The Dialectics of Customary Law and Islamic Law: An Experience from Dou Donggo Customs of Bima, Indonesia

Muhammad Mutawali

Abstract

This article aims to critically study the shift of Donggo Customs and traditions due to its dialectics with Islamic law. The Donggo customary law is based on the traditional practices and local wisdom of their ancestors that are believed to have noble values and truth. Since the 17th Century, the dialectics signified by the Bima kingdom’s political system changes from the old customs into Islamic law. This has influenced all aspects of the Bima  people’s live, including the Donggo community. This is qualitative research, with data from interviews and document studies. This study reveals that the Donggo Community’s customary law, preserved and practiced today, comes from the dialectics between customary law and Islamic law. The practiced traditions include baja sentence, the flogging law, the mbolo weki culture, maja labo dahu and raju ritual. In Islamic law, such traditions are called ‘urf or al-‘ādah, which are living traditions in a society used as legal sources and recognized by Islamic legal scholars. Customary law implemented by the Donggo indigenous people is considered substantially similar to Islamic teachings. So, Donggo customs, corresponding with the Islamic law (‘urf ṣaḥīh), are maintained, while the contradicting ones (‘urf fāsid) are abandoned.


Abstrak:

Artikel ini bertujuan untuk mengkaji secara kritis pergeseran adat dan tradisi Donggo sebagai proses dialektika dengan hukum Islam. Hukum adat Donggo didasarkan pada praktik tradisional dan kearifan lokal nenek moyang mereka, yang diyakini memiliki nilai-nilai luhur dan kebenaran. Sejak abad ke-17, dialektika yang ditandai dengan sistem politik kerajaan Bima berubah dari adat lama menjadi hukum Islam. Hal ini telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan masyarakat Bima, termasuk masyarakat Donggo. Jenis penelitian ini adalah kualitatif, dengan data dari wawancara dan studi dokumen. Kajian ini mengungkapkan bahwa hukum adat Masyarakat Donggo yang dilestarikan dan dipraktikkan hingga saat ini, merupakan hasil dari dialektika antara hukum adat dan hukum Islam. Tradisi yang dipraktikkan antara lain hukuman baja, hukum cambuk, budaya weki Mbolo, ritual Maja Labo dahu dan Raju. Dalam hukum Islam, tradisi semacam itu disebut `urf atau al-`adah, yaitu tradisi yang hidup dalam masyarakat yang dijadikan sumber hukum dan diakui oleh para sarjana hukum Islam. Adat atau hukum adat yang dilaksanakan oleh masyarakat adat Donggo secara substansi dianggap mirip dengan ajaran Islam. Jadi, adat Donggo yang sesuai dengan syariat Islam (`urf shahih) tetap dipertahankan, sedangkan yang bertentangan (`urf fasid) ditinggalkan.


Keywords


Dialectic; Customary Law; Islamic Law; Customs Society of Donggo

References

Ahmad, Abdullah. (1992). Kerajaan bima dan kebudayaannya. Bima: No publisher.

Ahmad, Haidhor Ali. (2013). Revitalisasi Kearifan Lokal: Pengembangan Wadah Kerukunan dan Ketahanan Masyarakat Lokal di Kecamatan Donggo Kabupaten Bima Provinsi NTB, Jurnal Harmoni, Jurnal Multikultural dan Multireligius, Vol. 12, September-December.

Alan Malingi Cultural Practitioner and Historian of Bima. persolan interview on April 13, 2020.

Arifin J. Anat. chairman of LASDO. persolan interview on April 20, 2020

Ali, Muhammad Daud. (2017). Hukum islam: Pengantar ilmu hukum dan tata hukum islam di indonesia, Depok: Rajagrafindo.

Al-Syuyuthi, Jalal Al-Din.(t.t). Al-Asybah wa al-nazhair fi al-furu`, Surabaya: Muhammad ibn Ahmad Nabhan.

Ardhana, I Ketut. (2005). Penataan nusa tenggara pada masa kolonial 1915-1950. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Azizy, Qodri. (2002). Eklektisisme hukum nasional. Yogyakarta: Gama Media.

Haris, Tawalinuddin. (2017). Kesultanan bima, masa pra islam sampai masa awal kemerdekaan. Jakarta: Puslitbang Lektur Kemenag RI.

