Nasionalisme dan Tasamuh – Suatu Tinjauan Ulama Tanah Sunda Abah Anom
Abstract
The negative stigma lately is often carried by Muslims. This often occurs in acts of violence and intolerance carried out by radical Islamic community organizations. They are provoked by their leaders through lectures and da'wah. For this reason, the influence and example of nationalist and tasamuf religious leaders are needed. Abah Anom was the leader of the Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah Islamic Boarding School, the Suryalaya Islamic Boarding School in Tasikmalaya, West Java. One of the cleric who can be a role model in the syiar of Islam and the life of the nation and state. Apart from being a nationalist cleric, he also highly respects the local wisdom. Through this paper, it is hoped that it will inspire the younger generation of Islam to practice religion without forgetting local wisdom. Another thing is the need to foster nationalism and accept the differences that exist in society. The research method uses library research methods where the library sources are taken from books and journals / proceedings. Through his example and also his works can be learned about the role of nationalism and creativity in his broadcast. His view of local wisdom, especially Sundanese culture, is precisely to strengthen the Qodiriyah wa Naqsyabandiyah Tarekat. Abah Anom's role model is needed for the young generation of Islam today, in this global era and the fading of their nationalistic values.
Keywords: Abah Anom, nasionalism, tasamuh
Abstrak
Stigma negatif akhir-akhir ini kerap disandang oleh umat Islam. Hal ini dikarenakan sering terjadi aksi kekerasan dan intoleran yang dilakukan oleh kelompok ormas Islam radikal. Mereka terprovokasi oleh pemimpinnya melalui ceramah dan dakwah. Untuk itu pengaruh dan teladan seorang pemimpin keagamaan yang nasionalis dan tasamuf sangat diperlukan. Abah Anom merupakan pemimpin Pesantren Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah yakni Pesantren Suryalaya di Tasikmalaya, Jawa Barat. Salah satu ulama yang dapat menjadi panutan dalam syiar Islam maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain seorang ulama yang nasionalis, beliau juga sangat menghormati kearifan lokal dimana pesantren ini berada. Melalui tulisan ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda Islam untuk dapat mengamalkan ajaran agama tanpa melupakan kearifan lokal setempat. Selain itu juga perlunya memupuk rasa kebangsaan dan menerima perbedaan yang ada di masyarakat. Metode penelitian menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) dimana sumber pustaka diambil dari buku-buku, jurnal, prosiding, majalah dan koran. Melalui teladan kehidupannya dan juga karya-karyanya bisa dipelajari tentang peran nasionalisme dan kreativitas dalam syiarnya. Pandangannya terhadap kearifan lokal khususnya budaya Sunda justru untuk memperkokoh Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah. Suri teladan Abah Anom perlu ditiru oleh generasi muda Islam saat ini, di tengah arus global dan lunturnya nilai-nilai nasionalismenya yang mereka alami.
Keywords: Abah Anom, nasionalisme, tasamuhFull Text:
PDFReferences
Hamdi, Ahmad Zainul. (2012). Klaim Religious Authority Dalam Konflik Sunni-Syi’I Sampang Madura. ISLAMICA, 6 (2), pp. 215-231. doi: https://doi.org/10.15642/islamica.2012.6.2.215-231
Ismail, Asep Usman. (2018). Fenomena Tarekat di Zaman Now: Telaah Atas Ajaran dan Amalan TQN Suryalaya. Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan, 22(2), pp. 199-216. doi: 10.15408/dakwahv22i1.12068
Jamaruddin, Ade. (2016). Membangun Tasamuh Keberagaman Dalam Perspektif Al-Qur’an. TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Beragama, 8(2), Juli-Desember, pp. 2-15.
Mulyati, Sri. (2010). Peran Edukasi Tarekat Qadiriyyah Naqsabandiyyah dengan Referensi Utama Suryalaya. Jakarta : Kencana.
Noviyanti, Rani. (2019). Nasionalisme Dalam Perspektif Nahdlatul Ulama (NU). Alur Sejarah: Jurnal Pendidikan Sejarah 03(1).
Panggabean, Samsu Rizal. (2012). Conflict Studies in Indonesia: A Preliminary Survey of Indonesian Publications. Power Conflict Democracy Journal, 4(1), pp. 147-180. https://doi.org/10.22146/pcd.25772.
Ridwan. (2015). Studi Karakter Utama Dalam Perilaku Orang-orang Arif dan Implikasinya untuk Pendidikan dan Bimbingan (Studi Terhadap Tokoh Arif Pesantren, Akademik dan Pemerintahan). Educatio Jurnal Ilmu Kependidikan, 10(2), pp. 423-448. https://doi.org/10.29408.
Saifuddin, Khamim. (2019). Strategi Kontra Radikalisme Keagamaan Nahdlatul Ulama di Desa Jambon, Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung. Jurnal SMaRT Studi Masyarakat, Religi dan Tradisi 05(2), pp. 143-158. https://doi.org/10. 18784/smart.v5i2.819.
Salahudin, Asep. (2013). Abah Anom.Wali Fenomenal Abad 21 dan Ajarannya. Jakarta Selatan : Noura Books.
Sayyi, Ach. (2017). Wasiat Pendidikan Sufistik Dalam Naskah Tanbih Mursyid Tarekat Qodiriyyah Naqsyabandiyah Suryalaya (Telaah Pemikiran Guru Mursyid Tqn Suryalay). Fikrotuna Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam, 05 (1), 2017, hlm 1-22.
Setiawan, Iwan. (2018). Islam dan Nasionalisme: Pandangan Pembaharu Pendidikan Islam Ahmad Dahlan dan Abdulwahab Khasbullah. Hayula: Indonesian Journal of Multidisciplinary Islamic Studies, 2(1), Januari, pp. 1-16. https://doi.org/10.21009/hayula.002.1.01.
Widodo, Suwarno. (2011). Implementasi Bela Negara Untuk Mewujudkan Nasionalisme. Jurnal Ilmiah CIVIS, 1(1), pp. 18-31.
DOI: https://doi.org/10.15408/sjsbs.v8i3.20750 Abstract - 0 PDF - 0
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.