Akkattere: Syncretism of Patuntung Beliefs and Sharia on Pilgrimage of The Ammatoa Kajang Community

Zainuddin Zainuddin, Jusalim Sammak, Salle Salle

Abstract

This article critically examines the interaction between Patuntung beliefs and sharia in implementing the pilgrimage, which has led to syncretism. This is qualitative research, with data sourced from interviews and library research. This study reveals that one of the Patuntung teachings practised by the Ammatoa Kajang CLC (Customary Law Community) is the Akkattere tradition of cutting young children's hair. Akkattere is symbolized by the pilgrimage in  Islamic law because capable people perform both, and both expect rewards  from Tu Rie' A'rana (God) on the next day (hereafter). People who perform Akkatrere are not required to perform the  pilgrimage in Makkah. The essence of Akkattere is a ritual of sacrifice (in its material element), and the salvation of Riallobokona Tu ride A'ra'na. The Ammatowa indigenous people consider Akkattere as the performance of taḥallul in the holy land, and they obtain the title of hajj, like people who have performed the pilgrimage in the holy land. The Ammatoa Kajang CLC believes that if people perform the Akkattere ritual and go on pilgrimage, they will get disaster.

 

 

Artikel ini bertujuan mengkaji secara kritis mengenai interaksi antara kepercayaan Patuntung dengan syariat Islam pada pelaksanaan ibadah haji yang menimbulkan sinkretisme. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan data bersumber dari wawancara dan studi dokumen. Kajian ini mengungkapkan bahwa salah satu ajaran Patuntung yang dipraktikkan masyarakat hukum adat Ammatoa Kajang adalah tradisi Akkattere berupa pemotongan rambut kepada anak kecil. Akkattere ini disimbolkan dengan pelaksanaan ibadah haji dalam syariat Islam, karena sama-sama dilakukan oleh orang mampu dan sama-sama mengharapkan pahala dari Tu Rie’ A’rana(Tuhan) pada hari kemudian (akhirat). Orang yang melaksanakan Akkattere tidak diwajibkan melaksanakan ibadah haji di Mekah. Esensi ajaran Akkattere terletak pada ritual pengorbanan (pada unsur materilnya) dan keselamatan Riallobokona Tu rie’ A’ra’na. Masyarakat adat Ammatowa menganggap bahwa Akkattere merupakan pelaksanaan taḥallul di tanah suci dan mereka memperoleh gelar haji seperti orang yang telah menunaikan ibadah haji di tanah suci. Masyarakat Ammatoa Kajang memiliki keyakinan jika orang telah melakukan ritual Akkattere kemudian berhaji akan mendapatkan musibah.


Keywords


Akkattere, Ammatoa Kajang; Patuntung; pilgrimage; sharia

References

Ahmad, A. K. (2019). Islam Kultural di Sulawesi Selatan: Keselarasan Islam dan Budaya. Pusaka: Jurnal Khazanah Keagamaan, 7(2), 127–140.

Akifah, A., & Mukrimin. (2012). Kajang; a Picture of Modesty: an Indonesian Local Belief. Jurnal Al-Ulum, 12(1), 117–127. http://www.bulukumba.go.id

Alam, S., & Nirwana. (2021). Dinamika Perkembangan Masyarakat Agama Primitif Patuntung Di Sulawesi Selatan (Study Kasus di Desa Tanah Towa,

Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba). Jurnal Sosioreligius, 6(1), 45 –58. https://doi.org/https://doi.org/10.24252/sosioreligius.v6i1.24192

Alqadri, B., Kurniawansyah, E., & Fauzan, A. (2021). Habituasi Nilai-Nilai Karakter sebagai Perilaku Anti Korupsi Pada Masyarakat Kajang. Jurnal Pendidikan Sosial

Keberagaman, 8(1), 10–29. https://doi.org/10.29303/juridiksiam.v8i1.178 Amin, S. J. (2019). Talassa Kamase-Mase Dan Zuhud: Titik Temu Kedekatan Pada

