Menggagas Sosiologi Agama
DOI:
https://doi.org/10.15408/ref.v2i3.14340Keywords:
Sosiologi, Agama, Sekularisasi, Peter L. BergerAbstract
Artikel ini mengeksplorasi kegelisahan Peter L. Berger terhadap persepsi umum di Amerika tentang sosiologi, yang sering kali dipandang sebelah mata dan dianggap sebagai lelucon, terutama dibandingkan dengan psikologi. Mispersepsi ini muncul karena kurangnya pemahaman tentang sosiologi, yang sering kali disamakan dengan pekerjaan sosial. Sosiologi sebenarnya adalah usaha untuk memahami masyarakat, bukan sekadar praktik sosial. Dalam konteks sosiologi agama, disiplin ini bertujuan untuk memahami agama sebagai fenomena sosial yang integral, sebagaimana yang telah dilakukan oleh para pendiri sosiologi seperti Emile Durkheim, Max Weber, dan Karl Marx. Sayangnya, kajian agama dalam sosiologi kontemporer mengalami penurunan, dengan fokus yang lebih besar pada sekularisasi. Namun, dengan kebangkitan minat terhadap agama di berbagai belahan dunia, sosiologi agama kembali mendapatkan perhatian. Kajian agama dalam sosiologi adalah kajian penting dan mendasar, yang sesungguhnya mencerminkan inti dari sosiologi itu sendiri.References
Berger, Peter L. Invitation to Sociology: A Humanistic Perspective, New York: Anchor Books, 1963.
Berger, P. and Luckman, TI. “Sociology of Religion and Sociology of Knowledge”, dalam Roland Robertson, Sociology of Religion, Singapore: Penguin Edition, 1984.
Gellner, Earnest. “A Pendulum Theory of Islam,” dalam Roland Robertson, Sociology of Religion, Singapore: Penguin Edition, 1984.
Hamilton, Malcolm. Sociology and the World’s Religions, New York: St. Martin’s Press, 1998.
Morris, Brian. Anthropological Studies of Religion: An Introductory Text, Cambridge, Cambridge University Press, 1991.
Parsons, Talcott. “Introduction”, dalam Max Weber, The Sociology of Religion, Boston: Beacon Press, 1993.