IDENTIFIKASI KEMAMPUAN PENALARAN SISWA KELAS XI DI MAN 4 BANTUL PADA SUHU DAN KALOR
Abstract
Abstract
Reasoning skill is essential for students to have to face the challenges of the 21st century. This study aims to determine the percentage of students' reasoning skills based on deductive hypothesis, inductive hypothesis, and reflective abstraction. This research used a descriptive method involving 26 students of Islamic Senior High School 4 Bantul. The data from tests were analyzed quantitatively, while the data from interviews were analyzed qualitatively as supporting data. The results showed that the indicators of deductive hypothesis: Aspects of explaining a fact, there are 62% of students explained the facts correctly but were incomplete and 38% of students explained the facts incorrectly; Aspects of making conclusions deductively, there are 77% of students made correct conclusions but were incomplete and 23% of students made incorrect conclusions. Based on inductive hypothesis indicators: Aspects of making conclusions inductively, all students can make conclusions, but incorrect in associating equations; Aspects of giving reasons, all students gave incorrect reasons. Based on indicators of reflective abstraction: Aspects of developing concepts, there are 50% of students who can connect concepts in a case correctly and 50% of students incorrectly connect concepts in a case. This showed that students' reasoning skill is still low.
Abstrak
Kemampuan penalaran penting dimiliki oleh siswa untuk menghadapi tantangan abad 21. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase kemampuan penalaran siswa berdasarkan hipotesis deduktif, hipotesis induktif dan abstraksi reflektif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang melibatkan 26 siswa MAN 4 Bantul. Data dari tes dianalisis secara kuantitatif, sedangkan data dari wawancara dianalisis secara kualitatif sebagai data pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada indikator hipotesis deduktif: Aspek menjelaskan fakta, terdapat 62% siswa yang menjelaskan fakta secara tepat namun kurang lengkap dan 38% siswa kurang tepat dalam menjelaskan fakta; Aspek membuat kesimpulan secara deduktif, terdapat 77% siswa membuat kesimpulan dengan tepat namun kurang lengkap dan 23% siswa membuat kesimpulan yang kurang tepat. Berdasarkan indikator hipotesis induktif: Aspek membuat kesimpulan secara induktif, semua siswa dapat membuat kesimpulan, namun tidak tepat dalam mengaitkan persamaan; Aspek memberi alasan, semua siswa memberikan alasan yang kurang tepat. Berdasarkan indikator abstraksi reflektif: Aspek pengembangan konsep, sebanyak 50% siswa mampu menghubungkan konsep dalam suatu kasus secara tepat dan 50% siswa kurang tepat dalam menghubungkan konsep pada suatu kasus. Hal ini menunjukkan kemampuan penalaran siswa masih rendah.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdurrahman, D., Efendi, R., & Wijaya, A. F. C. (2013). Profil Tingkat Penalaran dan Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMA dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Ranking Task Exercise Peer Instruction. Jurnal Wahana Pendidikan, 1,84–91. http://dx.doi.org/10.17509/wapfi.v1i1.4897
Bancong, H., & Subaer. (2013). Profil Penalaran Logis Berdasarkan Daya Berpikir dalam Memecahkan Masalah Fisika Peserta Didik. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2(2), 195–202. https://doi.org/10.15294/jpii.v2i2.2723
Brookes, D. T., & Etkina, E. (2015). The Importance of Languange in Students’ Reasoning about Heat in Thermodynamic Processes. International Journal of Science and Education, 3(2), 1–23. http://dx.doi.org/10.1080/09500693.2015.1025246
Ding, L. (2014). Verification of Causal Influences of Reasoning Skills and Epistemology on Physics Conceptual Learning. Physical Review Special Topics - Physics Education Research, 023101, 1–5. https://doi.org/10.1103/PhysRevSTPER.10.023101
Erlina, N., Supeno, & Wicaksono, I. (2017). Penalaran Ilmiah dalam Pembelajaran Fisika. Seminar Nasional Tahun 2016. Surabaya: Pascasarjana Pendidikan Sains Universitas Negeri Surabaya.
Fadlulloh, M. (2017). Pengaruh Strategi Metakognisi Terhadap Kemampuan Penalaran Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pabedilan pada Materi Suhu dan Kalor. UIN Sunan Kalijaga.
