Konsistensi Partai Keadilan Sejahtera di Luar Pemerintahan Joko Widodo pada Periode 2014-2019 dan 2019-2024

Sarah Soraya

Abstract


Abstract. In 2019 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) chose to be in another carriage of opposition, although other major parties tried to make friends with the government. Referring to the vote in the 2014-2019 elections, the number of PKS voters increased sharply by 36% to a difference of 3,013,459 votes, from 2019 to 2014. Therefore, this article will examine what factors made the Prosperous Justice Party choose to remain in opposition during the two periods of Joko Widodo's leadership as well as the impacts obtained both internally and governmently. This research uses qualitative method. The results showed that when compared to most other parties that voted to join the coalition, they chose to be consistent. This was done to attract new voters. On the other hand, they are is trying to defend its base of voters. The opposition is doing it in the legislative sector while still providing constructive inputs. The impact of the decision is to get a positive response with the increase in votes and flexibility in expressing opinions in parliament.

Keywords: Opposition, PKS, political parties, base voters, vote increase.

Abstrak. Pada tahun 2019 PKS memilih untuk berada di gerbong lain yaitu oposisi, meskipun partai besar yang lain beramai-ramai berusaha untuk berkawan dengan pemerintah. Mengacu pada perolehan suara pada pemilu 2014-2019, jumlah pemilih PKS mengalami kenaikan yang cukup tajam sebanyak 36%. Sehubungan dengan itu artikel ini akan mengkaji faktor yang membuat PKS memilih beroposisi selama dua periode Joko Widodo serta dampak yang didapatkan baik internal maupun pemerintah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika dibandingkan dengan kebanyakan partai lain yang memilih untuk bergabung dengan koalisi, PKS memilih untuk konsisten. Hal tersebut dilakukan untuk menarik minat pemilih baru, sekaligus berusaha mempertahankan para base voters. Oposisi dilakukan dalam sektor legislatif dengan tetap memberikan masukan-masukan konstruktif. Dampak dari keputusan beroposi yaitu mendapatkan respon positif dengan adanya kenaikan suara dan keleluasaan berpendapat dalam parlemen.

Kata Kunci: Oposisi, PKS, partai politik, base voters, kenaikan suara.


Keywords


Opposition; PKS; Political Parties; Base Voters; Vote Increase; Oposisi; Partai Politik; Kenaikan Suara;

References


Admojo, Tuswoyo. 2016. “Peran Partai Oposisi di Parlemen Pasca Pemilu Presiden 2014 ”, Jurnal Politik, Vol.1 No. 2, Desember.

Agustino, Leo. 2014. “Pemilihan Umum di Indonesia Tahun 2014”, Prisma Majalah Pemikiran Sosial Ekonomi Demokrasi di Bawah Cengkraman Oligarki, Vol.33 No.1, Januari.

Akmar, Zaiyatul. 2019. “Konflik Internal Partai Keadilan Sejahtera Tahun 2016: Studi Kasus Konflik Fahri Hamzah dengan Pimpinan DPP PKS”, Jurnal Ilmu Politik, Vol.10 No.1, April.

Erdianto, Kristian. 2019. "Mungkinkah Hanya PKS Yang Bertahan Jadi Oposisi?", https://nasional.kompas.com, 29 Juni.

Kompas.com. 2019. "Fahri Hamzah Prediksi PKS Tak Mampu Lolos Ke DPR di Pemilu 2019"Kompas.com, 03 Maret.

Madjid, Nurcholish. 1998. Dialog Keterbukaan. Jakarta: Paramadina, 1998.

Muhtadi, Burhanuddin. 2012. Dilema PKS: Suara dan Syariah. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Nainggolan, Bestian. 2016. Partai Politik Di Indonesia 1999-2019: Konsentrasi dan Dekonsentrasi Kuasa. Jakarta: Kompas Media Nusantara.

Noor, Firman. 2016. “Oposisi Dalam Kehidupan Demokrasi : Arti Penting Keberadaan Oposisi Sebagai”, Masyarakat Indonesia, Vol. 42 No.1, Juni.

Prasetio, Ade. 2018. “Model Oposisi Partai Politik Di Indonesia : Studi Respons Gerindra dan PKS Terhadap Pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla Pada Tahun 2014-2017”, Skripsi S1, UIN Syarif Hidayatullah.

Suryani. 2018. Disalignment of Political Parties in Indonesia : Study on the Declining Electability of Prosperous Justice Party (PKS) in General Election 2014. Atlantis Press: Third International Conference on Social and Political Sciences (ICSPS 2017).


Full Text: PDF

DOI: 10.15408/jisi.v2i2.24955



Copyright (c) 2022 Sarah Soraya

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.