Tuhan Dalam Bingkai Pasang Ri Kajang Dan Ilmu Tasawuf. KURIOSITAS: Media Komunikasi Sosial Dan Keagamaan, 12(1), 61–75. https://doi.org/https://doi.org/10.35905/kur.v12i1.1199

Amsal, B., & Putri, R. N. (2022). Ekofeminisme Masyarakat Kajang: Ilmu dan Amalnya. MIMIKRI: Jurnal Agama Dan Kebudayaan, 8(1), 162–188

Anggraeni, R. D. (2023). Islamic Law and Customary Law in Contemporary Legal Pluralism in Indonesia: Tension and Constraints. Ahkam: Jurnal Ilmu Syariah, 23(1), 25–48. https://doi.org/10.15408/ajis.v23i1.32549

Ardiyanto, A., & Saleh, M. (2019). Tradisi Akkattere di Desa Tanah Towa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. Sulesana, 13(2), 164–182.http://repositori.uin-alauddin.ac.id/id/eprint/7125

Asyrafunnisa, & Abeng, A. T. (2019). Peran Pasang Ri Kajang Dalam Kebudayaan Masyarakat Kajang Kabupaten Bulukumba ( Studi Etnografi). Jurnal Ecosystem, 19(1), 54–60. https://journal.unibos.ac.id/eco/article/view/883/435

Awalia, R. N., Nurhayati, H. A., & Kaswanto. (2017). Kajian Karakter Pembentuk Lanskap Budaya Masyarakat Adat Kajang Di Slawesi Selatan. Jurnal Lanskap Indonesia, 9(2), 91–100. https://doi.org/https://doi.org/10.29244/jli.2017.9.2.91-100

Basori. (2017). Antara Budaya dan Agama; Menegaskan Identitas Islam Nusantara. Madania: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 7(1), 26–56.https://doi.org/http://dx.doi.org/10.24014/jiik.v7i1.4831

Benuf, K., & Azhar, M. (2019). Metodologi Penelitian Hukum sebagai Instrumen Mengurai Permasalahan Hukum Kontemporer. Refleksi Hukum: Jurnal Ilmu Hukum, 3(2), 20–33. https://doi.org/10.24246/jrh.2019.v3.i2.p145-160

Dewi, A. P. (2018). Sinkretisme Islam Dan Budaya Jawa Dalam Upacara Bersih Desa Di Purwosari Kabupaten Ponorogo. Religia: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 21(1), 96–107. https://doi.org/10.28918/religia.v21i1.1503

Diab, A. L. (2016). Sharia-Based Regional Regulations and Inter-Religious Relations in Bulukumba South Sulawesi. Al-Albab, 5(1), 73–86. https://doi.org/10.24260/alalbab.v5i1.375

Firda, F., Hos, J., & Upe, A. (2019). Makna Sosial Haji Pada Suku Bugis (Studi di Kelurahan Kastarib Kecamatan Poleang Kabupaten Bombana). Neo Societal, 4(2), 799–805.

Hafid, A. (2013). Sistem Kepercayaan Pada Komunitas Adat Kajang Desa Tanah Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya, 5(1), 1–19. https://doi.org/10.30959/patanjala.v5i1.150

Hasan, N., Taufiq, M., Hannan, A., & Enhas, M. I. G. (2023). Tradition, Social Values, and Fiqh of Civilization: Examining the Nyadran Ritual in Nganjuk, East Java, Indonesia. Samarah, 7(3), 1778–1802. https://doi.org/10.22373/sjhk.v7i3.20578

Hasan, & Nur, H. (2019). Patuntung Sebagai Kepercayaan Masyarakat Kajang Dalam (Ilalang Embayya) Di Kabupaten Bulukumba. Phinisi Integration Review, 2(2), 185–200. https://doi.org/10.26858/pir.v2i2.9981

Husain, S. B., Puryanti, L., & Setijowati, A. (2021). Education For All: A Study on Education for Indigenous People in South Sulawesi, Indonesia. Kasetsart Journal of Social Sciences, 42(3), 623–629. https://doi.org/10.34044/j.kjss.2021.42.3.25

