Геноцид как Тяжкое Преступление (Genocide As Extraordinary Crime)

Nur Rohim Yunus, Latipah Nasution, Siti Nurhalimah, Siti Romlah

Abstract


The state is a subject of international law who has power or power, so that the state is required not to abuse its authority. State obligations have been regulated in various international legal instruments. The protection of human rights has implications for the emergence of the fulfillment of human rights as a form of state responsibility. The state in this case must ensure to protect, to ensure, and to fulfill the human rights. Therefore, all acts of the state that discriminate against citizens of a certain ethnicity by committing genocide are serious human rights crimes that must be prosecuted by the International Court of Justice. This study uses qualitative research with a sociological and juridical approach. The results of the study state that the State of Indonesia has also regulated the behavior of preventing the crime of genocide in order to protect human rights.

Keywords: Genocide; HAM; Extraordinary Crime

 

Abstrak:

Negara merupakan subjek hukum internasional yang memiliki kekuasaan atau power, sehingga negara dituntut tidak melakukan penyalahgunaan wewenang. Kewajiban negara telah diatur dalam berbagai instrumen hukum internasional. Perlindungan terhadap HAM berimplikasi terhadap munculnya pemenuhan HAM sebagai wujud tanggungjawab negara. Negara dalam hal ini harus memastikan to protect, to ensure, and to fulfill the human rights. Oleh karenanya, segala tindakan negara yang melakukan diskriminasi kepada warga negara dari etnis tertentu dengan melakukan genosida merupakan kejahatan HAM berat yang harus dituntut oleh Mahkamah Internasional. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan sosiologis dan yuridis. Hasil penelitian menyatakan bahwa Negara Indonesia juga telah mengatur perilaku pencegahan tindak kejahatan Genosida guna menjaga HAM.

Kata Kunci: Genosida; HAM; Extraordinary Crime

 

Аннотация:

Государство является субъектом международного права, обладающим властью, поэтому от государства требуется не злоупотреблять своей властью. Обязательства государства регулируются различными международно-правовыми инструментами. Защита прав человека имеет значение для возникновения реализации прав человека как формы ответственности государства. Государство в этом случае должно гарантировать защиту, обеспечение и соблюдение прав человека. Следовательно, все действия государства, дискриминирующие граждан определенных этнических групп путем совершения геноцида, являются серьезными преступлениями в области прав человека, которые должны преследоваться Международным Судом. В данном исследовании используются качественные исследования с социологическим и юридическим подходом. Результаты исследования показывают, что государство Индонезия также регулирует действия по предотвращению преступления геноцида в целях защиты прав человека.

Ключевые слова: геноцид; права человека; тяжкое преступление


Full Text:

PDF

References


Devy Sondakh, Peradilan Mahkamah Internasional AD Hoc Den Haag Para Penjahat Perang Di Wilayah Bekas Yugoslavia Dan Kemungkinan Penerapannya di Indonesia, Tesis, Universitas Padjadjaran, Bandung, 1999.

Fareza Rahman, “Peran Internasional People’s Tribunal 1965 Dalam Upaya Advokasi Korban Peristiwa 1965-1966 Indonesi” Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 7 No. 2, Mei 2018, hal 34

Human Rights Watch, Indonesia: Justice For East Timor Still Elusive, New York, February 21 2002

Human Rights: A Basic Handbook for UN Staff, Office of the High Commisioner for Human Rights United Nations Staff College Project

Intan Ghina & Ida Kurnia “Pertanggungjawaban Myanmar Atas Tindakan Genosida Terhadap Kelompok Etnis Rohingya Berdasarkan Genocide Convention 1948”, Jurnal Hukum Adigma, Volume 3 Nomor 2, Desember 2020.

Jan Berting, et al, Human Rights In a Pluralist World: Individuals and Collectivities, First Edition, London: Meckler.

M.C. Bassiouni (et.al), ILC Draft Statute for an International Criminal Court With Suggested Modifications, Chicago, Maret 1996.

Marmi Emmy Mustafa, Prinsif-Prinsif Beracara Dalam Penegakan Hukum Paten di Indonesia Dikatikan Dengan TRiPs-WTO, PT. Alumni, Bandung, 2007.

Nurul Qamar, Hak Asasi Manusia dalam Negara Hukum Demokratis, Edisi Kedua, Cetakan Kedua, Sinar Grafika: Jakarta, 2014.

Progress Report pemantauan pengadilan HAM ad hoc Elsam ke-10, tanggal 28 Januari 2003

Sayuti “Konsep Rechtsstaat Dalam Negara Hukum Indonesia (Kajian Terhadap Pendapat Azhari)”, Jurnal kajian Ekonom IIslam dan Kemasyarakatan, Volume 4, Nomor 2, Desember 2011.

Thorbjorn Jagland, State of Democracy, Human Rights and The Rule of Law, Report by the Secretary General of the Council of Europe, France: Council of Europe, 2016.

UN General Assembly, Convention on the Prevention and Punishment of the Crime of Genocide (Genocide Convention) 1948.

William A. Schabas, “Convention For The Prevention And Punishment Occupied Europe”, Paris, 9 Desember 1948, https://legal.un.org/avl/ha/cppcg/cppcg.html 31 Januari 2021. hal.1

Putusan Pengadilan Rakyat 1965: Indonesia Lakukan Genosida https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160720141601-12-145854/putusan-pengadilan-rakyat-1965-indonesia-lakukan-genosida diakses pada 10 Februari 2021 Pukul 21.01

Putusan IPT 1965: Indonesia Harus Minta Maaf https://nasional.tempo.co/read/789102/putusan-ipt-1965-indonesia-harus-minta-maaf , Tempo.co diakses Pada 15 Feb 2021 Pukul 13.49 WIB

Kemlu Abaikan Putusan Sidang Rakyat 1965, https://www.viva.co.id/berita/dunia/799371-kemlu-abaikan-putusan-sidang-rakyat-1965 viva.co.id diakses pada 15 Feb 2021 Pukul 13.56

Peristiwa 1965, IPT dan Respons Pemerinta https://nasional.kompas.com/read/2016/07/22/08223831/peristiwa.1965.ipt.dan.respons.pemerintah.?page=all diakses pada 10 Februari 2021 Pukul 21.12




DOI: https://doi.org/10.15408/sjsbs.v8i3.21386 Abstract - 0 PDF - 0

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.