Pluralisme Sosial Keagamaan Menuju Karakter Bangsa Yang Shalih
Abstract
The questioning argued that the social problems of the community were directed at the 2005 MUI fatwa which prohibits pluralism. MUI is seen as wrongly assessing the addition of the word "ism" as an ideological signification of the root word "plural", considering that the word pluralism in various linguistic and encyclopaedia literatures has more than just a theological meaning, but also a social meaning. However, critics have never provided a solution in the form of a substitute for the MUI version of pluralism. Besides, some of them are trapped in claiming to support the doctrine of equality of truth for all religions which is banned by MUI even though they try to appear objective at first. The method used in this research is qualitative research methods with a normative approach. The results of the research stated that MUI strives to fight for the harmony of Indonesia's pluralistic society through its formulated “plurality” inclusivism in the hope of realizing peace and harmony in a multi-religious nation. This paper also seeks several sides of the pluralism perspective in philosophical, religious and historical literature, and the possibility of applying its socio-political meaning in realizing the moral and righteous character of a national society.
Keywords: Pluralism, Theology, Social Religion, Diversity
Abstrak
Penyoaalan berdalih persoalan sosial masyarakat diarahkan kepada fatwa MUI tahun 2005 yang mengharamkan faham pluralisme. MUI dipandang salah menilai tambahan kata “isme” sebagai penyifatan ideologis terhadap kata dasar “plural”, mengingat kata pluralisme dalam berbagai literatur kebahasaan dan ensiklopedi memiliki arti lebih dari sekedar makna teologis, tetapi juga makna sosial. Akan tetapi, para pengkritik tidak kunjung memberikan solusi berupa kata pengganti bagi pluralisme versi MUI. Di samping, diantara merekapun terjebak untuk menyatakan mendukung doktrin persamaan kebenaran semua agama yang diharamkan MUI meskipun berusaha terlihat objektif di awal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Kualitatif dengan pendekatan normatif. Hasil penelitian menyatakan bahwan MUI berupaya memperjuangkan harmoni masyarakat majemuk Indonesia melalui inklusivisme “pluralitas” yang dirumuskannya dengan harapan dapat mewujudkan kedamaian dan kerukunan bangsa yang multi agama. Tulisan ini pun mengupayakan beberapa sisi pandang pluralisme dalam literatur filsafat, agama dan kesejarahan, dan kemungkinan penerapan makna sosial politisnya dalam mewujudkan karakter masyarakat berbangsa yang bermoral dan shalih.
Kata kunci: Pluralisme, Teologis, Sosial Agama, Keberagaman
Full Text:
PDFReferences
Abdalla, Ulil Abshar, Pluralisme dan Pluralitas: Dua Sisi Dari Koin Yang Sama, https://islamlib.com/topik/pluralisme/, diakses tanggal 20 Maret 2020.
Abduh, Muhammad, Tafsir Al Qur’an al Karim Juz Amma, Kairo: Dar wa Matabi’ al Sya’b, t.t
Arif, Syamsuddin,” Interfaith Dialogue” dan Hubungan Antaragama dalam Perspektif Islam”, Jurnal Tsaqafah, Vol. 6, No I, April 2010, hal: 158.
Al Bukhari, Muhammad Ibnu Isma’il, al-Jami’al-Musnad as-Shahih Min Umuri Rasulillahi shallallahu ‘alaihi wasallam Wa Sunanihi Wa Ayyamihi, atau Shahih Al-Bukhari, Beirut: Dar Ibni Katsir, 2002, jilid. 6, hal. 37, No. 4556, bab Qul Fa’tu bi at-Taurati fatluha in kuntum shadiqin (Q.S Ali ‘Imran:3/93)
Madjid, Nurcholish, Indonesia Kita, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003.
Madjid, Nurcholish, Atas Nama Pengalaman Beragama dan Berbangsa di Masa Transisi, Kumpulan Dialog Jum’at di Paramadina, Jakarta: Paramadina 2002
Ma’arif, Ahmad Syafi’i, Menimbang Kembali Keindonesiaan Dalam Kaitannya Dengan Masalah Keadilan, Kemanusiaan, Kebhinnekaan Dan Toleransi, Fiqih Kebhinnekaan, Bandung: Mizan, 2014.
Moko, Catur Widiat , Pluralisme Agama Menurut Nurcholis Madjid (1939-2005) dalam Konteks Keindonesiaan, Medina-Te, Vol. 16, No. 1, Juni 2017.
Muttaqien, Ahmad, Rekonstruksi Gagasan Pluralisme Agama, Jurnal Al-Adyan, Vol. IX, No. 1/ Januari-Juni/2014.
Muzadi, Hasyim: Mau Aman, Ahmadiyah Agama Baru, https://m.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2011/02/23/46652/hasyim-muzadi-mau-aman-ahmadiyah-agama-baru.html, diakses: 20 Maret 2020.
Muzani, Saiful, Mitos Politik dan Aspirasi Politik ICMI Modernis, Book Review, Adam Schwarz, “Islam: Coming in from the cold?, dalam bukunya, A Nation in Waiting, Indonesia in the 1990’s, (Sydney: Allan and Urwin, 1994) , Studia Islamika, Vol. 2, No. 1, 1995
Rachman, Budhy Munawwar , Perspektif Global Islam dan Pluralisme, Ilmu Ushuluddin, Vol. 1, No. 3, Januari 2012
Rakhmat, Jalaluddin, Islam dan Pluralisme, Akhlak Qur’an menyikapi Perbedaan, Jakarta: Serambi, 2006
Ridha, Muhammad Rasyid ,Tafsir Al-Qur’an Al Hakim, Beirut: Dar al Fikr, 1973
Rifai, Muhammad, Gus Dur, Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2013.
Thoha, Anis Malik, Pluralisme Agama sama dengan Agama Baru, wawancara Henri Shalahuddin, Jurnal Islamia, Hermeneutika versus Tafsir Al-Qur’an, th. I, No. 1, Muharram 1425.
Wahid , Abdurrahman, Islamku Islam Anda Islam Kita, Jakarta: Wahid Institute, 2006.
Wahid, Abdurrahman, Prisma Pemikiran Gus Dur, Yogyakarta: LKiS, 2010.
Wahid, Abdurrahman, Bercermin Dari Para Pemimpin, dalam Abdul Mun’im D.Z. (ed), Islam di Tengah Arus Transisi, Jakarta: Kompas, 2000.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Imagine, diakses tanggal 15 Maret 2020
https://kbbi.web.id/radikal, diakses tanggal 20 Maret 2020.
https://republika.co.id/berita/n91u2942/menjaga-hak-dan-kewajiban, diakses tanggal 20 Maret 2020
https://republika.co.id/berita/ps0674313/sistem-millet-mulai-berlaku-di-masa-usman-i, diakses tanggal 20 Maret 2020
DOI: https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i12.17988 Abstract - 0 PDF - 0
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.