Irmawati, Pawennei, M., & Qahar, A. (2022). Penyelesain Tindak Pidana Ringan Melalui Kearifan Lokal (Hukum Adat) Dalam Sistem Hukum Indonesia. Journal of Lex Generalis (JLS), 3(2), 133–147. http://www.pasca-umi.ac.id/index.php/jlg/article/view/764/797

Kaharudin, Robot, J., & Lobja, E. (2020). Pelestarian Hutan Rakyat Kaitan Dengan Kearifan Lokal Di Desa Tanah Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. GEOGRAPHIA: Jurnal Penelitian Dan Pendidikan Geografi, 1(1), 17–22. https://doi.org/https://doi.org/10.53682/gjppg.v1i1.131 Kambo, G. A. (2021). Local Wisdom Pasang ri Kajang as a Political Power in Maintaining Indigenous People’s rights. ETNOSIA : Jurnal Etnografi Indonesia, 6(2), 265–280. https://doi.org/10.31947/etnosia.v6i2.10585

Katu, S. (2014). Local Islam in Indonesia: Religion “Patuntung” in Kajang. Journal of Islamic Civilization in Southeast Asia (JICSA ), 3(2), 1–19. https://doi.org/https://doi.org/10.24252/jicsa.v3i2.780

Mahmud, M. I. (2012). Datuk Ri Tiro: Penyiar Islam di Bulukumba. Penerbit Ombak. Megawati, S., & Mahdiannur, M. A. (2021). Implementation of Forest Conservation Policies based on Local Wisdom of the Ammatoa Kajang Indigenous Community. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 940(1), 0–5. https://doi.org/10.1088/1755-1315/940/1/012082

Misbahuddin, M., Ys, A., Cahyani, A. I., Samsudin, T., & Fuad, I. Z. (2023). Normativism of Islamic Law in the Akkattere Hajj Ritual of South Sulawesi’s Ammatoa Community. Samarah, 7(1), 629–649. https://doi.org/10.22373/sjhk.v7i1.15987

Muhdar, M. Z., & Jasmaniar. (2020). Studi Perbandingan A’borong (Musyawarah) Masyarakat Hukum Adat Kajang Dihubungkan Dengan PERMA Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Mediasi. Petitum, 8(April), 57–70.

Nawawi, N., Juandi, W., Maskuri, M., Fakhrurrazi, R., & Djuwairiyah, D. (2022). Moderation of Islam and Local Culture in Indonesia: An Argument of Islamic Law. Jurnal Italienisch, 12(2), 744–752.

Nirwana, A., & Arman, B. (2020). Islam Dalam Komunitas Adat Amma Towa. Jurnal Al Adyaan, 7(1), 50–79. https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/adyan/article/view/21431

Nuh, E., Nawi, S., & Aburaera, S. (2020). Effectiveness of the Implementation of Kajang Bulukumba Indigenous People’S Inheritance Law. Meraja Journal, 3(3), 155–171. https://doi.org/10.33080/mrj.v3i3.127

Nurilmi, N. (2022). Ritual Akkattere Sebagai Kepercayaan Masyarakat Di Desa Tana Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan), 6(1), 2042–2046. https://doi.org/10.36312/jisip.v6i1.2741

Rahmayani, E., Nadjib, M., & Kahar, K. (2017). Pola Perilaku Komunikasi Masyarakat Di Kawasan Adat Ammatoa Kajang. KAREBA : Jurnal Ilmu Komunikasi, 6(2), 361–370. https://doi.org/10.31947/kjik.v6i2.5339

Risfaisal, Saiful, N., Hania, & Nisa, K. (2022). Sistem Penyelesaian Kasus Pada Masyarakat Adat Kajang Ammatoa Kabupaten Bulukumba. Equilibrium: Jurnal Pendidikan, 10(2), 261–269. https://doi.org/https://doi.org/10.26618/equilibrium.v10i2.7659

