Sarekat Islam sebagai Gerakan Sosial: Dari Gerakan Ratu Adil ke Sosialisme Islam
Abstract
This article discusses how Sarekat Islam (SI) became a representation of the social movements of the indigenous people in the Dutch East Indies. This research uses the historical method with a sociological approach. Furthermore, this study uses resource mobilization theory in social movements to see the development of thought patterns and movements in SI. The results of this study indicate that, at first, for the indigenous people of SI, it was considered a manifestation of the Ratu Adil movement, where the leaders were considered to have charismatic personalities who would lead them to escape the misery of life. However, this assumption later changed, not only because the leaders of the SI rejected Ratu Adil's assumption but also because the SI itself began to develop a more rational and modern thought, namely socialism and Islamic reformism, in response to conditions in the Dutch East Indies, which eventually realizing the development of ideology and movement within the SI. Socialism-Marxism (communism), which is fundamentally contrary to Islam, made SI eventually split up. Many conflicts occur between the camp that adheres to communism with the anti-communism camp. The peak was when SI began to expressly rid itself of elements of communism through party discipline in 1921.
Artikel ini membahas bagaimana Sarekat Islam (SI) menjadi representasi dari gerakan sosial rakyat pribumi di Hindia Belanda. Penelitian ini mengunakan metode sejarah dengan pendekatan sosiologi. Lebih lanjut penelitian ini menggunakan teori mobilisasi sumber daya dalam gerakan sosial untuk melihat perkembangan pola pemikiran dan gerakan di SI. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pada awalnya, bagi rakyat pribumi SI dianggap sebagai wujud dari gerakan Ratu Adil dimana para pemimpinnya dianggap memiliki kharismatik yang akan memimpin mereka agar lepas dari kesengsaraan hidup. Namun anggapan ini kemudian berubah, bukan hanya karena para pemimpin SI menolak anggapan Ratu Adil itu, namun juga karena di dalam Sarekat Islam sendiri mulai berkembang sebuah pemikiran yang lebih rasional dan modern yakni sosialisme serta reformisme Islam dalam merespon kondisi di Hindia Belanda, yang akhirnya mewujudkan perkembangan ideologi dan gerakan di dalam SI. Paham sosialisme-marxisme (komunisme) yang bertentangan dasar dengan Islam membuat SI akhirnya terpecah-belah. Banyak konflik terjadi antara kubu yang menganut komunisme dengan kubu yang anti komunisme. Puncaknya yakni ketika SI mulai secara tegas membersihkan diri dari unsur komunisme melalui disiplin partai pada 1921.
Keywords
References
Jurnal dan Buku :
Azra, Azyumardi. “The Indies Chinese and the Sarekat Islam.” Studia Islamika 1, no. 1 (1994): 25–53.
Benda, Harry J., and Lance Catles. “The Samin Movement.” Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 2, no. 125 (1969): 207–240.
Blumberger, J. Th. Petrus. De Nationalistische Beweging in Nederlandsch Indie. HD Tjeenk Willink, 1931.
———. “Sarekat Islam.” Encyclopaedie van Nederlandsch-Indie. Leiden: EJ Brill, 1924.
Budiawan. Anak Bangsawan Bertukar Jalan. Yogyakarta: LKiS, 2006.
Burhanudin, Jajat. Ulama Dan Kekuasaan: Pergumulan Elite Muslim Dalam Sejarah Indonesia. Jakarta: Mizan, 2012.
Darban, Ahmad Adaby. Sejarah Kauman: Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2017.
Djaelani, Anton Timur. Gerakan Sarekat Islam: Kontribusinya Pada Nasionalisme Indonesia. Jakarta: LP3ES, 2017.
Fachrurozi, Miftahul Habib. “Indie Weerbaar Polemic and the Radicalization of Sarekat Islam (1917-1918).” IHiS (Indonesian Historical Studies) 4, no. 2 (2020): 128–143.
Fatkhan, Muhammad. “Sosok Ratu Adil Dalam Ramalan Jayabaya.” Refleksi 19, no. 2 (July 2019).
Firdaus A. N. Syarikat Islam Bukan Budi Utomo: Meluruskan Sejarah Pergerakan Bangsa. Jakarta: Datayasa, 1997.
Furnivall, J. S. Hindia Belanda: Studi Tentang Ekonomi Majemuk. Translated by Samsudin Berlian. Jakarta: Freedom Institute, 2009.
Gonggong, Anhar. HOS. Tjokroaminoto. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986.
Haastert, W. K. S. Van. De Sarikat Islam. Weltevreden: Albrecht & Co, 1916.
Ham, Ong Hok. Madiun Dalam Kemelut Sejarah: Priayi Dan Petani Di Keresidenan Madiun Abad XIX. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2018.
Houben, Vincent J. H. Keraton Dan Kompeni: Surakarta Dan Yogyakarta 1830-1870. Yogyakarta: MataBangsa, 2017.
Ingleson, John. Perkotaan, Masalah Sosial, Dan Perburuhan Di Jawa Masa Kolonial. Depok: Komunitas Bambu, 2013.
Kartodirdjo, Sartono. Pemberontakan Petani Banten 1888. Depok: Komunitas Bambu, 2015.
———. Ratu Adil. Jakarta: Sinar Harapan, 1984.
Korver, A. P. E. Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil? Jakarta: Grafitipers, 1985.
Kuntowijoyo. Dinamika Sejarah Umat Islam Indonesia. Yogyakarta: IRCiSod, 2017.
———. “Lari Dari Kenyataan: Raja, Priyayi, Dan Wong Cilik Biasa Di Kasunanan Surakarta, 1900-1915.” Humaniora 15, no. 2 (2003): 200–211.
