Sintesis, Kharakteristik, Penetrasi Kulit, dan Toksisitas Nanogold: A Systematic Review

Mahliga Dwi Rezky Putri, Sabrina Dahlizar, Alfian Noviyanto

Abstract


Nanogold merupakan nanopartikel metal inorganik (5-400 nm) dan memilki sifat fisikokimia yang unik serta lebih unggul dibandingkan dengan bulk-nya. Nanogold dapat diperoleh dengan berbagai macam metode sintesis. Proses reduksi prekursor emas oleh agen pereduksi merupakan tahapan yang penting dalam proses sintesis nanogold yang dapat menghasilkan nanogold dengan karakteristik yang termodifikasi sehingga berpengaruh kepada pengaplikasian dan toksisitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji artikel-artikel terkait nanogold yang meliputi perkembangan metode sintesis, karakteristik, sumber bahan yang dapat digunakan sebagai agen pereduksi, penetrasi kulit nanogold, dan toksisitasnya melalui metode yang terstruktur dan sistematis yaitu Systematic Literature Review (SLR). Pencaharian artikel melalui situs PubMed dengan periode terbitan lima tahun terakhir dan menggunakan kombinasi kata kunci, yakni “gold nanoparticles”, “synthesis”, “characteristic”, “skin penetration”, “toxicity”, dan “applications”. Diperoleh 31 artikel dari 809 artikel yang memenuhi tahap kriteria inklusi dan eksklusi serta Quality Assessment (QA). Hasilnya memperlihatkan bahwa 27 artikel diantaranya yang mencantumkan metode sintesis nanogold didominasi oleh penggunaan metode dengan pendekatan “green synthesis” terutama secara biologi dengan memanfaatkan kandungan biokimia dari sumber alam sebagai agen pereduksi. Penggunaan agen pereduksi secara tidak langsung mempengaruhi karakterisitik nanogold. Instrumen FTIR (Forier-Transform Infrared Spectroscopy) mengkonfirmasi adanya gugus fungsi atau biokomponen utama dari sumber bahan alam sebagai agen pereduksi. Selanjutnya, nanogold akan dikarakterisasi dengan spektrofotometri absorbansi UV-Vis, analisis TEM (Transmission Electron Microscopy), SEM (Scanning Electron Microscopy), XRD (X-Ray Diffraction), dan (Dynamic Light Scattering).  Kemampuan nanogold berpenetrasi ke dalam kulit dengan mudah, cepat, dan hanya mengakibatkan kerusakan secara lokal membuat nanogold banyak digunakan sebagai obat atau agen pembawa obat. Melalui uji perubahan warna MTT (Microtetrazolium (3-(4,5-Dimetil-2-Tiazolil)-2,5-difenil-tetrazolium Bromida) dan dilihat dari nilai IC50 dan persentase viabilitas sel, nanogold menunjukkan efek toksik terhadap sel kanker dan aman untuk sel normal dalam tubuh. 


Keywords


Nanogold, Karakteristik, Toksisitas, Penetrasi Kulit, Systematic Literature Review

Full Text: PDF

DOI: 10.15408/pbsj.v2i2.18521

Refbacks

  • There are currently no refbacks.