Sulūk al-Qāḍī: Muqāranah Bayna Mafhūm al-Māwardī fī Kitāb Adab al-Qāḍī wa Qawā’id Sulūk al-Qaḍa fī Indūnīsiyā
Abstract
This study compares the Judicial Code of Conduct formulated by the Supreme Court of Indonesia and the classical Islamic jurisprudence using the case of the book of Adab al-Qāḍī by Al-Māwardī. The study uses a comparative legal approach to see how these two concepts discuss the integrity of judges. This study found that the Judicial Code of Conduct in Indonesia comes from Islamic law, which Al-Māwardī also uses. The Judicial Code of Conduct concept in Indonesia is in line with the theory of moral idealism, which views humans as moral beings who serve as guidelines for human attitudes and behavior. This is in line with the idea of the unity of the relationship between law and morality. Not all Code of Judicial Ethics in the book "Adab al-Qāḍī " is relevant in Indonesia. However, it cannot be ignored the importance of this book as one of the references in preparing the Judicial Code of Conduct in Indonesia.
Abstrak: Penelitian ini membandingkan Kode Etik Peradilan yang dirumuskan oleh Mahkamah Agung Indonesia dan yurisprudensi Islam klasik yang berdasar kitab Adabu al-Qāḍī karya Al-Māwardī. Kajian ini menggunakan pendekatan hukum komparatif untuk melihat bagaimana kedua konsep tersebut membahas integritas hakim. Kajian ini menemukan bahwa Kode Etik Peradilan di Indonesia bersumber dari hukum Islam, yang juga digunakan oleh Al-Māwardī. Konsep Kode Etik Peradilan di Indonesia sejalan dengan teori idealisme moral yang memandang manusia sebagai makhluk bermoral yang menjadi pedoman sikap dan perilaku manusia. Hal ini sejalan dengan gagasan kesatuan hubungan antara hukum dan moralitas. Adapun Kode Etik Peradilan yang terdapat dalam Adab al-Qāḍī tidak semuanya relevan untuk diterapkan di Indonesia. Namun demikian, buku ini tetap penting untuk dijadikan salah satu acuan dalam penyusunan Kode Etik Peradilan di Indonesia.
Keywords
References
Afriana, A. A., Elis Rusmiati, Efa Laela Fakhriyah, & Sherly Putri. (2018). Contempt of Court: Law Envorcement and Rule Models in Indonesia. Jurnal Hukum dan Peradilan, 7(3).
Al-Māwardī, ‘Alī bin Muẖammad. (1971). Adabu al-Qāḏī. al-Irsyād.
Al-Ṯabrānī, S. bin A. (1996). al-Du`ā lī al- Ṯabrānī. Dâr al-kutub al-‘Ilmiyyah.
Amin, A. (1995). Etika (Ilmu Akhlak). Bulan Bintang.
Asshiddiqie, J., & M Ali Syafa’at. (2006). Teori Hans Kelsen Tentang Hukum. Sekretariat Jenderal & Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI.
Aunur Rohim Faqih. (2013). Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim. In Right: Jurnal Agama dan Hak Azazi Manusia, 3(1).
Austin, J. (2001). The Province of Jurisprudence Determined. Cambridge University Press.
Bagus, L. (1996). Kamus Filsafat. Gramedia Pusat Utama.
Bertens, K. (2000). Pengantar Etika Bisnis. Gramedia Pustaka Pusat.
Dewanto, P. (2019). Prinsip Pertimbangan Hakim Terhadap Sengketa para Pihak dalam Sistem Hukum Indonesia Berbasis Nilai Keadilan.
Dierksmeier, C. (2013). Kant on Virtue. Journal of Business Ethics, 113(4). https://doi.org/10.1007/s10551-013-1683-5
Djamil, F. (1997). Filsafat Hukum Islam. Logos Wacana Ilmu.
Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 Pasal 81B tentang Mahkamah Agung, Pub. L. No. 3 (2009).
Fakhry, M. F. (1994). Ethical Theories in Islam. In Ethical Theories in Islam. https://doi.org/10.1163/9789004451131
Hazairin. (1988). Demokrasi Pancasila. Bina Aksara.
Ḫibbân, I. (1993). Saẖȋẖ Ibnu al-Ḫibbân. Muassasatu al-Risâlah.
Hormati, D. S. (2017). Kajian Yuridis Tentang Peran Komisi Yudisial dalam Penegakkan Kode Etik Mengenai Perilaku Hakim. Lex Privatum, 5(8).
Imran, I. (2019). Pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim. Jurnal Yudisial, 12(1). https://doi.org/10.29123/jy.v12i1.379
Ishom, M. (2019). Nasehat Al-Mawardi untuk Menteri-Menteri Pembantu Kepala Negara: Studi Kitab Adab Al-Wazir. Al Qisthas: Jurnal Hukum dan Politik Ketatanegaraan, 7(1), 1–14.
Kaʽbah, R. (2004). Menegakkan Syariat Islam di Indonesia. Khairul Bayan.
Kelsen, H. (1999). General Theory of law and State. The Lowbook Exchange Ltd.
Komisi Yudisial. (2013). Grand Design Peningkatan Kapasitas Hakim. Biro Rekrutmen, Advokasi dan Peningkatan Kapasitas Hakim.
Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (Keputusan Bersama Ketua Mahkamah Agung RI dan Ketua Komisi Yudisial RI), (2009).
Maslehuddin, M. (1987). Philosophy of Islamic Law and The Orientalists. Islamic Publication Ltd.
Muin, F. (2015). Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Indonesia (Tinjauan Terhadap UU Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia). Jurnal Cita Hukum, 3(1). https://doi.org/10.15408/jch.v2i1.1838
Mukminto, E. (2020). Hukum, Ideologi Patriarki, dan Kekerasan Sistematik Atas Perempuan—Suatu Kajian Žižekian. Nurani Hukum, 3(1). https://doi.org/10.51825/nhk.v3i1.8566
Mustofa, W. S. (2013). Kode Etik Hakim. kaki langit kencana.
Mutasir. (2018). Non Muslim Sebagai Menteri Tanfidzi Perspektif Pemikira Almawardi Jurnal An-Nida’. Jurnal Pemikiran Islam, 42(1).
Pangaribuan, L. M. (1999). Soal Topeng di Persidangan, Wibawa Peradilan Telah Runtuh. Djambatan.
Poerwadarminta, WJS. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.
Raharjo, S. (2009). Hukum dan Perilaku. Kompas.
Rawl, J. (1999). A Theory oA Theory of Justicef Justice. Harvard University Press.
Sidharta. (2006). Moralitas Profesi Hukum. PT Refika Aditama.
Sonafist, H. Y., Efyanti, Y., Ramlah, R., Hamzah, A., & Faizin, F. (2020). Ibn Al-Muqaffa’s Proposal for Taqnīn and its Synchronization with Islamic Law Codification in Indonesia. Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam, 4(2), 504. https://doi.org/10.22373/sjhk.v4i2.7864
Sorley, W. R. (2008). On The Ethics of Naturalism. Brown Press.
Sumaryono, E. (2002). Etika dan Hukum; Relevansi Teori Hukum Kodrat Thomas Aquinas. Kanisius.
Suseno, F. M. (1991). Etika Dasar: Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral. Kanisius.
Suyuthi, W. (2004). Kode Etik, Etika Profesi dan Tanggung Jawab Hakim. Mahkamah Agung RI.
Zaydan, A. Karīm. (1989). Niẕām al-Qaḏāī fī al-Syarīʽah al-Islāmiyyah. Maktabah al-Basyâir.
DOI: 10.15408/ajis.v21i2.19671
Refbacks
- There are currently no refbacks.