PEREMPUAN DALAM FEMININITAS DAN FEMINITITAS BARU

Gian Nova Sudrajat Nur

Abstract


Abstract. This paper discusses about femininity and new femininity. Femininity is assumed as women labeling, what women should do in their daily life according to the society. New femininity is defined as new wave for the women labeling mentioned before. Qualitative method is used in this paper by using literature review. This study aims to explain how do the women place in the femininity and new femininity. Results of the study show that in femininity women are considered as object of control practices in order to become an obedient body to achieve something that is 'normal' and 'ideal'. The new femininity invites women to enjoy the practice of femininity by making themselves subject, not making themselves objects of existing femininity practices. Women represent themselves based on their own desires. Women who appear as feminine does not mean merely wanting to get recognition as an ideal woman, but rather being feminine is what they do is an expression of themselves who wants to be displayed in the public sphere.

 

Abstrak. Tulisan ini mendiskusikan mengenai feminitas dan feminitas baru. Femininitas diasumsikan sebagai pelabelan terhadap perempuan, tentang bagaimana perempuan harus berlaku dalam kesehariannya di lingkungan sosial masyarakat. Feminitas baru diasumsikan sebagai arah baru bagi pelabelan yang ditempelkan kepada perempuan tersebut. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur, artikel ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana tempat perempuan dalam femininitas dan femininitas baru. Pemaparan studi menunjukkan bahwa dalam femininitas perempuan dianggap sebagai objek praktik pengendalian agar menjadi tubuh yang patuh untuk mencapai sesuatu yang ‘normal’ dan ‘ideal’. Femininitas baru mengajak perempuan untuk menikmati praktik femininitas ini dengan menjadikan dirinya sebagai subjek, bukan menjadikan dirinya sebagai objek dari praktik-praktik femininitas yang ada. Perempuan merepresentasikan dirinya berdasarkan keinginannya sendiri. Perempuan yang tampil sebagai feminin bukanlah berarti sekedar ingin mendapatkan pengakuan sebagai perempuan yang ideal, melainkan menjadi feminin yang mereka lakukan adalah ekspresi dari diri mereka sendiri yang ingin ditampilkan di ranah publik.

 


Keywords


perempuan; feminisme; femininitas; femininitas baru; women; feminism; femininity; new femininity

References


Althusser, L. (1971). Ideology and Ideological State Apparatuses (Notes Towards an Investigation). Monthly Review Press.

Barker, C. (2004). Cultural Studies: Teori & Praktik. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Bartky, S. L. (1997). “Foucault, Femininity, and the Modernization of Patriarchal Power”. Feminist Social Thought: A reader, Routledge, pp. 93-111.

Butler, J. (1990). Gender Trouble: Feminism an The Subversion of Identity. London: Routledge.

Priyatna, A. (2018). Kajian Budaya Feminis: Tubuh, Sastra, dan Budaya POP (M. Subekti Ed. 3 ed.). Yogyakarta: CV. Arti Bumi Intaran.

Suryani, E. (2012). Filologi. Bogor: Ghalia.

Taylor, A. (2003). “What’s New about ‘the New Femininity’ Feminism, Femininity, and the Discourse of the New”. Hecate, Vol 23(2), pp, 182-198.

www.lintas.me/woman/beauty/editor/perubahan-tren-bentuk-tubuh-ideal-dari-masa-ke-masa (diakses 8 September 2018)


Full Text: PDF

DOI: 10.15408/harkat.v16i1.15763

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender