Karakteristik Abon Ikan Sapu-Sapu (Pterygoplichthys pardalis) Hasil Iradiasi Sinar Gamma
Abstract
Abstrak
Ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys pardalis) memiliki potensi dijadikan bahan pangan alternatif karena ketersediaannya melimpah di Indonesia. Daging ikan sapu-sapu dapat dijadikan abon yang harus sesuai dengan SNI. Pengolahan abon menggunakan minyak menyebabkan abon mudah mengalami kerusakan sehingga diperlukan metode untuk memperpanjang masa simpan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik abon ikan sapu-sapu hasil radiasi gamma berdasarkan analisis proksimat, jumlah mikroba, kapang, dan organoleptik melalui uji hedonik. Daging ikan sapu-sapu diolah menjadi abon lalu diiradiasi dosis 0, 5, 10, dan 15 kGy kemudian disimpan selama 30 hari pada suhu ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iradiasi sinar gamma mampu memperpanjang masa simpan abon ikan sapu-sapu selama 30 hari. Nilai gizi protein, lemak, dan jumlah mikroba abon ikan sapu-sapu yang diiradiasi sinar gamma memenuhi syarat ketetapan abon ikan sesuai dengan SNI 01–3707 tahun 1995, kecuali untuk nilai kadar air dan kadar abu abon. Iradiasi sinar gamma mampu menekan pertumbuhan mikroba dengan dosis terbaik 15 kGy. Dosis 15 kGy merupakan dosis yang paling diterima pada parameter rasa diuji organoleptik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan abon ikan sapu-sapu dengan syarat mutu abon ikan berdasarkan SNI, menentukan dosis iradiasi dalam pengawetan abon ikan sapu-sapu dan mengetahui minat konsumen terhadap abon ikan sapu-sapu.
Abstract
Armored catfish (Pterygoplichthys pardalis) has potential to be used as alternative foodstuffs because its abundant in Indonesia. Armored catfish meat can be processed into shredded in accordance with provisions SNI value so it can be consumed. Shredded cooked processed used oil that will causes stale easily, there must be a method that can extend the shelf life of shredded. The purpose of this research was to determine the characteristics of shredded fish from gamma radiation based on proximate analysis, the number of microbes, molds, and organoleptics through hedonic tests. Armored catfish meat is processed into shredded and irradiated in doses 0, 5, 10, and 15 kGy and then stored for 30 days. The parameters measured were water content, ash content, protein, fat, microbial count, mold and organoleptic test. The results showed that gamma ray irradiation was able to extend the shelf life of the shredded fish for 30 days. The nutritional value of protein, fat and the number of microbial armored catfish shredded irradiated by gamma rays meet the requirements of the nutritional of shredded fish in accordance with SNI 01–3707 of 1995, except for ash content and water content. Gamma ray irradiation can reduce microbial growth with the best dose 15 kGy. Dose 15 kGy was a significant dose of the taste parameters in the organoleptic test. This research was conducted to determine the feasibility of shredded fish with SNI requirements, to determine the dose of irradiation in preserving shredded fish and to determine consumer interest in shredded fish.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Andarwulan, N., Kusnandar, F., & Herawati, D. (2011). Analisis pangan. Jakarta: Dian Rakyat.
Association of Analytical Chemists (AOAC). (2005). Official methods of analysis of the association of analytical chemists. Maryland (USA): AOAC International Press
Armbruster, J. W., & Page, L. M. (2006). Redescription of Pterygoplichthys punctatus and description of a new species of Pterygoplichthys (Siluriformes: Loricariidae). Neotropical Ichthyology, 4(4), 401-409. doi: 10.1590/S1679-62252006000400003.
Ashraf, S., Sood, M., Bandral, J. D., & Trilokia, M. (2019). Food irradiation: A review. International Journal of Chemical Studies, 7(2), 131-136.
Asiah, N., Kusaumantara, K. N., & Annisa, A. N. (2019). Iradiasi bahan pangan: Antara peluang dan tantangan untuk optimalisasi aplikasinya. Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi. 15(1), 25-36. doi: 10.17146/jair.2019.15.1.4703.
