Peningkatan Ketahanan Mental Remaja Melalui Peer Group Counseling Dalam Wadah Duta Remaja Sehat Jiwa
Abstract
Adolescence is a stage of development that is very vulnerable to shocks. This shock can affect the mental resilience of adolescents. Very few students take advantage of the existence of BK to consult the conflicts they experience. Teenagers tend to prefer telling stories to their peers. So the peer counselor program is expected to be one of the programs that can be implemented to maximize mental health services in schools. In the community service program this time the team used the health promotion method with a peer approach to make a positive impact. as many as 15 students took part in this program in a forum for youth ambassadors who would become a place to vent for their friends. The material provided is mental health, spiritual values, deep breathing relaxation techniques and role play as a peer counselor. The results of the comparison are shown from the pre and post values, that is, before being given knowledge about peer counselors, adolescents were in the low category of 8 people, medium 6 people and 1 high person. Meanwhile, after being given education about peer counselors, the knowledge of adolescents increased to 8 people in the medium category, 7 people in the high category and none in the low category. The hope is that the counselor can become a bridge from professionals in dealing with the problems of their peers.
Keyword: Teenager; Mental; Peergroupcounseling; youthambassador; soul
Abstrak
Remaja adalah suatu tahap perkembangan yang sangat rentan mengalami goncangan. Goncangan ini dapat memengaruhi ketahanan mental remaja. Sedikit sekali siswa yang memanfaatkan keberadaan BK untuk mengkonsultasikan konflik yang mereka alami. Remaja cenderung lebih memilih bercerita terhadap dengan teman sebayanya. Maka program konselor sebaya diharapkan menjadi salah satu program yang dapat dilakukan guna memaksimalkan layanan kesehatan mental di sekolah. Pada program pengabdian masyarakat kali ini tim menggunakan metode dengan cara promosi Kesehatan dengan pendekatan melalui teman sebaya untuk memberikan pengaruh positif. sebanyak 15 siswa mengikuti program ini dalam wadah duta remaja yang akan menjadi tempat curhat untuk temannya. Materi yang diberikan adalah kesehatan mental, nilai spiritual, tekhnik relaksasi napas dalam serta role play sebagai peer conselor. Hasil dari kegiatan ini diperoleh dari pre-post test yang menunjukkan data bahwa peserta mendapatkan nilai yang meningkat dari sebelum diberikan pengetahuan tentang konselor sebaya. Hasil perbandingan ditunjukkan dari nilai pre dan post yaitu sebelum diberi pengetahuan tentang konselor sebaya remaja berada dikategori rendah sebanyak 8 orang, sedang 6 orang dan tinggi 1 orang, sedangkan setelah diberikan Pendidikan tentang konselor sebaya pengetahuan remaja meningkat menjadi 8 orang dikategori sedang, 7 orang dikategori tinggi dan kategori rendah tidak ada. Harapannya, konselor dapat menjadi jembatan dari tenaga professional dalam menangani masalah teman sebayanya.
Kata Kunci: Remaja; Mental; Peergroupcounseling; Duta Remaja; Jiwa
Full Text:
PDFReferences
Abdi, F., & Simbar, M. (2013). The Peer Education Approach In Adolescents. Iranian Journal Of Public Health, 1200-1206.
astiti, S. P., 2019. Efektivitas Konseling Sebaya (Peer Counseling) Dalam Menuntaskan. Indonesian Journal Of Islamic Psychology, 1(2).
Choirunnisa, R., Syamsiah, S. & Komala, I. R., 2020. Berbagai Stresor Psikososial Seringkali Dikaitkan Dengan Terjadinya Masalah. Fakultas Ilmu Kesehatan.
Dewi, G., & B, C. H. (2015). Resiliensi Pada Remaja Yatim Piatu Yang Tingal Di Panti Asuhan. Jurnal Spirits, 29-36
Frutos, T. H., & Vicen, H. (2014). Factors Of Risk And Prktection/Resilience In Adolescent Scholar Bullying. Jurnal Revista International De Sociologia, 583-608.
G, G. M., Lopez, I., & Andresen, J. J. (2003). New Oxford Textbook Of. Oxford University Press.
Hockenberry, M. J., & Wilson, D. (2015). Wong’s Nursing Care Of Infants And Children. Elseiver.
Hurlock, 1992. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Lawrence, D., S, J., J, H. & Dhk, 2015. The Mental Health Of Children And Adolescents, Canberra: Australian Child And Adolescents Survey Of Mental Healh And Wellbeing.
Murniasih, S. (2021). Bimbingan Teman Sebaya Dalam Layanan Bimbingan . G-Couns , 184-191.
Romeo, R. (2014). Perspectives On Stress Resilience And Adolescent Neurobehavioral Function. Neurobiol Stress Journal, 128-33.
Rufaida, S. A., Wardani, I. Y. & Panjaitan, R. U., 2021. Dukungan Sosial Teman Sebaya Dan Masalah Kesehatan Jiwa. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 4(1), Pp. 175-184.
Salmiati, S., Hasbahuddin, H., & Bakhtiar, M. I. (2018). Pelatihan Konselor Sebaya Sebagai Strategi Pemecahan Masalah Siswa. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 36.
Santrock, J. W., 1999. Life-Span Development. 7 Penyunt. New York: Mc Graw Hill.
Suwarjo. (2008). Konseling Teman Sebaya (Peer Counseling) Untuk Mengembangkan Resiliensi Remaja. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 1-16.
Tindall, J. D. & Gray, H. D., 1985. Peer Counseling: In-Depth Look At Training Peer Helpers. Muncie: Accelerated Development Inc.
Videbeck, S. (2011). Psychiatric-Mental Health Nursing. Lippincot Williams Dan Wilkins.
Who. (2020). Adolescent Mental Health. Amerika: World Health Organization.
Yasipin, Rianti, S. A. & Hidaya, N., 2020. Peran Agama Dalam Membentuk Kesehatan Mental Remaja. Jurnal Manthiq, 5(1).
Yuniarti, Zakiah, Maslani, N. & Farhat, Y., 2022. Peran Duta Remaja Sadar Anemia Dan Pemberdayaan Teman Sebaya (Peer Group Sharing) Dalam Peningkatan Kadar Hb Remaja Putri. Jurnal Rakat Sehat, 1(1).
DOI: https://doi.org/10.15408/sjsbs.v10i3.32151 Abstract - 0 PDF - 0
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.