Al-Insijām bayna al-‘Urf wa al-Sharī‘ah al-Islāmiyyah fī Taqlīd Ngarunghal bi Majalengka, Indūnisiyā
Abstract
The harmonization of shari’a and tradition becomes an important issue, especially in a country with legal pluralism such as Indonesia. This paper discusses the harmonization of Islamic law and tradition in Majalengka, Indonesia. Using a qualitative approach, this paper focuses on ngarunghal tradition, including the pelangkah present. The differences between tradition and shari’a can be a new configuration that can continue to be preserved in Indonesia. The data was obtained from interviews with local figures. The research shows that shari’a accepts the richness of indigenous entities. At the same time, the tradition accepts the principle of Islamic law as an effort to reconstruct the traditions to be in line with shari’a.
Abstrak:
Harmonisasi hukum Islam dan adat yang merupakan dua entitas hukum berbeda sangat dinantikan, terutama di Indonesia sebagai negara hukum plural yang memiliki keberagaman suku bangsan, adat, dan budaya. Penelitian ini mendeskripsikan harmonisasi hukum Islam dan adat yang terjadi di wilayah Majalengka, Jawa Barat. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan pendekatan kajian hukum Islam, penelitian ini mengungkapkan rangkaian adat ngarunghal, termasuk di dalamnya pemberian pelangkah. Data penelitian diperoleh dari hasil wawancara dan penelitian-penelitian terdahulu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hukum Islam menerima kekayaan entitas adat, dan adat juga menerima prinsip Islam sebagai upaya rekonstruksi adat sejalan dengan ajaran Islam. Hasil harmonisasi dari perbedaan kedua entitas dalam permasalahan tersebut dapat menjadi bentuk kekayaan Islam Indonesia yang dapat terus dilestarikan.
Keywords
References
‘Ala al-Din. (1406). Dā’i al-shanā’ī fi tartīb al-syarā’i. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah.
Aini, Siti Nur. (2015). Tinjauan hukum islam terhadap tradisi “nglangkahi” dalam pernikahan. Skripsi: Ahwal al-Syakhshiyyah, IAIN Salatiga.
Al-‘Ashimi, Abdurrahman bin Muhammad ibn Qasim. Hāsyiyah al-raudh al-murbi’.
Al-Asqalani, Ibnu Hajar. (2001). Fath al-bārī. Riyadh.
al-Ba’li, Ahmad ibn Abdullah ibn Ahmad. Al-Raudh al-nādi syarh kāfī al-mubtadī. Riyadh: al-Muassasah al-Sa’idiyah.
al-Barkati, Muhammad ‘Amim al-Ihsan. (1424). Al-Ta’rifāt al-fiqhiyyah. Pakistan: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah.
al-Husaini, Syihabuddin. (1985). Ghamzu uyun al-bashāir fi syarh al-asybāh wa al-nazhāir. Darul Kutub al-Ilmiyyah.
al-Jauzari, Ibnu Qayyin. (1423H). I’lām al-muwāqi’īn. Mamlakah Arabiyah Su’udiyah: Dar al-Jauzari.
al-Jazari, Abdurrahman. (2423H). Kitāb al-fiqh ‘ala al-mazāhib al-‘arba’ah. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah.
al-Maqdisi, Imam Abdullah Ibnu Muflih. (1419H). Al-Adab al-syarī’ah. Beirut: Muassasah Al-Risalah.
al-Qasim, Abu. Al-Qawānīn al-Fiqhiyyah.
al-Saniki, Zainuddin Abu Yahya. (1417 H). Fath al-wahhāb bī syarh minhāj al-thalāb. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah.
Alu Burnu, Muhammad Shidqi. (1996). al-Wajīz fi idlāh qawā’id fiqh al-kulliyyah. Beirut: Mu’assasah al-Risalah.
al-Zamil, Abdul Muhsin bin Abdullah. (2001). Syarh al-qawāid al-sa’diyah. Riyadh: Dar Athlas.
al-Zarqa, Mustafa Ahmad. (1967). Al-Mudakhal al-fiqh al-‘ām. Beirut: Dar al-Fikr.
al-Zuhaili, Muhammad Mustafa. (1427H). Al-Qawā’id al-fiqhiyyah wa tatbiqatuhā fi al-madzāhib al-arba’ah. Damaskus: Dar al-Fikr.
Ash-Siddieqy, Hasbi. (1964). Peradilan dan hukum acara islam. Yogyakarta: Percetakan Offset.
ASM, Saifuddin. (n.d). Membangun keluarga sakinah. Amal Aktual.
Badruzzaman, Nursalim. (2018). Ketua MUI Rajagluh Majalengka. Interview, Majalengka.
Bajuri, Harun. (2018). Ketua PCNU Kabupaten Majalengka. Interview, Majalengka.
Bungin, Burhan. (2011). Metodologi penelitian kualitatif. Jakarta: Raja Grifindo Persada.
Burhanuddin, Abu al-Hasan. Al-Hidāyah fi syarh bidāyat al-mubtadī. Beirut: Darul Ihya al-Turats al-‘Araby.
Dewi, Anak Agung Istri Ari Atu. (2014). Eksistensi otonomi desa pakraman dalam perspektif pluralisme hukum. Jurnal Magister Hukum Udayana, 7(3).
