Esoterisme dan Seni Perspektif Seyyed Hossein Nasr

Elok Nur Faizah, Kusen Kusen

Abstract


Abstrak:

Krisis spiritualitas disebabkan oleh pelupaan terhadap yang sakral dalam pelbagai ranah, termasuk seni. Menurut Seyyed Hossein Nasr, seorang filsuf perenial sekaligus tradisionalis mengatakan krisis spiritualitas disebabkan karena tenggelamnya esoterisme. Dalam esoterisme itu lah relasi kuat antara seni dan kesakralan dapat didapatkan. Esoterisme juga menjadi penting sebagai landasan seni tradisional, sebuah gagasan yang merupakan antitesis dari pandangan baru tentang seni yang sedang berkembang, yakni gagasan seni untuk seni. Gagasan tersebut mengedepankan pembuatan karya seni untuk kepentingan seni itu sendiri, tanpa memerhatikan nilai-nilai etika atau moral. Oleh karena itu topik mengenai esoterisme dan seni ini menjadi sangat penting dan menarik untuk dibahas. Penulis membatasi penelitian ini pada relasi antara esoterisme dan seni perspektif Seyyed Hossein Nasr, karena menurut penulis, Nasr merupakan tokoh yang sangat pas dalam memberikan penjelasan terkait kedua term tersebut. Dalam penelitian ini penulis mengunakan metode deskriptif analitis, sementara teknik pengumpulan datanya menggunakan library research, yakni pembedahan  terhadap sumber primer karya Seyyed Hossein Nasr dan sumber-sumber terkait lainnya. Salah satu hasil penelitian ini yakni esoterisme memungkinkan manusia untuk membuat obyek seni tradisional yang mengagumkan, serta esoterisme sebagai landasan dan tujuan seni tradisional. Melalui seni tradisional, dimensi esoterisme menemukan bentuknya yang konkrit dan seimbang.

              

Abstract:

The spirituality crisis is caused by forgetting the sacred in various domains, including art. According to Seyyed Hossein Nasr, a perennial philosopher and traditionalist, the spiritual crisis is caused by the decline of esotericism. It is in esotericism that a strong relationship between art and the sacred can be found. Esotericism also became important as a basis for traditional art, an idea that was the antithesis of the new view of art that was developing, namely the idea of art for art's sake. This idea prioritizes creating works of art for the sake of art itself, without paying attention to ethical or moral values. Therefore, the topic of esotericism and art is very important and interesting to discuss. The author limits this research to the relationship between esotericism and Seyyed Hossein Nasr's perspective art, because according to the author, Nasr is a very suitable figure in providing an explanation regarding these two terms. In this research the author used descriptive analytical methods, while the data collection technique used library research, namely dissection of primary sources by Seyyed Hossein Nasr and other related sources. One of the results of this research is that esotericism allows humans to create amazing traditional art objects, and esotericism is the basis and goal of traditional art. Through traditional art, the dimension of esotericism finds its concrete and balanced form.


Keywords


Esoterisme, Seni Tradisional, Seyyed Hossein Nasr

References


Alba, Cecep. Tasawuf dan Tarekat: Dimensi Esoteris Ajaran Islam, Cet.II. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014

Audah, Cecep Fuad. “Esoterisme dalam Tafsir al-‘Utsaimin”. Jakarta: Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ). 2019

Bin Thalib, Muhammad Liabtary. “Esoterisme Agama dalam Pandangan Sufistik”. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati, 2021

Bistara, Raha. “Tariqah Dimensi Esoteris dalam Islam (Studi Pemikiran Sayyed Hossein Nasr)”. Journal of Islamic Civilization. Vol. 2. No. 2. Oktober 2020. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Gazalba, Sidi. Asas Kebudayaan Islam: Pembahasan Ilmu dan Filsafat tentang Ijtihad. Fiqh. Akhlaq. Bidang-bidang Kebudayaan. Masyarakat. Negara, Jakarta: Bulan Bintang, 1978

Al-Ghâzâlî, Ihya Ulumuddin. Beirut: Darul Fik, 2018

Hafidz, Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail al Bukhori. Shohih Bukhori. Bait al Afkar al Dauliyah Linusyri, 1998

Harahap, Jaipuri. “Seyyed Hossein Nasr tentang Filsafat Perenial dan Human Spiritualitas”. Dalam Jurnal Aqlania. Vol.08. No.02. 2017

Herawati, Andi. “Keindahan sebagai Elemen Spiritual Perspektif Islam Tradisional”. Jurnal Kawistara 5. No. 2. 2015

Hassan, Fuad. Berkenalan dengan Eksistensialisme. Jakarta: Pustaka Jaya, 1992

Hauskeller, Michael. Seni-Apa Itu?: Posisi Estetika dari Platon sampai Danto. (Satya Graha dan Monika J. Wizemann, terj.), Depok: PT Kanisius, 2008

Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Cet. I. Edisi ke-IV. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet. IV. Edisi ke-III. Jakarta: Balai Pustaka, 2007

