor Books Doubleday).
Yunus, Firdaus M, “Konflik Agama di Indonesia; Problem dan Solusi Pemecahannya,” Jurnal Substansia Vol.16 No.2 (2014).
DOI: 10.15408/paradigma.v5i02.31815
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.