Analisis Nilai Tambah Agroindustri Singkong pada Industri Rumah Tangga di Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang
Abstract
East Sepatan District of Tangerang Regency has potential products from agroindustry of cassava such as flour, tapai, chips, crackers, and opak. So far, these products are still produced by home industry scale where they used only traditional tools. However, each product has value-added that can give the household more income. The objectives of this research are to analyze the value-added of products by agroindustry cassava and to analyze the income and bussiness efficiency of cassava agroindustry in East Sepatan district. Samples used for this research taken based on criteria that is the amount of raw material use (cassava). With 11 respondents were obtained for several types of products namely opak, tapai, chips, and cassava flour. The analytical method used to adopt Hayami’s value-added model. The results showed that all products have high value-added (more than 40%). The more use of inputs, the more efficient production will be.
Keywords : cassava products, income, value-added, production efficiency
Abstrak
Kecamatan Sepatan Timur Kabupaten Tangerang memiliki produk potensial dari agroindustri singkong seperti tepung, tapai, kerupuk, keripik, dan opak. Sejauh ini, produk tersebut masih diproduksi pada skala rumah tangga dan menggunakan peralatan tradisional. Namun demikian, setiap produk memiliki nilai tambah yang dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga. Tujuan dari penelitiani ini adalah untuk menganalisis nilai tambah dari produk-produk hasil olahan singkong dan menganalisis pendapatan serta efisiensi usaha agroindustri singkong di Kecamatan Sepatan Timur. Sampel yang digunakan pada penelitian ini diambil berdasarkan kriteria jumlah penggunaan bahan baku singkong. Dengan 11 orang responden, diperoleh beberapa jenis produk olahan yaitu, opak, tapai, kerupuk, dan tepung singkong. Metode analisis mengadopsi model nilai tambah Hayami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua produk memiliki nilai tambah yang tinggi (lebih dari 40%). Penggunaan input yang lebih banyak akan lebih mengefisienkan produksi.
Kata kunci : produk olahan singkong, pendapatan, nilai tambah, efisiensi produksi
Full Text:
PDFReferences
Astuti, R.D, T. Koerniawati, M. Hardani. 2012. Identifikasi Hubungan Jangka Panjang dan Analisis Keberadaan Rantai Pasok di Agroindustri Kerupuk Singkong dalam Rangka Mewujudkan Penganekaragaman Pangan.
Kusno, K, A.P. Rahayu, E. Suminartika, A. Charina. 2018. Analisis Penentuan Persediaan Singkong sebagai Bahan Baku Tape Singkong pada Agroindustri Peuyeum Abas Sawargi, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Jurnal Paspalum. Vol. 6(1). PP. 10-19.
Marimin dan Nurul Maghfiroh. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Rantai Pasok. IPB Press. Bogor.
Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.
Nabilah, Sharfina dkk. 2015. Analisis Finansial Usahatani Kedelai dan Nilai Tambah Tahu di Kabupaten Lombok Tengah. SEPA. Vol. 12 No.1; hal 1118.
Nurhayati, A. 2019. Analisis Kelayakan Usaha Agroindustri Tape Singkong di Desa Candibinangun Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan. Jurnal Agroteknika. Vol. 2(2). PP. 75-84.
Raharja, A, B. Setiawan, R. Isaskar. 2013. Analisis Usaha Agroindustri Kerupuk Singkong (Studi Kasus di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu). Jurnal Habitat. Vol. 24(3). PP. 223-229.
Rogayah dan E. Haryanto. 2019. Kondisi Ekonomi Agroindustri Keripik Singkong Mbak Sur di Desa Mekarsari Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi. Jurnal Media Agribisnis Vol. 4(1). PP. 34-42.
Soekartawi. 2001. Pengantar Agroindustri. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Soekartawi. 2016. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta.
Suratiyah, Ken. 2015. Ilmu Usahatani Edisi Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta.
DOI: https://doi.org/10.15408/saj.v1i1.20530 Abstract - 0 PDF - 0
Refbacks
- There are currently no refbacks.