Kontekstualisasi Hadis Tentang Larangan Bepergian Bagi Perempuan Tanpa Mahram (Studi Analisis Pada Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah UIN Jakarta)
Abstract
Abstrak:
Hadis merupakan sumber ajaran islam kedua setelah kitab al-Quran. Memahami hadis adalah sesuatu pekerjaan yang rumit karena dibutuhkan analisis yang cermat untuk memahami makna tekstual dan kontekstualnya. Karena pada kondisi sekarang yang tentunya sudah berbeda dari zaman dahulu. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hukum perempuan yang bepergian tanpa pendampingan mahram khususnya pada praktik di Mabna Syarifah Mudaim Ma’had al-Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kajian ini penting untuk dilakukan kontekstualisasi dalam pemahaman hadis. Dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif, penulis melakukan studi pustaka dengan mengumpulkan beberapa hadis tentang larangan perempuan bepergian tanpa mahram serta berbagai pendapat ulama yang menjelaskan tentang permasalahan tersebut. Kemudian permasalahan tersebut dikaitkan dengan kasus di Mabna Syarifah Mudaim Mahad Al-Jamiah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa boleh hukumnya bagi mahasantri Mabna Syarifah Mudaim Mahad al-Jamiah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bepergian dengan tujuan belajar karena keamanan yang menjadi alasan utama sudah terjamin baik selama perjalanan maupun saat menetap di daerah tujuan.
Abstract:
Hadith is the second source of Islamic references after Quran. To understand it not only textually, but must understand it contextually as well. Because the current conditions are different from the past. This aims to find out how the law of women who travel without being accompanied by a mahram, especially in practice at Mabna Syarifah Mudaim Ma'had al-Jami'ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. This makes it important to do contextualization in understanding hadith. By using a qualitative approach method, the author conducted a literature study by collecting several hadiths about the prohibition of women traveling without a mahram as well as various opinions of scholars explaining this problem. Then these problems are connected with the case at Mabna Syarifah Mudaim Mahad Al-Jamiah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. The results of this study concluded that it is permissible for students of Mabna Syarifah Mudaim Mahad al-Jamiah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta to travel for the purpose of studying because security which is the main reason is guaranteed both during the trip and when staying in the destination area.
Keywords
References
Al-Bukhori. 1422H. Shahih Al-Bukhori. Beirut: Daar Thouq an-Najah.
Amal, Taufiq Adnan. 1992. Islam dan Tantangan Modernitas. Bandung: Mizan.
At-Tirmidzi. 1998. Sunan at-Tirmidzi. Beirut: Daar Al-Ghorbi Al-Islamiy.
Daar al-Ifta al-Mishriyah. (30 Juni 2009). ’ ‘حكم سفر المرأة بدون محرم غذا أمنت الطريق URL: https://www.dar-alifta.org/ar
Dawud, Abu. Sunan Abi Dawud. Beirut: Maktabah ‘Ashriyyah, n.d.
Hajar, Imam Ibnu. 2012. Reinterpretasi Hukum Larangan Bepergian Tanpa Mahram Bagi Perempuan. Jurnal Al-Manahij 16 (1).
Majah, Ibnu. Sunan Ibn Majah. Saudi Arab: Daar Ihya El-Kitab al-Arabiyyah, n.d.
Mas’adi, Ghufran. Pemikiran Fazlur Rahman tentang Metodologi Pembaharuan Hukum Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997.
Nawawi. 1392H. Al-Minhaj Syarh an-Nawawi ‘Ala Shohih Muslim. Beirut: Daar Ihya at-Turats al-Arabi.
Qudamah, Ibnu. 1968. Al-Mughni. Kairo: Maktabah al-Qahirah.
Ulya, Atiatul. 2013. Konsep Mahram Jaminan Keamanan atau Pengekangan Perempuan. Jurnal al-Fikr 17 (1).
Zuhaili, Wahbah. Al-fiqh al-Islami wa Adillatuhu. Damaskus: Daar EL Fikr, n.d
DOI: 10.15408/tadabbur.v2i01.32719
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.