Kaesang's Coat-Tail Effect: Influence and Implications for PSI's Political Branding in the 2024 Election
Abstract
Abstract. In the Indonesian political system, the coat-tail effect phenomenon is often utilized by political parties to increase electability through popular public figures. The coat-tail effect refers to a situation where the popularity of a figure can have a positive impact on vote support for other parties or candidates affiliated with them. One example of the implementation of this strategy is the appointment of Kaesang Pangarep, President Joko Widodo's youngest son, as Chairman of the Indonesian Solidarity Party (PSI) ahead of the 2024 elections. With his popularity as a young figure and his closeness to the president, Kaesang was expected to boost PSI's votes to reach the 4% parliamentary threshold. This study aims to analyze the influence and implications of Kaesang Pangarep's Coat-tail effect in increasing the votes of the Indonesian Solidarity Party (PSI) in the 2024 Election using a political branding approach. The research method used is qualitative and non-participant observation. The results showed that despite Kaesang's high popularity as a public figure, his involvement did not succeed in pushing PSI over the 4% parliamentary threshold, with votes only reaching 2.8%. Some of the main factors that led to this failure include the weak institutionalization of PSI's ideology, delays in campaign strategy, and the negative sentiment towards dynastic politics attached to Kaesang's figure. The research also found that Kaesang's presence managed to increase public attention, especially among young voters. This finding confirms that the popularity of public figures must be balanced with a structured political branding strategy and strong party ideological values to create a significant electoral impact.
Keywords: Coat-tail effect, Political branding, Indonesian Solidarity Party (PSI), Election 2024.
Abstrak. Dalam sistem politik Indonesia, fenomena coat-tail effect sering dimanfaatkan oleh partai-partai politik untuk meningkatkan elektabilitas melalui tokoh-tokoh publik yang populer. Coat-tail effect mengacu pada situasi di mana popularitas seorang figur dapat membawa dampak positif terhadap dukungan suara bagi partai atau kandidat lain yang berafiliasi dengannya. Salah satu contoh penerapan strategi ini adalah pengangkatan Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo, sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menjelang Pemilu 2024. Dengan popularitasnya sebagai figur muda dan kedekatannya dengan presiden, Kaesang diharapkan dapat mendongkrak suara PSI agar mencapai ambang batas parlemen sebesar 4%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dan implikasi Coat-tail effect Kaesang Pangarep dalam meningkatkan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Pemilu 2024 dengan menggunakan pendekatan political branding. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan observasi non-partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun Kaesang memiliki popularitas tinggi sebagai figur publik, keterlibatannya tidak berhasil mendorong PSI melewati ambang batas parlemen sebesar 4%, dengan perolehan suara hanya mencapai 2,8%. Beberapa faktor utama yang menyebabkan kegagalan ini meliputi lemahnya pelembagaan ideologi PSI, keterlambatan dalam strategi kampanye, dan sentimen negatif terhadap politik dinasti yang melekat pada sosok Kaesang. penelitian juga menemukan bahwa kehadiran Kaesang berhasil meningkatkan perhatian publik, terutama dari kalangan pemilih muda. Temuan ini menegaskan bahwa popularitas figur publik harus diimbangi dengan strategi branding politik yang terstruktur dan nilai ideologis partai yang kuat untuk menciptakan dampak elektoral yang signifikan.
Kata Kunci: Coat-tail effect, Political Branding, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Pemilu 2024.
Keywords
References
Abadi, S. A. (2022). Mekanisme Penetapan Ambang Batas (Threshold) Terhadap Stabilitas Sistem Presidensial Dan Sistem Multipartai Sederhana Di Indonesia. Jurnal Konstitusi Dan Demokrasi, 2(1), 10–35. https://doi.org/10.7454/jkd.v2i1.1202
Amalia, L. S., Budiatri, A. P., Sweinstani, M. K. D., Kusumaningtyas, A. N., & Ekawati, E. (2021). Simultaneous Elections and the Rise of Female Representation in Indonesia. Journal of Current Southeast Asian Affairs, 40(1), 50–72. https://doi.org/10.1177/1868103421989716
Anugerah, B. (2023). Seberapa Penting Efek Ekor Jas. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.10481.04963
Apriani, K. D. (2019). Efek Ekor Jas dan Identifikasi Partai Politik dalam Pemilu Serentak 2019 di Bali. Jurnal Bali Membangun Bali, 2(1), 11–20. https://doi.org/10.51172/jbmb.v2i1.35
Arenas, A. (2024). Coat-tail effect effects and turnout: Evidence from a quasi-experiment. Research & Politics, 11(1), 20531680241229930. https://doi.org/10.1177/20531680241229930
Armawati, S., & Ratnasari. (2022). Political Branding Ganjar Pranowo Through Instagram Social Media @ganjar_pranowo. Restorica: Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara Dan Ilmu Komunikasi, 8(1), 1–16. http://journal.umpalangkaraya.ac.id/index.php/restorica
Cabui, C. E. (2022). Refleksi kinerja pemerintahan presiden jokowi selama tiga tahun pada periode kedua pemerintahan. Jurnal Adhikari, 1(04), 221–225. https://journal.unindra.ac.id/index.php/teraputik/index
Cahyono, A. D. (2021). Pengaruh Popularitas Calon Presiden dan Wakil Presiden Terhadap Kehadiran dan Preferensi Memilih dalam Pemilihan Umum tahun 2019 di Kecamatan Magelang Utara , Kota Magelang. Journal of Politic and Government Studies, 10(3), 328–343.
