Representasi Keindonesiaan dalam Fatimah (1938) Karya Hoesin Bafagih

Sayidatul Ummah

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap narasi keindonesiaan sebagai respon dari gerakan nasionalisme Indonesia di kalangan keturunan Hadrami yang ditawarkan dalam naskah drama Fatimah (1938).  Fatimah merupakan naskah drama pesanan yang ditulis untuk menyemarakkan kongres Persatuan Arab Indonesia (PAI) ketiga di Semarang pada tahun 1938. Fatimah kerap disebut sebagai salah satu bukti keterlibatan etnis Hadrami dalam menyongsong lahirnya negara Indonesia dan menjadi bagian penting dari PAI. Penelitian ini menggunakan metode analisis tekstual dengan sudut pandang kajian post-kolonial dalam kerangka konsep nasionalisme sebagai sense of belonging dari Anderson (1991). Hasil analisis menunjukkan bahwa drama Fatimah (1938) merupakan salah satu teks sastra yang turut menyuarakan gagasan keindonesiaan di kalangan keturunan Hadrami. Keindonesiaan sebagai sense of belonging mewujud dalam gagasan Indonesian Dream dan juga kritik terhadap kemapanan yang dimaknai sebagai bentuk perlawanan terhadap kolonial. Kendatipun memperlihatkan kecenderungan pada narasi keindonesiaan, Fatimah tetap memberi ruang pada kehadramian. Namun, alih-alih memberi ruang pada tanah air leluhur, teks justru semakin menegaskan keberpihakan pada keindonesiaan. 

 

This study aims to discuss the Indonesianness narrative in response to the Indonesian nationalism movement among Hadrami leaders offered in the drama script Fatimah (1938). Fatimah is a drama script, written to enliven the third Persatuan Arab Indonesia (PAI) congress in Semarang in 1938. Fatimah is often referred to as one proof of ownership of Hadrami ethnic groups in welcoming the birth of the Indonesian state and an important part of PAI. This study used the method of textual analysis with the postcolonial perspective of Anderson ‘sense of belonging’ in the discussion of the concept of nationalism. The result of the analysis shows that the drama of Fatimah (1938) was one of the literary texts that voiced the contribution of Indonesianism among the Hadrami generation. Indonesianness, as a sense of belonging, embodied the vision of Indonesian Dream and also criticism of establishment which was interpreted as a form of resistance to colonialism. Besides prioritizing the Indonesianness narrative, Fatimah still gave space to the Hadrami. However, instead of giving space to ancestral homeland, the text took side with the Indonesianness.

 


Keywords


Keindonesiaan; keturunan Hadrami; drama; postkolonial; negara

References


Abushouk, A.I, dan H.A. Ibrahim, ed. The Hadhrami Diaspora in Southeast Asia: Identity Maintenance or Assimilation? Leiden: Brill, 2009.

Amaruli, R. J., N. N. Maulany, dan Sulistiyono. “‘Sumpah pemuda Arab, 1934: Pergulatan Identitas orang Arab-Hadrami di Indonesia.’” Jurnal Sejarah Citra Lekha 3, no. 2 (2018): 121–32.

Anggara, Dimas. “The Death Of Captain America Represents The Failure Of The American Dream.” Paradigma: Jurnal Kajian Budaya 4, no. 2 (2014): 87–99.

Benedict, Anderson. Imagined Communities: Reflections on the Origin and Spread of Nationalism. London and New York: Verso, 1991.

Berg, L. W. C. Van Den. Hadramaut dan Koloni Arab di Nusantara. Jakarta: INIS, 1989.

Chaplin, J.P. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.

Hayaze’, Nabiel A. Karim. Kumpulan tulisan dan pemikiran Hoesin Bafagih tokoh PAI dan nasionalis keturunan Arab. Jakarta: Menara Center, 2017.

Jonge, Huub de. In the Name of Fatimah: Staging the Emancipation of the Arab Arab Hadramis in the Netherlands East Indies. Dalam A.I Aboushouk & A.H. Ibrahim (Ed). The Arab Arab Hadrami Diaspora in Southeast Asia Identity Maintenance or Assimilation? Leiden: Brill, 2009.

Kertamukti, Rama. “Komunikasi simbol: Peci dan Pancasila” 6, no. 1 (2013): 53–66.

Kesheh, Natalie Mobini. The Arab Hadrami Awakening. Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2007.

Leirissa, R. Z. Terwujudnya Suatu Gagasan: Sejarah Masyarakat Indonesia 1900-1950. Jakarta: Akademika Pressindo, 1985.

Mahzumi, Fikri. “Dualisme Identitas Peranakan Arab di Kampung Arab Gresik.” Teosofi: Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam 8, no. 2 (2018).

May, Vanessa. “Self, belonging and social change.” Sociology 45, no. 2 (2011): 363–78.

Prayudi, G. M., dan Salindri Prayudi. “Pendidikan Pada Masa Pemerintah Kolonial Belanda.” Publika Budaya 1, no. 3 (2015): 20–34.


Full Text: PDF

DOI: 10.15408/bat.v25i2.11745

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Sayidatul Ummah

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.