Dinamika Kesejahteraan Psikologis Guru Honorer SD Negeri 02 Tiudan, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung
Abstract
Guru honorer merupakan guru yang diangkat secara resmi oleh pemerintah untuk mengatasi kekurangan guru (Mulyasa, 2006). Birokrasi pemerintah yang kurang memperhatikan hak guru honorer membuat guru honorer harus memutar otak agar bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini bukan hanya terjadi di satu wilayah saja, namun menyebar di seluruh wilayah di Indonesia. Pemerintah diharapkan bisa memberikan perhatian khusus bagi guru-guru yang ada di seluruh Indonesia, utamanya adalah guru honorer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika kesejahteraan psikologis guru honorer SD Negeri 02 Tiudan, upaya guru honorer untuk menghadapi situasi sulit, upaya yang dilakukan guru honorer untuk mencapai kesejahteraan psikologis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah dua orang. Subjek yang pertama dengan karakteristik perempuan berada pada usia 33 tahun yang telah menjadi guru selama 11 tahun di SD Negeri 02 Tiudan. Sedangkan subjek yang kedua dengan karakteristik laki-laki berada pada usia 33 tahun yang telah menjadi guru honorer selama 8 tahun di SD Negeri 02 Tiudan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika kesejahteraan psikologis pada guru honorer SD Negeri 02 Tiudan ditunjukkan secara signifikan oleh kedua subjek. Terdapat dinamika kesejahteraan psikologis pada kedua subjek, yakni perubahan dalam fisik, psikologis, finansial, spiritual, sosial, dan kognitif. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat dinamika kesejahteraan psikologis pada guru honorer SD Negeri 02 Tiudan. Dinamika ini mengacu pada adanya perubahan yang signifikan pada kedua subjek. Upaya kedua subjek untuk menghadapi keadaan sulit adalah dengan berusaha memaksimalkan potensi yang dimiliki kedua subjek. Sedangkan untuk upaya mencapai kesejahteraan psikologis, kedua subjek mempunyai usaha yang berbeda untuk mencapai kesejahteraan psikologis. Subjek pertama mempunyai usaha yang linier dalam keilmuannya yakni membuka bimbingan belajar, sedangkan subjek yang kedua adalah memilih untuk membuka bisnis makanan, minuman, dan pulsa.
Keywords
References
Ahmadi. (2013). Manajemen Kurikulum: Pendidikan Kecakapan Hidup.Yogyakarta: Pustaka Ifada.
Bradburn, Norman M. 1969. The Structure of Psychological Well-Being. National Research Center Monographs in Social Research. Chicago: Aldine Publishing Company.
Diener, Ed. 2007. Culture and Well-Being: The Collected Works Of Ed Diener.New York: Springer is Part of Springer Science+Business.
Diener, Ed. Oishi, shigero, dan Lucas, Richard E. 2002. Personality, Culture, and Subjective Well-Being: Emotional and Cognitive Evolution of Life. Annu. Revv. 2003.
Diener, E. 2003. Subjective Well-Being Is Desirabl, But Not The Summum Bonum (Handout for University of Minnesota Interdisciplinary Workshop).
Elfindri, Jemmi Rumengan, Muhammad Basri Wello, Poltak Tobing, Fitri Yanti, Zein Elfa Eriyani, Ristapawa Indra. 2010. Soft Skills untuk Pendidik. Baduose Media.
Fakhrudin, Asef Umar. 2010. Menjadi Guru Favorit. Jogjakarta: Diva Press.
Fitria. 2016. Studi Eksploratif tentang Kesejahteraan Psikologis Guru Honorer Sekolah Negeri Di Kabupaten Bantul. Skripsi. Yogyakarta. Program Studi Psikologi, Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma.
Hadits Bukhari. www.rumaysho.com. Diakses pada tanggal 7 Mei 2017. Pukul 11:48.
Hutapea, Bonar & Yohanes Budiarto. 2016. Aplikasi Psikologi Positif Untuk Meningkatkan Well Being Guru-guru Bruderan Purwokerto. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 1.
Moelong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Naim, Ngainun. 2009. Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nastiti, Meidian Citraning & Wiwin Hendriani. 2014. Psychological Well-Being pada Guru yang Telah Menjalani Masa Pensiun. Surabaya. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan. Volume 3, No. 3.
Pinasthi, P. S., & Widiarto, R. S. 2014. Pengangkatan Tenaga Honorer Kategori Ii Di Kabupaten Bantul Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2005 Tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil. Jurusan Hukum. Universitas Atma Jaya Jogjakarta.
Poerwandari, E.K. 2005. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: Fakultas Psikologi UI.
Prastowo, Andi. 2010. Menguasai Teknik-teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: Diva Press.
Ryan, R. M., & Deci, E. L. 2001. On Happiness and Human Potentials: A review of Research on Hedonic and Eudaimonic Well Being. Annual Review Psychology.
Ryff & Keyes. 1995. The Structure of Psychological Well-Being Revisited.”
Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 69, No. 4, 719-727.
Samman, Emma. 2007. Psychological and Subjective Well-Being: A Proposal for Internationally Comparable Indicators. Paper. Oxford Poverty and Human Develompent Initiative (OPHI), Department of International Development, Queen Elizabeth House, University of Oxford.
Saroni, Muhammad. 2011. Personal Branding Guru. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Setiawan, Heri. 2014. Psychological Well-Being Pada Guru Honorer Sekolah Dasar Di Kecamatan Wonotunggul Kabupaten Batang. Skripsi. Semarang. Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sumule, R. P. 2008. Psychological Well-being pada Guru yang Bekerja di Yayasan PESAT Nabire, Papua. Skripsi. Depok. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.
Suryabrata, Sumadi. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabetta.
Yamin, Martinis. 2006. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta: Gaung Persada Press.
DOI: 10.15408/jpa.v8i1.24367
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Jurnal Penyuluhan Agama (JPA)