Djazuli. (2007). Kaidah-kaidah fikih: Kaidah-kaidah hukum islam dalam menyelesaikan masalah-masalah yang praktis. Jakarta: Kencana.
Ekadjati, Edi S. (2018). Polemik naskah pangeran wangsakerta. Bandung: Pustaka Jaya, Edisi elektronik.
Firman Munawar, dkk. (2015). Simbol-simbol dalam tradisi upacara ruwatan lembur. Dangiang Sunda, 5(2).
Ghozali, Abdul Rahman. (nd.). Fiqih Munakahat.
Gunawan, Fahmi, dkk. (2018). Senarai penelitian pendidikan, hukum, dan ekologi di sulawesi tenggara. Yogyakarta: Deepublish.
Ibn Mandzur. (1414 H). Lisān al-‘arab. Beirut: Dar Shodir.
Ibnu Katsir. (1997). Tafsir al-qur’ān al-adzīm. Riyadh: Dar Thaibah.
Ilman, Muhamad. (2016). Tradisi pembayaran uang pelangkah dalam perkawinan. Skripsi: Hukum Keluarga, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Imam al-Qarafi. (2003). Al-Furuq anwār al-buruq fī inwai al-furuq. Beirut: Muassasah al-Risalah.
Imam Baihaqi. (1424). Sunan al-kubrā. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah.
Imam Bukhari. (1423). Shahih Bukhāri. Beirut: Dar Ibnu Katsir.
Imam Suyuthi. (1982). Al-Asyabah wa al-Nāzair. Beirut: Darul Kutub al-‘Ilmiyyah.
Imam Syathibi. Al-Muwafaqāt. Dar ‘Araby.
Imam Tirmidzi. (1977). Sunan tirmidzī. Kairo: Mustafa al-Babi al-Halabi.
Khairuddin dan Wiwit Karlina. (2016). Tinjauan hukum islam terhadap denda meulingkeu dalam perkawinan. AL-Murshalah, 2: (2).
Khallaf, Abdul Wahbah. (1990). Ilmu ushul fikih. Kairo: Maktabah Da’wah Islamiyyah.
Koentjaraningrat. (1993). Masyarakat terasing di indonesia. Jakarta: Gramedia.
Lexy J, Moleong. (2005). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Malik bin Anas. (1406). Al-Muwatta. Beirut: Dar Ihya at-Turath al-‘Araby.
Masinambow, E.K.M., Ed. (2003). Hukum dan kemajemukan budaya. Yayasan Obor Indonesia.
Moore, Sally Falk. (1973). Law and social change: The Semi-Autonomous social field as an appropriate subject of study. Law & Society Review, 7(4).
Mubarok, Acep Zoni Saeful. (2019). Argumen maslahah dalam putusan pengadilan. Cirebon: Nusa Litera Inspirasi.
Muhammad bin Yusuf bin Abi Qasim. Al-Taj li mukhtashar khalil.
Nurcahyono, Moh. Luthfi dan Rohmad Adi Yulianto. (2021). Pergumulan hukum islam dan hukum adat pada masyarakat osing banyuwangi (sebuah kajin etnografi hukum islam). VERITAS:, 7(1).
Nurfaizah. (2010). Pernikahan melangkahi kakak menurut adat sunda. Skripsi: Hukum Keluarga, UIN Jakarta.
Nuruddin, Amiur. Ijtihad umar ibn al-khattab. Jakarta: Rajawali.
Puspitawati, Herlin, dkk. (2007). Kajian budaya masyarakat pantai utara dan kesenjangan gender bidang pendidikan di jawa barat. Sub-Dinas Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan Profinsi Jawa Barat.
Rawls, Jhon. Penerjemah Uzair Fauzan dan Heru Prasetyo. (2011). A theory of justice: Teori keadilan, dasar-dasar filsafat politik untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dalam negara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Septiawan, Rachmad. (2015). Upacara adat langkahan dalam tradisi pernikahan jawa. Skripsi. Universitas Kristen Satya Wacana.
Smith, David N. (1972). “Man and law in urban africa: a role for customary courts in the urbanization process.” The American Journal of Comparative Law. 20(2).
Soekanto, Soerjono. (2003). Hukum adat indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Soepomo, Sri Saadah, Dkk. (1998). Pandangan generasi muda terhadap upacara perkawinan di kota bandung. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Suhana. (2018). Tokoh Agama Rajagaluh Kidul Majalengka. Interview. Majalengka.
Supinah, Pien. (2006). Sawer: Komunikasi simbolik pada adat tradisi suku sunda dalam upacara setelah perkawinan. Mediator, 7(1). 85-94.
Syaikh Sholih bin Fauzan. (2424H). Majmu’ fatāwā fadhilah syaikh shalih bin fauzan. Riyadh: Dar Ibn Khuzaimah li al-Nasyr wa al-Tauzi’.
Umar, Husein. (2011). Metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis. Jakarta: Rajawali Pers.
Umar, Muhsin Nyak. (2017). Kaidah fqihiyyah dan pembaharuan hukum islam. Banda Aceh: Women’s Development Center.
DOI: 10.15408/ajis.v21i1.19779
Refbacks
- There are currently no refbacks.