Pendidikan Berwawasan Multikultural: Dakwah Kontra Radikalisme Dari Pesantren

Authors

  • ihwanul mua'dib

DOI:

https://doi.org/10.15408/dakwah.v23i1.13920

Keywords:

Multikultural, Nasionalisme, Radikalisme, dan Terorisme

Abstract

Abstract

Recently, the Indonesian people have often been shocked by events that reflect radical attitudes and understandings. In October 2019, we witnessed that a state official was stabbed by an unknown person in the Menes square Purwaraja Pandeglang, Banten. In the following month, there was a suicide bombing at the Medan Police, North Sumatra. Both tragedies prove that radicalism which can lead to terrorism is a serious threat to the survival of the Indonesian nation in the future. This research focuses on the implementation of education in the al-Ashriyyah (Modern) Nurul Iman Parung Bogor Islamic boarding school. A pesantren in the Bogor area that is committed to grounding the teachings of Islam that is rahmatan lil'alamin, rejects acts of violence that characterize radicalism and terrorism, and commits counter-radicalism.


Abstrak

Akhir-akhir ini, bangsa Indonesia sering dikejutkan oleh peristiwa yang mencerminkan sikap dan paham radikal. Pada bulan oktober 2019 yang lalu, kita menyaksikan bahwa seorang pejabat negara ditusuk oleh orang yang tidak dikenal di alun-alun Menes Purwaraja Pandeglang Banten. Pada bulan berikutnya, terjadi bom bunuh diri di Polrestabes Medan Sumatera Utara. Keduanya membuktikan bahwa radikalisme yang dapat berujung terorisme menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan bangsa Indonesia di masa akan datang. Penelitian ini berfokus pada pelaksanaan pendidikan yang berada di pondok pesantren al-Ashriyyah Nurul Iman Parung Bogor. Sebuah pesantren di daerah Bogor yang berkomitmen untuk membumikan ajaran Islam yang rahmatan lil’alamin, menolak aksi-aksi kekerasan yang menjadi ciri radikalisme dan terorisme, serta melakukan kontra radikalisme.

 

Downloads

Published

2019-12-03