Film Indonesia “Do’a untuk Ayah” Tinjauan Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik

Darsita Suparno

Abstract


Abstrak

Tulisan ini menyajikan hasil analisis unsur intrinsik, ekstrinsik dan tinjauan sosial budaya tokoh dalam film “Doa untuk Ayah”. Ada tujuh unsur intrinsik yang ditelaah, yaitu: 1) tema; 2) latar; 3) penokohan; 4) alur; 5) proses kejiwaan; 6) gaya bahasa; 7) sudut pandang.  Untuk memahami unsur ekstrinsik digunakan pendekatan sosiologi melalui dua aspek yaitu: 1) tindakan sosial dan 2) interaksi sosial. Selanjutnya, tinjauan sosial budaya diperlukan untuk mengetahui latar belakang sosial budaya para tokoh dalam film.Kajian ini berargumentasi bahwa karya film merupakan karya yang faktanya diangkat dari kehidupan sehari-hari yang telah dibubuhi imajinasi sutradara pembuat film.Atas dasar itu karya film diidentikan dengan karya sastra. Untuk memahami unsur intrinsik sastra digunakan teori Wellek and Austin (1956), sedangkan cara melihat unsur ekstrinsik digunakan cara yang disarankan oleh Mahayana (2007), demikian pula untuk meninjau latar sosial budaya digunakan Murdiyatmoko (2014). Data menunjukkan bahwa dalam berbagai episode film terdapat ujaran-ujaran berbahasa Indonesia yang menggunakan gaya bahasa personifikasi, ironi dan paradox. Dengan mempertimbangan tiga aspek intrinsik, ekstrinsik dan tinjauan sosiologi setiap karya film dapat diberi makna yang bersifat multitafsir, tergantung dari sudut pandang masing-masing penonton melihat suatu film.

---

Abstract

This paper presents the analysis of Indonesian film which contains several aspects of education character. The question of this study is how the instrinsic elements, extrinsic and social culture shownin this film? The goal of this research is to find out the element of intrinsic, extrinsic and socio-cultural aspects in the film "A Pray for My Father". The paradigm of this research uses linguistics aspects, especially syntax, to analyze lingual units in this film. The research method is an observation method refers to the technical note (Sudaryanto, 1998). The researcher found seven intrinsic elements, such as 1) the theme; 2) background; 3) characterization; 4) plot; 5) mental process; 6) style; 7) and point of view. To understand the extrinsic elements, the researcher uses sociological approach through two aspects: 1) social action and 2) social interaction. This study argues that the film is in fact out of the real life life. Based on the literature study, this film is identified as literary. To understand the intrinsic elements of the theory of literature, the researcher uses Wellek and Austin (1956) and Mahayana (2007) for the extrinsic elements. To review the socio-cultural background, the writer uses Murdiyatmoko (2014). The data show that some episodes, the language utterances used in this film embody personification style, irony and paradox. It considers three aspects of the intrinsic, extrinsic and review sociological aspects. This film can pose multiple interpretations, depending on the audiences’.


Keywords


Film; Figurative Language; Intrinsic; Extrinsic Elements; Socio-Cultural Aspects; Interpretation

References


Daftar Pustaka

Astrid.S Susanto.1999. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial.Bandung: Putra A. Bardin.

Brooks, Cleanth. 1952. An Approach of Literature. New York: Appleton Century Crotfz Inc.

Ensiklopedi Umum. 2013. Yogyakarta: Kanisius, 2013.

Kusdiratin, dkk.1978. Memahami Novel Atheis.Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Linton, Ralp. 1962. Latar Belakang Kebudayaan Daripada Kepribadian.Terjemahan Fuad Hasan. Jakarta: Usaha Penerbit Jaya Sakti.

Lubis, Muchtar. 1960. Teknik Mengarang. Jakarta: Balai Pustaka.

Maman S. Mahayana.2007. Ekstrinsikalitas Sastra Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

M. Saleh Saad. 1967. “Penokohan” dalam Poerwadarminta. 1967. ABC Karang Mengarang. Yogyakarta: UP Indonesia.

Murdiyatmoko, Janu. 2014. Sosiologi. Jakarta: Grafindo Media Prataman.

Robert, Stanton. 2005. Introduction to Fiction. New York: Holt Rinehart and Winston, Inc.

Teeuw. A. 1997. Citra Manusia dalam Karya Sastra. Jakarta: Gramedia.

Oemaryati, Boen S. 1962. Roman Atheis Achdiat Karta Mihardja. Jakarta: Gunung Agung.

Pusat Bahasa. 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Wellek, Rene and Austin Warren. 1956. Theory of Literature. (New York: Brace and World.


Full Text: PDF

DOI: 10.15408/bat.v21i1.3824

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2015 Darsita Suparno

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.