———. Petani, Priyayi, Dan Mitos Politik. Yogyakarta: LABIRIN, 2017.
Madjid, Dien, and Johan Wahyudi. Ilmu Sejarah: Sebuah Pengantar. Jakarta: Kencana, 2014.
Marco. “Apakah Pabrik Goela Itoe Ratjoen Boeat Kita?!” Sinar Djawa, March 26, 1918.
McVey, Ruth T. Kemunculan Komunisme Indonesia. Depok: Komunitas Bambu, 2017.
Mirsel, Robert. Teori Pergerakan Sosial. Yogyakarta: Resist Book, 2004.
Munasichin, Zainul. Berebut Kiri: Pergulatan Marxisme Awal Di Indonesia 1912-1926. Yogyakarta: LKiS, 2005.
Najoan. “Verslag Pendek Dari Vakcentrale P.P.K.B. Dari Asal Moelanja Sahingga Pengabisan Boelan Juli 1920.” Sinar Hindia, July 31, 1920.
Nasihin. Sarekat Islam: Mencari Ideologi 1924-1945. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
Niel, Robert Van. Munculnya Elit Modern Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya, 1984.
Noer, Deliar. Gerakan Modern Islam Di Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES, 1996.
Rahim, Arif. “Sarekat Islam: Gerakan Islam Modernis Atau Tradisional?” Jurnal Ilmiah Dikdaya 10, no. 2 (April 2020): 119–125.
Ricklefs, M. C. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2010.
Saich, Tony, and Fritjof Tichelman. “Henk Sneevliet: A Dutch Revolutionary on the World Stage.” Journal of Communist Studies 1, no. 2 (1985): 170–193.
Salim, H. Agus. “Berselisih Paham Berlainan Rasa.” Boeroeh Bergerak, November 10, 1920.
Semaoen. “Pemogokan Di Pelabuhan Di Negeri Belanda.” Soeara Bekelai, April 30, 1920.
———. “Tidak Beroebah.” Sinar Hindia, Oktober 1918.
Shiraishi, Takashi. Zaman Bergerak; Radikalisme Rakyat Di Jawa 1912-1926. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2005.
Sidel, John T. Republicanism, Communism, Islam Cosmopolitan Origins of Revolution in Southeast Asia. New York: Cornell University Press, 2021.
Soerjopranoto. “Pergulatan Rakjat Ketjil Dalam Membela Nasib Hidupnja.” In Dari Kebangunan Nasional Sampai Proklamasi Kemerdekaan: Kenang-Kenangan Ki Hadjar Dewantara, 146–168. Jakarta: Endang, 1952.
———. “Tentoekan Dan Tetapkanlah Haloean!” Boeroeh Bergerak, November 3, 1920.
Soewarsono. Berbareng Bergerak: Sepenggal Riwayat Dan Pemikiran Semaoen. Yogyakarta: LKiS, 2000.
Subijanto, Rianne. “Enlightenment and the Revolutionary Press in Colonial Indonesia.” International Journal of Communication 11 (2017): 1357–1377.
Suhartono. Apanage Dan Bekel: Perubahan Sosial Di Pedesaan Surakarta 1830-1920. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1991.
Sulistyo, Bambang. Pemogokan Buruh: Sebuah Kajian Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1995.
Suratmin. Raden Mas Suryopranoto: Hasil Karya Dan Perjuangannya. Jakarta: Balai Pustaka, 1996.
Suryo, Djoko, R. M. Soedarsono, and Djoko Soekiman. Gaya Hidup Masyarakat Jawa Di Pedesaan: Pola Kehidupan Sosial-Ekonomi Dan Budaya. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985.
Sztompka, Piotr. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Kencana, 2017.
Thompson, John B. Kritik Ideologi Global: Teori Sosial Kritis Tentang Relasi Ideologi Dan Komunikasi Massa. Translated by Haqqul Yaqin. Yogyakarta: IRCiSoD, 2015.
Tjokroaminoto, H. O. S. Islam Dan Sosialisme. Bandung: Sega Arsy, 2017.
Surat Kabar
“Congres S.I. Jang Ke V Di Djocjakarta.” Neratja, March 8, 1921.
“Congres S.I. Jang Ke V Di Djocjakarta.” Neratja, March 16, 1921.
“Kommunisma Dan Islamisma.” Soeara Ra’jat, February 16, 1921.
“Pidato President PFB Dalam Congres Di Soekaradja Pada Tanggal 13 April 1919.” Boeroeh Bergerak, June 1, 1919.
“Sarekat Islam Congres (1e Nationaal Congres) 17 - 24 Juni 1916 Te Bandoeng.” Batavia - Landsdrukkerij, 1916.
“Sarekat Islam Congres (2e Nationaal Congres) 20-27 October 1917 Te Batavia.” Batavia - Landsdrukkerij, 1919.
“Sarekat Islam Congres (4e Nationaal Congres) 26 Oct - 2 Nov 1919 Te Soerabaja.” Landsdrukkerij - Weltevreden, 1920.
Seratus Tahun Haji Agus Salim. Jakarta: Sinar Harapan, 1984.
“Statuten Dari Personeel Fabriek Bond Nederlandsche Indie (PFBNI) Di Djokjakarta.” Boeroeh Bergerak, June 1, 1919.
“Vakcentrale.” Neratja, June 23, 1921.
“Vakcentrale P.P.K.B.” Si Tetap, January 20, 1920.
“Verslag Openbare.” Soeara Bekelai, February 29, 1920.
“Verslag Pendek Rapat Oemoem Vakcentrale (P.P.K.B) Di Tjahjohardjo Semarang Tanggal 1 Augustus 1920.” Sinar Hindia, Agustus 1920.
DOI: 10.15408/sh.v1i1.25918
Refbacks
- There are currently no refbacks.