Desentralisasi Asimetris (Administrative Asymmetry) Dalam Kajian Negara Kesatuan Republik Indonesia Dan Perbandingan Negara (Unitary State)
Abstract
The purpose of this research is to understand more deeply the existence and position of asymmetric decentralization within the framework of the unitary state of the republic of Indonesia. The emergence of the concept of decentralization or regional autonomy is a manifestation of the democratization that developed in Indonesia, especially when the new order regime collapsed. The idea of decentralization coincides with the idea of democratization and unlike the more centralized new order era. The second change, especially Articles 18A and 18B of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia, has broad implications along with the rapid development of heterogeneous local government. This article at least discusses decentralization in the new order period, reform and transitional democracy and outlines areas that can be called asymmetric decentralization. This research uses normative juridical method. The novelty in this paper lies in looking at comparisons between several unitary states in the world.
Keyword: Asymmetric Decentralization; Unitary State; Comparation of Unitary State
Abstrak
Tujuan penelitian yaitu memberikan pemahaman tentang eksistensi dan posisi desentralisasi asimetris khususnya kerangka di Negara Indonesia. Munculnya konsep desentralisasi atau yang disebut dengan otonomi daerah merupakan perwujudan dari demokratisasi yang berkembang di Indonesia terutama saat runtuhnya rezim order baru. Ide desentralisasi berbarengan dengan ide demokratisasi dan tidak seperti zaman order baru yang lebih sentralistik. Perubahan kedua khususnya Pasal 18A dan 18B UUD NRI 1945 berimplikasi luas seiring dengan berkembang pesat pemerintahan daerah yang bersifat heterogen. Artikel ini setidaknya membahas desentralisasi dalam masa order baru, reformasi dan demokrasi transisi serta menguraikan daerah-daerah yang dapat disebut sebagai desentralisasi asimetris. Penilitian ini menggunakan metode yuridis normatif. Kebaruan dalam tulisan ini adalah terletak dalam melihat perbandingan melalui beberapa negara kesatuan (unitary state)
Kata Kunci: Desentralisasi Asimetris; Negara Kesatuan; Perbandingan Unitary State
Full Text:
PDFReferences
Asshidiqqie, Jimly. (2006). Konstitusi dan Konstitusionalisme, Jakarta, (Konstitusi Pers).
Budisetyowati, Dwi Andayani. (2004). “keberadaan otonomi daerah dinegara kesatuan republik indonesia”, Disertasi Magister Hukum Universitas Indonesia.
Djojosoekarto, Agung. et al., (2008). Otonomi Khusus Papua, (Jakarta: Kemitraan, 2008), hlm. 10
Gedeona, Hendrikus T. Desentralisasi Fiskal: Kajian Perbandingan Ketidakseimbangan Fiskal di Indonesia dan Jepang.
Hayati, Rahmi; Ifansyah, Muhammad Noor. (2019). Praktik Desentralisasi Asimetris Di Indonesia, Pubis Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Administrasi Publik Dan Administrasi Bisnis, Vol.3 No 2 (September)
Herlambang, Dian; Kurnia, Kamal Fahmi. (2022). Analisisi Perubahan Isu Desentralisasi Atas Digantinya UU 32 Tahun 2004 Menjadi UU 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, Jurnal Saburai, Vol 7 (Juni), hlm.5
Hoessein, Bhenyamin. (2009). Perubahan Model, Pola, dan Bentuk Pemerintahan Daerah: Dari Era Order Baru ke Era Reformasi, Departemen Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia.
Isra, Saldi. (2018). “Desentrlisasi Asimetris Di Indonesia”, Orasi Ilmiah pada Rapat Senat Terbuka dalam Rangka Dies Natalis Ke-72 Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Kelsen, Hans. (2006). Teori Umum Tentang Hukum Negara, Terjemahan oleh Raisul Muttaqiem, Nusamedia, Bandung.
Kurniadi, Bayu Dardias. Desentralisasi Asimetris Di Indonesia, Fakultas Politik dan Pemerintahan, Universitas Gajah Mada.
Maksum, Irfan Ridwan. “Dalam Laporan kepada BSF-Bank Dunia Mengenai Perbandingan Sistem Pembagian Urusan Pemerintrah Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah Otonom” FISIP-UI
Nurkholis, Hanif. (2013). Pemerintah Lokal Asimetris Dan Model Pengawasanya, Jurnal Ilmiah Administrasi Publik, Vol 14, Nomor 2 (November), hlm.4
Nursadi, Harsanto. (2022). “Diambil dari materi perkuliahan ke 3 dan di ajarkan pada tanggal 15 september 2022” Fakultas Hukum, Universitas Indonesia.
Nursadi, Harsanto. (2022). Dalam paparan presentasi oleh Dr Harsanto Nursadi, 15 September, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia.
Prasojo, Eko. (2006). Konstruksi Ulang Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di Indonesia, Dalam Pidato Pengukuhan sebagai Guru Besar Universitas Indonesia Departemen Ilmu Administrasi, Juli.
Pratama, Andhika Yudha. (2015). “Pelaksanaan Desentralisasi Asimetris dalam Tata Kelola Pemerintahan Daerah di Era Demokrasi”, Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Th.28, No.1, Februari, hlm. 8.
Susanto, Sri Nur Hari. (2019). Desentralisasi Asimetris Dalam Konteks Negara Kesatuan, Administrative Law & Governance Journal, 3 (November)
Tauda, Gunawan A. (2018). “Desain Desentralisasi Asimetris Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia”, Adminitrative Law & Governance Journal, Vol.1, Edisi 4, November 2018, hlm. 415
Peraturan Perundang-undangan:
Indonesia, Undang-Undang Dasar NRI 1945.
Indonesia, Undang-Undang Tentang Pemerintahan Daerah, UU No.23 Tahun 2014, LN Tahun 2014 No 244 TLN No 5587.
Indonesia, Undang-Undang Tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Sebagai Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia, UU No 29 Tahun 2007. LN No 93 Tahun 2007
Indonesia, Undang-Undang Tentang Pemerintahan Aceh, UU No 11 Tahun 2006. LN No 62 Tahun 2006
Indonesia, Undang-Undang Tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua, UU No 35 Tahun 2008, LN No 112 Tahun 2008
Indonesia, Undang-Undang Tentang Keistimewaan Daerah Istimewah Yogyakarta, UU No 13 Tahun 2012, LN No 170 Tahun 2012
DOI: https://doi.org/10.15408/sjsbs.v10i5.34801 Abstract - 0 PDF - 0
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.