Rosmaniar, Misbahuddin, & Nasriah, S. (2020). Tantangan Dakwah dalam Tradisi Akkattere pada Komunitas Ammatoa Kajang dalam di Kabupaten Bulukumba. Jurnal Washiyah, 1(2), 371–394. https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/washiyah/article/view/14559

Rusanti, E., Sofyan, A. S., Syarifuddin, S., & Akramunnas, A. (2021). The Indigenous Ecotourism in Kajang South Sulawesi: Empowerment Issues in The Context of Pa’pasang Ri Kajang. Religious: Jurnal Studi Agama-Agama dan Lintas Budaya, 5(2), 321–336. https://doi.org/10.15575/rjsalb.v5i2.11661

Sabara. (2018). Islam dalam Tradisi Masyarakat Lokal di Sulawesi Selatan. MIMIKRI: Jurnal Agama Dan Kebudayaan, 4(1), 50 – 67.

Sadat, A., Nur, M. T., Sadik, M., & Baharuddin, A. Z. (2023). Determination of Au spiciou s Day s i n Wedd i ng Trad it ions i n Ma nd a r, We st Su lawe si: Perspec t ive of Islamic Law. Samarah, 7(3), 1422–1446. https://doi.org/10.22373/sjhk.v7i3.17864

Sohrah, S., Husna, A., Akbar, R., Sugirman, A., & Arfah, M. T. (2023). Songkabala Tradition in the Makassarese Society: Local Values and Messages of the Al-Qur’an an Anthropological Perspective on Islamic Law. Samarah, 7(1), 455–478. https://doi.org/10.22373/sjhk.v7i1.16689

Subair, S. (2019). Simbolisme Haji Orang Bugis Menguak Makna Ibadah Haji Bagi Orang Bugis Di Bone Sulawesi Selatan. Ri’ayah: Jurnal Sosial dan Keagamaan, 3(02), 17. https://doi.org/10.32332/riayah.v3i02.1317

Surtikanti, H. K., Syulasmi, A., & Ramdhani, N. (2017). Traditional Knowledge of Local Wisdom of Ammatoa Kajang Tribe (South Sulawesi) about Environmental Conservation. Journal of Physics: Conference Series, 895. https://doi.org/10.1088/1742-6596/895/1/012122

Syamsurijal, S. (2016). Islam Patuntung: Temu-Tengkar Islam Dan Tradisi Lokal di Tanah Toa Kajang. Al-Qalam, 20(2), 171–178. https://doi.org/10.31969/alq.v20i2.197

Sylviah, & Muslim, A. (2020). Mengilhami Kreativitas Keberagamaan Masyarakat Melalui Perjumpaan Islam dan Patuntung di Tanah Toa Kajang. Pusaka: Jurnal Khazanah Keagamaan, 8(2), 145–164. https://doi.org/https://doi.org/10.31969/pusaka.v8i2.414

Tajibu, K. (2020). Pasang Ri Kajang In Developing Youth Character of Enviromental Love In Tana Toa Kajang. Jurnal Adabiyah, 20(1), 131–152. https://doi.org/https://doi.org/10.24252/jad.v17i120i1a6

Takbir, M., Mustansyir, R., & Tjahyadi, S. (2021). Reinventing “Patuntung Religion” in South Sulawesi, Indonesia. JICSA (Journal of Islamic Civilization in Southeast Asia), 10(1), 1–27. https://doi.org/10.24252/jicsa.v10i1.21393

Tan, D. (2021). Metode Penelitian Hukum: Mengupas Dan Mengulas Metodologi dalam Menyelenggarakan Penelitian Hukum. Nusantara: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 8(8), 2463–2478. https://doi.org/10.31604/jips.v8i8.2021.2463-2478

Zainuddin, Z., Jusalim Sammak, & Salle, S. (2023). Patuntung: The Encounter of Local Culture and Islamic Sharia in the Ammatoa Kajang Community. AL-IHKAM: Jurnal Hukum & Pranata Sosial, 18(1), 177–199. https://doi.org/10.19105/al-lhkam.v18i1.8207


Full Text: PDF

DOI: 10.15408/ajis.v23i2.30675

Refbacks

  • There are currently no refbacks.