Badan Tenaga Nuklir Nasional. (2012). Artikel aplikasi teknik nuklir dalam pengawetan bahan pangan - ATOMOS Badan Tenaga Nuklir Nasional. (2019, September 22). Retrieved from brin.go.id
Diehl, J. F. (2009). Safety of irradiated foods. New York (US): Mark Dekker Inc.
Hasan, I., & Djakaria, H. (2013). Kematian sel akibat radiasi. Radioterapi & Onkologi, 4(2).
Irawati, Z. (2007). Pengembangan teknologi nuklir untuk meningkatkan keamanan dan daya simpan bahan pangan. Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi, 3(2), 41-52. doi: 10.17146/jair.2007.3.2.558.
Istanti, I. (2005). Pegaruh lama penyimpanan terhadap karakteristik kerupuk ikan sapu-sapu (Hyposarcus pardalis) (Skripsi sarjana). Institut Pertanian Bogor, Bogor, Indonesia.
Kadir, I. (2010). Pemanfaatan iradiasi untuk memperpanjang daya simpan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) kering. Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi, 6(1), 86-103. doi: 10.17146/jair.2010.6.1.513.
Karo, Y., Nopianti, R., & Lestari, S. (2017). Pengaruh variasi suhu terhadap mutu abon ikan ekonomis rendah selama penyimpanan. Fishtech, 6(1), 80-91. doi: 10.36706/fishtech.v6i1.4454.
Leadley, C. (2008). Novel commercial preservation method. Food biodeterioration and preservation. Blackwell Publishing: Oxford.
Mustar. (2013). Studi pembuatan abon ikan gabus (Ophiocephalus striatus) sebagai makanan suplemen (Food Suplement) (Skripsi sarjana). Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia.
Noriko, N., Elfidasari, D., Perdana, A. T., Wulandari, N., & Wijaanti, W. (2012). Analisis penggunaan dan syarat mutu minak goreng pada penjaja makanan di food court UAI. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains dan Teknologi, 1(3), 147-154. doi: 10.36722/sst.vli3.52.
Nurjanah., Nitibaskara, R. R., & Madiah. (2010). Pengaruh penambahan bahan pengikat terhadap karakteristik fisik otak-otak ikan sapu-sapu, 8(1), 1-11.
Putri, N. F. A., Wardani, A. K., & Harsojo. (2015). Aplikasi teknologi iradiasi gamma dan penyimpanan beku sebagai upaya penurunan bakteri patogen pada seafood : Kajian pustaka. Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 3(2), 345-352.
Standar Nasional Indonesia (SNI). (1995). Abon ikan no. 01-3707-1995 - Badan Standarisasi Nasional. (2019, August 24) Retrieved from bsn.go.id.
Standar Nasional Indonesia (SNI). (2006). Petunjuk pengujian organoleptik dan sensori. No. 01-2346-2006. Badan Standarisasi Nasional. (2019, August 8). Retrieved from bsn.go.id
Standar Nasional Indonesia (SNI). (2008). Batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan no 7388-2009 - Badan Standarisasi Nasional. (2019, August 24) Retrieved from bsn.go.id.
Standar Nasional Indonesia (SNI). (2009). Batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan.
Retrieved from https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/2017_kpdl_SNI-7388-2009-Batas-maksimum-cemaran-mikroba-dalam-pangan.pdf
Sudrajat, D., & Mulyana, N. (2017). Iradiasi sinar gamma dosis rendah untuk meningkatkan kemampuan fungi dalam mereduksi logam berat Pb dan Cd. Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi, 13(2), 95. doi: 10.17146/jair.2017.13.2.3526.
Sultoniyah, S. T. M., Sulistiyati, T. D., & Suprayitno E. (2013). Pengaruh suhu pengukusan terhadap kandungan gizi dan organoleptik abon ikan gabus (Ophiocephalus striatus). Jurnal Teknologi Hasil Periknan, 5(1), 33-45.
Yarosita, F. S., Rindy, P. T., Bustami, I., & Wiranti, Z. (2004). Mutu bakso ikan patin yang diiradiasi dengan sinar gamma (60Co). Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Isotop Radiasi.
DOI: https://doi.org/10.15408/kauniyah.v16i1.17006 Abstract - 0 PDF - 0
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a CC-BY- SA.
Indexed By:
  Â