Fure, C. I., Pati, A. B., & Posumah, D. (2020). Strategi Pdi-Perjuangan Dalam Pemenangan Calon Legislatif Perempuan Di Kabupaten Halmahera Barat. Jurnal Politico, 9(1).
Gumilang. (2016). Metode Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bimbingan dan Konseling. Jurnal Fokus Konseling, 154–157.
Hamid, A. A., Sujarwo, & Moenawar, A. (2023). Sistem Multipartai Dalam Pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif Di Indonesia Pasca Orde Baru. Journal De Jure, 15(April), 21–32.
I Putu Sastra Wingarta, Berlian Helmy, Dwi Hartono, I Wayan Mertadana, & Reda Wicaksono. (2021). Pengaruh Politik Identitas terhadap Demokrasi di Indonesia. Jurnal Lemhannas RI, 9(4), 117–124. https://doi.org/10.55960/jlri.v9i4.419
Icha Rastika. (2024). Hasil Pileg 2024: PSI Gagal Masuk DPR, Cuma Dapat 2,8 Persen Suara Sah. Kompas.Com. https://nasional.kompas.com/read/2024/03/20/19242271/hasil-pileg-2024-psi-gagal-masuk-dpr-cuma-dapat-28-persen-suara-sah
Jovano Deivid Oleyver Palenewen, & Murniyati Yanur. (2022). Penerapan Sistem Pemilu Di Indonesia Pasca Reformasi. Wacana: Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Interdisiplin, 9(2), 502–520. https://doi.org/10.37304/wacana.v9i2.7766
Khamimiya, A. R., Fauzi, A. M., & Affandi, M. A. (2023). Keterlibatan Selebriti Sebagai Politisi: Penguatan Partai Politik atau Penggalangan Suara. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (JISIP).
KPU. (2019). Rekapitulasi Per Kabupaten/Kota DPT Pemilu Tahun 2019. https://opendata.kpu.go.id/dataset/3022f6368-ae0e132fc-68b02fcb6-4c7b7
Lamabelawa, M. (2020). Jariangan Sosial dan Mobilisasi Pemilih Dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Flores Timur Tahun 2017.
Newman, B. (1994). The Marketing of the President: Political Marketing as Campaign Strategy. https://doi.org/10.4135/9781483326702
Novfirmansyah. (2022). Coat-tail Effect Prabowo Terhadap Perolehan Suara Partai Gerindra Pada Pemilu Legislatif Tahun 2019 di Kota Padang Panjang (Vol. 9). Universitas Andalas.
Nurul, L. R. L. (2019). Pengaruh Penggunaan Figur Publik Dalam Kampanye Terhadap Tingkat Perolehan Suara Pada Pemilihan Kepala Daerah Jawa Barat Tahun 2018 di Kota Bandung.
PSI. (2024). Kaesang Generasi Baru Politikus Muda, Wajar Banyak yang Pedekate. PSI. https://psi.id/psi-kaesang-generasi-baru-politikus-muda-wajar-banyak-yang-pedekate/
Rich, T. S. (2018). Coat-tail Effects and Mixed Electoral Systems: EVIDENCE FROM TAIWAN’S 2016 ELECTION. Journal of East Asian Studies, 18(1), 47–66. https://doi.org/DOI: 10.1017/jea.2017.25
Sanur, D. L. (2024). Hasil Rekapitulasi Suara Nasional Pemilu 2024. Info Singkat, XVI(6), 4–5.
Sardini, N., & Erowati, D. (2020). “The Coat-tail effect-Effect” in the Concurrent Elections in Indonesia: Study on Increasing Turnouts and Use of Voting Rights in the 2019 Elections. 2, 1–4. https://doi.org/10.4108/eai.21-10-2019.2294415
Sekretariat Kabinet Indonesia. (2019). Naik 61% Dibanding 2014, Anggaran Penyelenggaraan Pemilu 2019 Capai Rp25,59 Triliun. https://setkab.go.id/naik-61-dibanding-2014-anggaran-penyelenggaraan-pemilu-2019-capai-rp2559-triliun/
Safia Banurea, I., & Maulina, P. (2022). Political Branding Edy Rahmayadi pada Kampanye Pilgub Sumatera Utara Tahun 2018 melalui Instagram. Jurnal Ilmu Komunikasi Andalan) |, 5(2), 115–137. https://ejurnal.unma.ac.id/index.php/jika/
Solihah, R. (2018). Peluang dan tantangan pemilu serentak 2019 dalam perspektif politik. Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 3(1), 73. https://doi.org/10.14710/jiip.v3i1.3234
Subiyanto, A. E. (2020). Pemilihan Umum Serentak yang Berintegritas sebagai Pembaruan Demokrasi Indonesia. Jurnal Konstitusi, 17(2), 355. https://doi.org/10.31078/jk1726
The Economist Intelligence Unit. (2023). Indonesian Democracy Index 2023. https://www.eiu.com/n/campaigns/democracy-index-2023/
Usep Saepul Ahyar. (2023). Populi Center: Elektabilitas PSI naik karena figur Kaesang. Populi Center. https://www.antaranews.com/berita/3825174/populi-center-elektabilitas-psi-naik-karena-figur-kaesang
Wisnujati, G., Fitriyah, & Yuwanto. (2021). Marketing Politik Partai Gerindra Untuk Pemenangan Pemilu Legislatif Kabupaten Kebumen Tahun 2019. Journal of Politic and Government Studies, 10, 181–195. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpgs/article/view/32096%0Ahttps://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpgs/article/download/32096/25887
DOI: 10.15408/jisi.v5i2.43589
Copyright (c) 2024 Kristian Hamonangan Siregaf
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.