Peran Buzzer Politik dalam Dinamika Jelang Pemilu Tahun 2024
Abstract
This research focuses on the buzzer's potential contribution to the dynamics of the Indonesian political system ahead of the 2024 General Election. The urgency of this research is that buzzers are often the actors that create political problems. Buzzers often construct provocation narratives to create political branding for certain candidates. It is increasingly disrupted when information technology is disrupted that provides information that is not entirely valid. Then some people decide to choose from the construction of the media. This research uses role theory with vertical and horizontal coordination patterns. This research uses literature study methods from various reference sources such as books, journals, documents, and the Internet. The author uses data analysis techniques to correlate one data with another. The results showed that the role of the political buzzer includes three things, namely, as a political tool that can be used tendentiously, positively, or negatively. Then, political buzzers also act as influencers who influence followers because they are personal branding in a particular activity and buzzers as a community and identity. In this section, buzzers are new job opportunities that provide financial attractiveness—order- and project-based buzzers for a specific campaign. Buzzers act on a vertical basis of coordination with political elites and candidates and coordinate horizontally with their communities to create political constructs. Various rules have regulated the regulation of buzzer campaigns in the political system. But it still happens because there is no legal, political, sociocultural, or economic awareness.
Keywords: Political buzzer; Construction; Role; Coordination; polarization
Abstrak
Penelitian ini berfokus pada potensi kontribusi buzzer dalam dinamika sistem politik Indonesia jelang Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024. Urgensi riset ini adalah bahwa buzzer seringkali menjadi aktor yang menciptakan terjadinya keos politik. Para buzzer seringkali mengkonstruksi narasi-narasi provokasi untuk menciptakan branding politik pada kandidat tertentu. Hal ini semakin diperparah para oleh disrupsi teknologi informasi yang menyediakan informasi yang tidak sepenuhnya valid. Kemudian Sebagian orang mengambil keputusan untuk memilih dari adanya konstruksi media tersebut. Penelitian ini menggunakan teori peran dengan pola koordinasi vertikal dan horizontal. Metode penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan yang diperoleh dari berbagai sumber referensi seperti buku, jurnal, dokumen, internet. Penulis menggunakan Teknik analisis data proses tracking untuk mengkorelasikan antar data yang satu dengan yang lainya. Adapun hasil yang didapatkan bahwa peran buzzer politik mencakup tiga hal yakni sebagai alat politik yang berpotensi digunakan dengan tendensius positif atau negatif. Kemudian, buzzer politik juga berperan sebagai influencer yang memberikan pengaruh pada follower karena mereka adalah branding personal dalam suatu aktivitas tertentu serta buzzer sebagai komunitas dan identitas. Pada bagian ini buzzer adalah peluang kerja baru yang menyediakan finansial yang menarik. Buzzer berbasis pesanan dan proyek untuk suatu kampanye tertentu. Para buzzer bertindak dengan basis koordinasi vertikal dengan elit politik dan kandidat serta berkoordinasi horizontal dengan komunitas mereka untuk menciptakan konstruksi politik. Pengaturan tentang kampanye buzzer dalam sistem politik telah diatur berbagai aturan. Namun masih saja terjadi karena belum adanya kesadaran hukum, kesadaran politik, kesadaran sosial budaya dan kesadaran ekonomi.
Kata Kunci: Buzzer Politik; Konstruksi; Peran; Koordinasi; Polarisasi
Full Text:
PDFReferences
Arianto, B. (2019). Kontestasi Buzzer Politik dalam Mengawal APBD DKI Jakarta. Jurnal Polinter Prodi Ilmu Politik FISIP UTA '45 Jakarta, 54-75.
Arianto, B. (2021). Analisis Peran Buzzer Media Sosial dalam Memperkuat Kampanye Petani Milenial . Jurnal Riset Komunikasi, 168-187.
Budiardjo, M. (2008). Dasar-dasar ilmu politik edisi revisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Dewantara, J. A., Syamsuri, Wandira, A., Afandi, Hartati, O., Cahya, N., Nurdiansah, T. H. (2022). The Role of Buzzers in Social Media in Guiding Public Opinion Regarding Political Choices. Journal of Etika Demokrasi, 681-694.