Hasnun, Anwar. (2020). Mengenal orang bima dan kebudayaannya. Yogyakarta: Penerbit Bildung.

Https://www.budayanusantara.web.id/2018/05/sejarah-dan-kebudayaan-suku-donggo-nusa.html. Accessed on: October 20, 2018.

Https://www.metromini.co.id/2017/10/sejarah-suku-donggo-KabupatenBima, accessed on: October 20, 2018.

Https://www.pesonawisatabima.wordpress.com/2010/07/22. Accessed on: October 20, 2018.

Ismail, Hilir. (2001). Maja Labo Dahu Sebagai Falsafah Hidup dalam Konteks Masa Kini. Paper Presented in Seminar Nasional Sehari dan Pergelaran Kesenian, Bima.

Ismail, Hilir. (1997). Sosialisasi maja labo dahu. Bima: Stensilan.

Just, Peter. (1990). Dead Goats and Broken Betrothals: Liability and Equity in Dou Donggo Law, American Ethnologist, Vol. 17, No. 1, Feb.

Just, Peter. (2001). Dou donggo justice, conflict and morality in an indonesian society, U.S.A.: Rowman & Littlefield Publishers.

La Nora, Ghazaly Ama. (2008). Mutiara donggo: Biografi perjuangan tuan guru abdul majid bakry. Jakarta: Nur Citra Islami Press.

Loir, Henri Chambert- and Rosemary Robson. (1993). State, City, Commerce: The Case of Bima, Indonesia, No. 57, Archipel, Apr.

Loir, Henri Chambert- dan Siti Maryam R. Salahuddin.(2012). Bo` Sangaji Kai: Catatan Kerajaan Bima. Jakarta: Ecole Francaise d`Extreme-Orient dan Yayasan Pustaka Obor.

Loir, Henri Chambert. (2004). Kerajaan bima dalam sastra dan sejarah. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia dan Ecole Francaise d`Extreme-Orient.

Lukito, Ratno. (1998). Pergumulan antara hukum islam dan adat di Indonesia. INIS: Jakarta.

Molasy, Honest Dody. (2012). The Implementation of Islamic Law in Indonesia What Should We Learn from Suku Donggo. In Conference Proceedings 12th AICIS, Surabaya.

Muhammad, Bushar. (2013). Asas-asas hukum adat, suatu pengantar. Jakarta: Balai Pustaka.

Mutawali, Muhammad. (2013). Islam di Bima: Implementasi Hukum Islam oleh Badan Hukum Syara` Kesultanan Bima (1947-1960). Mataram: Alam Tara Institut & STIS Al-Ittihad Bima.

Nasution, Lahmuddin. (2001). Pembaharuan hukum islam dalam mazhab syafi`i, Bandung: Rosda Karya.

Pettalongi, Sagaf S.(2012). Local Wisdom dan Penetapan Hukum Islam di Indonesia. Jurnal Tsaqafah, Vol. 8 No. 2.

Purna, I Made. (2016). Kearifan Lokal Masyarakat Desa Mbawa dalam Mewujudkan Toleransi Beragama. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, vol.1, nomor 2, Agustus.

Rusli, Nasrun. (1999). Konsep ijtihad al-syaukani: relevansinya bagi pembaharuan hukum islam di indonesia, Jakarta: LOGOS.

Salahuddin, Siti Maryam R.. (2016). Hukum Adat Tanah Bima dalam Perspektif Hukum Islam: Kajian Unsur-Unsur Keadilan dan Kemanusiaan. Al-Ittihad: Jurnal Pemikiran dan Hukum Islam, Vol. 2 No. 2.

Salahuddin, Siti Maryam R. (2017). Naskah hukum adat tanah bima dalam perspektif hukum islam. Bima: Samparaja Bima.

Wahid, Abdul. (2015). Ritual as politics: Raju Cultural Practice in Plural Society of Mbawa, West Nusa Tenggara, E-Journal of Cultural Studies, Vol. 8 No. 2 (2015), Number 2, May.

Wignjodipoero, Soerojo. (2010). Pengantar dan asas-asas hukum adat. Jakarta: PT. Gunung Agung.


Full Text: PDF

DOI: 10.15408/ajis.v21i1.19825

Refbacks

  • There are currently no refbacks.