Giancoli, Douglas C. (2014). Fisika: Prinsip dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Gunawan. (2016). Pemetaan Profil Kemampuan Penalaran Calon Guru Fisika di FKIP Universitas Mataram. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Teknologi, 2(1), 1–6.
http://dx.doi.org/10.29303/jpft.v2i1.427
Markawi, N. (2013). Pengaruh Keterampilan Proses Sains, Penalaran dan Pemecahan Masalah Terhadap Hasil Belajar Fisika. Jurnal Formatif, 3(1), 11–25. http://dx.doi.org/10.30998/formatif.v3i1.109
Nurhayati, Yuliati. L., & Mufti, N. (2016). Pola Penalaran Ilmiah dan Kemampuan Penyelesaian Masalah Sintesis Fisika. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 1(8), 1594–1597. http://dx.doi.org/10.17977/jp.v1i8.6674
Ramdhani, S. (2017). Analisis Kemampuan Penalaran Analogis Mahasiswa Pendidikan Matematika dalam Persamaan Diferensial Ordo Satu. Jurnal PRISMA, 6(2), 162-172. https://dx.doi.org/10.35194/jp.v6i2.62
Rimadani, E., Parno, & Diantoro, M. (2017). Identifikasi Kemampuan Penalaran Siswa SMA pada Materi Suhu dan Kalor. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 2(6), 833–839. http://dx.doi.org/10.17977/jptpp.v2i6.9440
Riyadi, S., & Suprapto, N. (2013). Studi Korelasi Penalaran Konsep Fisika dan Penalaran Matematika Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMAN 15 Surabaya pada Pokok Bahasan Gerak Parabola. Jurnal Inovasi Pendidikian Fisika, 2(3), 75–79.
Sari, I. P., Ertikanto, C., & Sesunan, F. (2017). Perbandingan Kemampuan Multirepresentasi Fisika Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Konkret Dan Formal Siswa. Jurnal Pembelajaran Fisika, 5(5), 21–31.
Shofiyah, N., Supardi, Z. A. I., & Jatmiko, B. (2013). Mengembangkan Penalaran Ilmiah (Scientific Reasoning) Siswa Melalui Model Pembelajaran 5E pada Siswa Kelas X SMAN 15 Surabaya. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2(1), 83–87. http://doi.org/10.15294/jpii.v2i1.2514
Soleh, N., Rochmad, & Supriyono. (2014). Kemampuan Penalaran Deduktif Siswa Kelas VII pada Pembelajaran Model Electing Activities. Unnes Journal of Mathematics Education, 3(1), 35–40. https://doi.org/10.15294/ujme.v3i1.3434
Supeno, Kurnianingrum, A. M., & Cahyani, M. U. (2017). Kemampuan Penalaran Berbasis Bukti dalam Pembelajaran Fisika. Jurnal Pembelajaran dan Pendidikan Sains, 2(1), 64–78.
Utama, Z. P., Maison, & Syarkowi, A. (2018). Analisis Kemampuan Bernalar Siswa SMA Kota Jambi. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, 9(1), 1–5. https://doi.org/10.26877/jp2f.v9il.2223
Wijayanti, M. D. (2010). Kesesuaian Penggunaan Media Modul Berbasi IT dan Simulasi Animasi Komputer pada Model Pembelajaran Individual Ditinjau dari Kemampuan Awal dan Kemampuan Penalaran Analitis. Universitas Sebelas Maret.
Winarti, Cari, Sunarno, W., & Istiyono, E. (2015). Analyzing Skill dan Reasoning Skill Siswa Madrasah Aliyah di Kota Yogyakarta. Seminar Nasional Pendidikan Sains V (pp. 210–217). Surakarta: Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS.
Yediarani, R. D., Maison, & Syarkowi, A. (2017). Profil Kemampuan Bernalar Ilmiah Siswa SMP Se-Kota Jambi. Universitas Jambi.
DOI: https://doi.org/10.15408/es.v12i1.12784 Abstract - 0 PDF - 0
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Nur Arviyanto Himawan, Jumadi Jumadi, Edy Purwanto
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0).
EDUSAINS. P-ISSN:1979-7281;E-ISSN:2443-1281
Â
Â