Fathun, Laode Muhamad & Ardhana Ulfa Aziz.( 2018) dalam Membangun Indonesia "Resolusi Konflik Sosial Lintas Perspektif". Jakarta: IQRA.
Faulina, A., Chatra, E., & Sarmiati. (2021). Peran Buzzer dalam Proses Pembentukan Opini Publik di New Media. Jurnal Pendidikan Tambusai, 2806-2820.
Firdausi, I. A., Sucahya, M., P, L. D., Faturahman, W., & Agustini, D. V. (2021). Gaduh Buzzer Politik di Era Jokowi. Komunika: Jurnal Ilmu Komunikasi, 19-24.
Friedman, T.L (2005). The World Is Flat. New York: Farrar, Straus, and Giroux.
Harnisch, et. al. (2011). The Role Theory in International Relations Approach and Analysis. London: Routledge.
Hidayat, R. N. (2020). Penggunaan Buzzer Politik di Media Sosial Pada Masa Kampanye Pemilihan Umum. 'ADALAH Buletin Hukum & Keadilan, 29-38.
Juditha, C. (2019). Buzzer di Media Sosial Pada Pilkada dan Pemilu Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Komunikasi dan Informatika, 199-212.
Kurniawan, R., Muliana, R. Y., Maesaroh, F., Nurcahyo, M. I., & Kusuma, A. J. (2021). Buzzer Media Sosial dan Pembentukan Perspektif Pemilih Milenial dalam Pemilu 2019. Jurnal Politik Walisongo, 54-72.
Maulana, H. F., & Hastuti. (2022). Peran Buzzer Politik Dalam Pembentukan Opini Publik Mendukung Anies Baswedan Di Media Sosial Twitter. Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis, 111-122.
McQuail, D. (Ed.). (2002). McQuail's reader in mass communication theory. Sage.
Muqsith, M. A. (2022). Fake News as а Modern Media Phenomenon: Features of Formation and Functioning in Indonesia (2017-2021). Cand. Diss. Moscow.
Mustika, R. (2019). Pergeseran Peran Buzzer Ke Dunia Politik Di Media Sosial. Jurnal Diakon, 151-158.
Muzykant, V., Burdovskaya, E., Muzykant, E., & Muqsith, M. A. (2023). Digital Threats and Challenges to Netizens Generation Media Education (Indonesian Case). Медиаобразование, (1), 97-106.
Setiawan, R., Muqsith, M. A., Avzalova, E., Sulthan, M. F., & Mladenov, S. V. (2022). Political Communication Through New Media In Local Elections In Indonesia. SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i, 9(1), 1-12.
Siami, W. (2023). Pengaruh Buzzer Politik Di Media Sosial Twitter Terhadap Pembentukan Opini Publik. Studi Deskriptif pada Generasi Muda Kota Bandung, 1-10.
Siami, W. (2023). Pengaruh Buzzer Politik Di Media Sosial Twitter Terhadap Pembentukan Opini Publik. Studi Deskriptif pada Generasi Muda Kota Bandung, 30-48
Sugiono, S. (2020). Fenomena Industri Buzzer di Indonesia: Sebuah Kajian Ekonomi Politik Media. Communicatus: Jurnal Ilmu Komunikasi, 47-66.
Tri sulistyaningtyas, et. al. (2015). Sinergitas Paradigma Lintas Sektoral di Bidang Keamanan dan Keselamatan Laut. Jakarta: Kompas Gramedia.
Wulandari, C. D., Muqsith, M. A., & Ayuningtyas, F. (2023). Fenomena Buzzer Di Media Sosial Jelang Pemilu 2024 Dalam Perspektif Komunikasi Politik . Avant Garde Jurnal Ilmu Komunikasi, 134-145.
Usman,. (2006). Konflik dan perubahan sosial: Studi sosiologi politik di Maluku Utara. Hasil Penelitian. Makassar: Universitas Hasanuddin.
DOI: https://doi.org/10.15408/sjsbs.v10i4.34076 Abstract - 0 PDF - 0
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.