Napak Tilas Tarekat Tijaniyah di Cirebon
Abstract
Dalam lapangan tasawuf, istilah ini sampai abad ke 11 (5H) dipakai dengan pengertian jalan yang harus ditempuh oleh setiap calon sufi
untuk tujuan berada sedekat mungkin kepada kepada Allah meskipun dibatasi oleh hijab. hijab dapat dikatakan suatu kiasan yang
mengandung makna sebagai pemisah atau didnding yang membatasi mata batin sesorang dengan ALLAH SWT.
Keywords
References
Aceh, Abubakar
Pengantar Sufi dan Tasawuf, Cet. ke-5 Solo: CV. Ramadhani
Gibb HAR dan J.H. Kramers
Shorter Encylopaedia of Islam, E.J. Brill, Leiden
Eliade, Mercea
The Encylopaedia of Religion, New York: Macmillan Publishing Company
Abdillah, Muhammad
t.t. al-fath al-Rabbani, Surabaya: Maktabat Ibn Nasir Ibn Nabhan
Harazimi, Ali .
t.t. Jawahir al-Ma 'ani Mesir: Mustafa al-Babi al-Halibi
Trmingham, J. Spencer
The Sufi Orders in Islam, London: Oxford University Press
Amidjaya, Rosyad et al
Pola Kehidupan Santri Pesanteren Buntet Cirebon, Yogyakarta: Depdikbud
Abdullah, Taufik
Islam dan Masyarakat, Pantulan Sejarah Indonesia, Jakarta: LP3ES
Dhofier, zakhsyari
Tradisi Pesantren, Suatu Studi Tentang Pandangan Hidup Kiyai, Cet. ke-5, Jakarta: LP3ES •
Pijper, G.F.
Fragmenta Islamica,Beberapa Studi Mengenai Islam di Indonesia Awai Abad XX, (Terj). Jakarta: UI Press
Abdurrachman, Moeslim
"Tijaniyah Tarekat Yang Dipersoalkan", Pesantren, NO. 4Nol.V
DOI: 10.15408/bat.v2i3.6953
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 1996 Siti Sahara
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.