Jalaluddin. Filsafat Ilmu Pengetahuan: Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Peradaban. Cet. II. Jakarta: Rajawali Pers, 2014

Kania, Dinar Dewi. “Kajian Kritis Pemikiran Epistemologi Frithjof Schuon (1907-1998)”. Jurnal Tsaqafah Universitas Ibnu Khaldun. Vol.10. No.1. 2014

Khamami, Akhmad Rizqon. “Tasawuf Tanpa Tarekat: Pengalaman Turki dan Indonesia”. Dalam Teosofi: Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam. Vol. 06. No.1. 2016

Khoirudin, Azaki. “Rekonstruksi Metafisika Seyyed Hossein Nasr dan Pendidikan Spiritual. Dalam Jurnal ilmu-ilmu Keislaman Afkaruna. Vol. 10. No. 02. Juli – Desember 2014

Leaman, Oliver. Estetika Islam: Menafsirkan Seni dan Keindahan, (Irfan Abu Bakar, terj.), Bandung: Mizan

Luce, Miss dan Claude Maitre. Pengantar ke Pemikiran Iqbal. Terjemahan Djohan Effendi. Bandung: Penerbit Mizan

Mahasin, Aswab (ed). Ruh Islam dalam Budaya Bangsa Konsep Estetika, Jakarta: Yayasan Festival Istiqlal, 1996

Mahmudi, Scientia Sacra Seyyed Hossein Nasr: Menuju Revolusi Ilmiah Kesatuan Ilmu Pengetahuan. Literatus Pustaka, 2022

Misbahuddin, Muhammad Ghifari. “Metafisika: Nasr dan Nietzche”, Skripsi Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019

Naim, Ngainun.“Kerukunan Antar Agama Perspektif Filsafat Perenial: Rekonstruksi Pemikiran Frithjof Schuon”. Dalam Jurnal Multikultural dan Multireligius. Vol. 11. No.4

Nasr, Seyyed Hossein. Knowledge and The Sacred. New York: State University of New York Press. 1989

_____A Young Muslim’s Guide to The Modern World. North America: The Library of Islam. 2003

_____Ensiklopedi Tematis Spiritualitas Islam, Terjemahan Rahmani Astuti, Cet. I. Bandung: Mizan Pustaka, 2002

_____Islam dan Nestapa Manusia Modern. Terjemahan Anas Mahyudin. Bandung: Penerbit Pustaka. 1983

_____Islamic Philosophy from Its Origin to The Present: Philosophy in The Land of Prophecy. New York: State University of New York Press. 2006

_____Library of Living Philosophers.

_____Religion and The Order of Nature. New York: Oxford University Press. 1996

_____Sains dan Peradaban di dalam Islam, (J. Mahyudin, terj.), Bandung: Penerbit Puustaka, 1986

_____The Garden of Truth: The Vision and Promise of Sufism, Islam Mystical Tradition. New York: HarperCollins. 2008

_____The Need for a Sacred Science. United Kingdom: Taylor and Francis e-Library, 2005

Nasr, Seyyed Hossein dan Ramin. In Search of The Sacred: a Conversation with Seyyed Hossein Nasr on His Life and Thought. California: Library of Congress Cataloging-in-Publication Data. 2010

Raji, Ismail al-Faruqi. Seni Tauhid, (Hartono Hadikusumo, terj.), Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1999

Renard, John. Dimensi-dimensi Islam, (M. Khoirul Anam, terj.), Jakarta: Inisiasi Press, 2004

Setyawan, Agus. “Konsep Seni Islami Seyyed Hossein Nasr”. Yogyakarta: Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga. 2008

Schimmel, Annemarie. Dimensi Mistik Dalam Islam, (Sapardi Djoko Damono, dkk, terj.), Jakarta: Temprint, 1986

Schuon, Frithjof. Logic and Transcendence: A New Translation with Selected Letters. Prancis: World Wisdom. 2009

______Mencari Titik Temu Agama-agama. Terjemahan Saafroedin Bahar. Jakarta: Temprint. 1987

_____Survey of Metaphysics and Esoterism. Bloomington. 1986

Widayani, Hanna. “Pemikiran Sayyed Hossein Nasr tentang Filsafat Perennial”. Dalam Jurnal El-Afkar. Vol. 6. No. 1. Januari-Juni 2017

Wildan, Raina. “Seni dalam Perspektif Islam”. Dalam Jurnal Islam Futura. Vol. 6. No. 2. Tahun 2007

Yu’timaalahuyatazakka. “Esoterisme Seyyed Hossein Nasr dan Relevansinya dengan Pendidikan Islam Inklusif-Pluralis”. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2012

Website

Zulkarnaen Madani, “Landasan Filosofis dan Praksis Hubungan Antar Agama”, https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQOokEkUtBmiPkpn-GWstFrtus4i7WURlALOw&usqp=CAU, Diakses pada tanggal 05 November 2022.


Full Text: PDF

DOI: 10.15408/paradigma.v5i02.31860

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.