Revolusi dalam Dua Novel Indonesia : Sebuah Bandingan

Ahmad Bahtiar, Rosida Erowati, Novi Diah Haryanti

Abstract


Penelitian ini beranjak dari permasalahan bagaimana gambaran masa revolusi fisik serta pengaruhnya terhadap masyarakat yang diungkapkan melalui tokoh-tokohnya dalam dua novel Indonesia yaitu Jalan tak Ada Ujung  karya Mochtar Lubis (1952) dan Pulang  karya Toha Mohtar (1957). Untuk itu, tujuan penelitian ini mengetahui gambaran masa revolusi serta pengaruhnya terhadap tokoh  dalam kedua novel tersebut. Sebagai strategi pembacaan digunakan  pendekatan Sosiologi Sastra serta metode naturalistik.  Dari latar waktu, tempat, sosial, dan budaya yang tampil pada kedua novel tersebut, diperoleh sejumlah informasi gambaran  masa itu yang ditampilkan pengarang.  Temuan dalam penelitian adalah kedua novel tersebut  mengungkapkan  gambaran revolusi yang berbeda. Novel Jalan Tak Ada Ujung menggambarkan masa penting dalam revolusi yang menampilkan kondisi sosial yang tidak jelas.  Kondisi tersebut melahirkan tokoh yang semakin degradatif secara moral dan spiritual. Sedangkan Pulang menampilkan gambaran masa-masa tenang setelah tidak lagi terjadi konflik-konflik fisik. Namun, ketenangan tersebut menyimpan memori konflik yang mengganggu hubungan sosial dalam mengisi kemerdekaan.

 

This article discusses about the problem of how the physical revolution and its influence on society were portrayed through its characters in Indonesian novels. The novel full of information at that time is the Way of No Edge by Mochtar Lubis and Pulang by Toha Mohtar. Two approaches, the Sociology of Literature approach and naturalistic methods are used to reveal new meanings and produce different interpretations. From the setting of time, place, social, and cultural background that appears in the two novels, there are a number of information and descriptions of the period that the author displays. The results of the analysis reveal a different picture of the revolution between the two novels. Novel Jalan Tak Ada Ujung describes an important period in maintaining independence so that it displays social conditions that are not clear. This condition gives birth to figures who are increasingly morally and spiritually degradative. Whereas Pulang shows a picture of calm times after no physical conflicts occur. However, this calm saves a memory of conflicts that disrupt social relations in filling independence.


Keywords


kondisi sosial; Mochtar Lubis; revolusi; sosiologi sastra; Toha Mohtar

References


Bahtiar, Ahmad. “Sikap Pengarang Dalam Novel Palawidja Karya Karim Halim Dan Kembang Jepung Karya Remi Silado : Sebuah Bandingan.” Jurnal Adabiyat : Jurnal Bahasa Dan Sastra IV, no. 1 (2015): 64--84.

Chariri, Anis. “Landasan Filsafat Dan Metode Penelitian Kualitatif.” Monograph, Universitas Diponegoro, 2009. http://eprints.undip.ac.id/577/.

Erowati, Rosida, and Ahmad Bahtiar. Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Faisal dan Firdaus Syam. “Tan Malaka, Revolusi Indonesia Terkini.” Jurnal Politik 11, no. 1 (2015): 1575--1587.

Jassin, H.B. Sastra Indonesia Sebagai Warga Sastra Dunia Dan Karangan-Karangan Lain. Jakarta: PT Gramedia, 1983.

Mahayana, Maman S. Ringkasan Dan Ulasan Novel Indonesia Modern. Ed. rev. Grasindo, 2007.

Moctar Lubis. Jalan Tak Ada Ujung. Jakarta: Yayasan Obor, 1952.

Nasution, S. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Tarsito, 1988.

Suwardi Endraswara. Metode Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori, Dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widiyatama, 2004.

Toha Mohtar. Pulang. Jakarta: Dunia Pustaka, 1961.


Full Text: PDF

DOI: 10.15408/bat.v25i2.10228

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Ahmad Bahtiar, Rosida Erowati, Novi Diah Haryanti

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.