TAKDIR DAN BUDAYA DALAM ISLAM MENURUT HAJI AGUS SALIM

Ghufron Akbari Wardana, Hanafi Hanafi

Abstract


Takdir merupakan salah satu bahasan kunci dalam tiap-tiap agama. Disebabkan oleh latar belakang dan konstruk budaya yang beragam, internalisasi paham takdir pun turut bermacam-macam. Begitu pula dengan budaya, tumbuh kembangnya tergantung pada embrio awal keberadaannya. Terkait bagaimana budaya itu dapat diidentifikasi, bergantung pada ihwal yang telah ada di dalam kebudayaan itu sendiri. Sementara, takdir pun hanya dapat diklaim apabila telah terjadi.

            Bagi Agus Salim, takdir dan budaya diintegrasikan sebagai satu kesatuan yang saling berdialektika. Mulai dari kehadiran manusia yang serba misterius; tidak dapat memilih bagaimana sistem biologisnya bekerja, hingga khazanah alam sekitar tempat kelahirannya yang menjadi pengetahuan awal terhadap apa yang sudah terjadi.

            Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui bagaimana dialektika antara takdir dan budaya melalui prosedur metodis deskriptif analisis dengan memperhatikan sosio-historis kehidupan Agus Salim. Metode deskriptif dipakai untuk mengolah data yang berkaitan dengan konsep Takdir dan Budaya, sedangkan metode analisis digunakan untuk menyingkap bagaimana takdir dalam Islam sebagai salah satu stimulan atas terbentuknya beberapa budaya, serta bagaimana ajaran Islam yang unity menjadi berbeda pada praktiknya dalam beberapa budaya.

            Hasilnya, pertautan antara takdir dan budaya layaknya ruh dan raga, berbeda tapi saling mempengaruhi satu sama lain. Menurut Agus Salim, Takdir mula-mulanya eksis di dalam budaya yang selalu tumbuh berdialektika dalam kehidupan, diwariskan dan disesuaikan dengan konteks waktu dan tempat terjadinya. Manusia yang hidup di dalam kebudayaan, memiliki budi dan daya untuk mengolah dan mengubah alam. Apa yang terjadi di alam tempat manusia hidup itu disebut dengan takdir.

            Sungguh pun begitu, ajaran tentang takdir yang menyuruh manusia untuk menerima saja apa yang ditakdirkan, menstimulus budaya untuk bergerak menuju ke arah kebenaran yang hakiki. Agus Salim menegaskan, yang paling penting dari pemahaman manusia terhadap takdir itu adalah keterpeliharaannya dari takabur dan putus asa. Bahwa apapun yang diterima atau menjadi pilihan manusia yang mengada di dalam kebudayaan, tentu dilatarbelakangi dan atau distimulus oleh satu kekuasaan dari luar diri yang berlaku atasnya.


Keywords


Takdir, Budaya, dan Agus Salim

Full Text: PDF

DOI: 10.15408/paradigma.v5i01.30751

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.