Penguatan Ekonomi Baitul Mal Tanwil (BMT) Sebagai Balai Usaha Mandiri Rakyat Terpadu (BUMRT)
Abstract
Abstract:
Baitul Mal Tanwil (BMT) as an economic populist movement play a role in improving social welfare BMT Khaifa Gedang Kebon Bandung was founded by the initiative of individuals or groups to assist micro and medium entrepreneurs, especially in the area of Kebon Gedang Bandung. The purpose of this study are: (1) obtaining evidence about the practices and products empirus mobilization and financing carried out by BMT Khaifa around Kebon Gedang Bandung. (2) analyzing the practices and products for mobilization and financing carried out by BMT Khaifa around Kebon Gedang Bandung to contribute usefulness by the surrounding community. The results of this study that most of the activity BMT Khalifa Kebon Gedang Bandung dominated by products raising funds in the form of savings and financing murabahan, mudharobah, Musharaka and Ijara financing most of the services sector. Based on interviews with the beneficiaries of financing where BMT Khaifa Kebon Bandung Gedang significant in helping their efforts are largely informal sector businesses.
Abstrak:
Baitul Mal Tanwil (BMT) sebagai gerakan ekonomi kerakyatan berperan dalam meningkatkan kesejahteraan sosial BMT Khaifa Kebon Gedang Bandung didirikan oleh inisiatif individu atau kelompok untuk membantu pengusaha mikro dan menengah, terutama di daerah Kebon Gedang Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) memperoleh bukti empirus mengenai praktek dan produk penghimpunan dan pembiayaan yang dilakukan oleh BMT Khaifa di sekitar Kebon Gedang Bandung. (2) melakukan analisa terhadap praktek dan produk penghimpunan dan pembiayaan yang dilakukan oleh BMT Khaifa di sekitar Kebon Gedang Bandung terhadap kontribusi kebermanfaatan oleh masyarakat sekitar. Hasil penelitian ini menjunjukan bahwa sebagian besar aktivitas BMT Khalifa Kebon Gadang Bandung di dominasi oleh produk penghimpunan dana berupa tabungan dan pembiayaan murabahan, mudharobah, musyarakah dan ijarah sebagian besar pembiayaan disalurkan kepada sektor jasa. Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap penerima manfaat pembiayaan keberadaan BMT Khaifa Kebon Gedang Bandung cukup signifikan dalam membantu usaha mereka yang sebagian besar sektor usaha informal.
Pengutipan: Sagara, Y., Pratama, M. A. (2016). Penguatan Ekonomi Baitul Mal Tanwil (BMT) Sebagai Balai Usaha Mandiri Rakyat Terpadu (BUMRT).SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 3(1), 2016, 81-91. doi:10.15408/sd.v3i1.4178.
Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/sd.v3i1.4178
Keywords
References
Pembiayaan Mudharabah di BMT Mentari Bina Artha Tegal (Studi Kasus Tahun 1996-2001)”, Disertasi Sarjana Studi Islam, Magister Studi Islam Universiti Islam Indonesia Yogyakarta.
Ahmed, Habib (2002), “Financing Microenterprises: An Analytical Study of Islamic Microfinance Institution”, Islamic Economic Studies, Vol. 9, No. 2, Mac 2002, pp. 27-64.
Amir Mu’allim (2004), “Praktik Pembiayaan Bank Shariah dan Problematiknya” dalam Jurnal al-Mawarid, Edisi XI, Tahun 2004, pp. 184-195.
Bank Indonesia (2002), The Blueprint of Islamic Banking Development Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia.
Baitul Mal wat-Tamwil (BMT), Yogyakarta, Jurnal La_Riba, ISSN 1978- 6751, Vol. 1, No. 1, Juli 2007.
Chapra, M.Umer and Tariqullah Khan (2000), Regulation and Supervision of Islamic Banks. Jeddah, Islamic Research and Training Institute, Islamic Development Bank.
Hassan, Abdullah Alwi Haji (2003), “Konsep dan Peranan Baitulmal di Zaman Kegemilangan Islam”, dalam Nik Mustapha Hj. Nik Hassan (ed.), Ke Arah Pembangunan Baitulmal Kebangsaan. Kuala Lumpur: PPZ dan MAIWP, pp.1-14.
Hertanto Widodo Ak. (1999), Panduan Praktis Operasi Baitul Mal Wat Tamwil (BMT), Bandung: Mizan.
J.O. Aderibigbe CBN ECONOMIC & FINANCIAL REVIEW, VOL. 39 N0. 4
Joni Tamkin bin Borhan (2000), “The Tawhidic Paradigm in Islamic Banking”, dalam Jurnal Ushuluddin, Bil 11, pp. 45-58.
M. Amin Aziz (2000), “Prospek BMT Berbadan Hukum Koperasi”, dalam Baihaqi Abd. Madjid dan Saifuddin A. Rasyid (ed.), Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan Sistem Syari’ah: Perjalanan gagasan & Gerakan BMT di Indonesia, Jakarta: PINBUK, pp. 2-16.
M. Anwar Ibrahim (1997), Philosophy of Islamic Law of Transaction. Jakarta: CIFA dan Muamalat Institute.
M. Dawam Rahardjo (2004), “Menegakkan Syariat Islam di Bidang Ekonomi”, kata pengantar Buku Adiwarman Karim, Bank Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, pp xiii-xxv.
Muhamad Abduh, 2007.Memperluas dan Meningkatkan Pendapatan Bank Syariah Melalui Metode Baru Penentuan Harga Jual Pada Akad Murabahah. images statistician81.multiply.com.
Muhammad Akhyar Adnan et al. (2001), Study on Factors Influencing Performance of The Best BMT in Indonesia. Jakarta: PT Redecon dan USAID.
Muhammad Ridwan 2006, Sistem dan Prosedur Pendirian Baitul Mal wat-Tamwil (BMT), Yogyakarta: Citra Media.
PINBUK (t.t.), Pedoman Cara Pembentukan BMT. Jakarta: Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK)
www.bmtlink.web.id
www.bmtkhalifa.com
http://republika.co.id/
DOI: 10.15408/sd.v3i1.4178
Refbacks
- There are currently no refbacks.