Dakwah Kultural Sunan Sendang Duwur

Novita Siswayanti

Abstract


Abstrak

Sunan Sendang Duwur salah seorang waliyullah yang peranannya disejajarkan dengan Walisongo dalam menyiarkan Islam di Tanah Jawa. Sunan Sendang berdakwah secara kultural mengakulturasikan budaya yang mentradisi di Desa Sendang Duwur dan menginternalisasikan nya dengan nilai-nilai Islam. Ajarannya tentang “mlakuho dalan kang benar, ilingo wong kang sak burimu” (berjalanlah di jalan yang benar, dan ingatlah pada orang yang ada di belakangmu) hingga kini masih relevan yang berakulturasi dengan budaya setempat adalah tradisi selametan dan sedekahan yang diisi dengan pembacaan tahlil dan bancaan. Selain itu Masjid Sendang Duwur yang arsitekturnya vulnavular Joglo dan berakulturasi dengan budaya Hindu Jawa juga merupakan  jejak dakwah kultural Sunan Sendang Duwur. Dalam penelitian ini berupaya untuk mengkaji dakwah kultural Sunan Sendang Duwur yang penuh kedamaian di mana salah satu metode dakwahnya adalah tut wuri handayani lan tut wuri hangiseni. Metode dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan sejarah dengan melihat dan mengkaji seluruh aspek kehidupan sang tokoh. Dengan perspektif ini, diharapkan dapat diungkap keseluruhan sosok Sunan Sendang Duwur, mulai dari latar belakang keluarga, latar sosial, pendidikan, peranannya dalam dakwah kultural di Desa Sendang Duwur Paciran Lamongan yang hingga kini dakwahnya masih terimplimentasi dan diterapkan dalam kehidupan tradisi dan budaya masyarakat Sendang Duwur.

---

Abstract

Sunan Sendang Duwur one Waliyullah whose role is aligned with the broadcast Walisongo Islam in Java. Sunan Spring preaching culturally mengakulturasikan mentradisi culture in the village of Spring Duwur and internalize it with Islamic values. His doctrine of "mlakuho role in kang true, ilingo wong kang sak burimu" (walk on the right path, and remember the people who were behind) are still relevant acculturated to the local culture is a tradition selametan and sedekahan filled with readings tahlil and bancaan. Besides the mosque Spring Duwur whose architecture vulnavular Joglo and acculturated by Javanese Hindu culture is also a cultural propaganda trail Sunan Spring Duwur. In this study sought to examine the cultural propaganda Sunan Spring Duwur peaceful where one method of preaching is wuri Handayani lan tut tut wuri hangiseni.Metode in this study is a qualitative method approach by looking at the history and examines all aspects of the life of the hero. With this perspective, is expected to reveal the overall figure of Sunan Sendang Duwur, ranging from family background,social background,education, its role in preaching the cultural village Spring Duwur Paciran Lamongan, which till now his preaching had done implementation and applied in the life of the tradition and culture of the people Sendang Duwur.


Keywords


Cultural Broadcast; Sunan Sendang Duwur; tanah jawa

References


Daftar Pustaka

Buku:

Abdul Gani, Roeslan, Sejarah Sunan Drajat Dalam Jaringan Masuknya Islam di Nusantara, 2012, Lamongan: Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lamongan.

Amin, Darori, Islam dan Kebudayaan Jawa, 2002, Yogyakarta: Gama Media.

Chambali, Achmad, 1996, Perjuangan Wali Songo, Surabaya: Kalindo Citra Selaras.

Endraswara, Suwardi, Agama Jawa: Menyusuri Jejak Spritualitas Jawa, 2012, Yogyakarta: Lembu Jawa.

Hasan, Masrur, Sejarah Singkat Waliyullah R. Noer Rahmat Sunan Sendang, 1994, Sendang Duwur Lamongan.

Hasan Masrur, Gunaning Sariro Tirto Hayu: Biografi R. Noer Rahmat Sunan Sendang, Sendang Duwur Lamongan.

Hadi Sutrisno, Budiono, Sejarah Walisongo: Misi Pengislaman di Jawa, 2007: Yogyakarta: Media Pustaka.

Hadi Sutrisno, Budiono, Islam Kejawen, 2009, Yogyakarta: Eule Book.

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Husna, Safira Abqoriyin, Kumpulan Hasil Lomba Penulisan Jejak Lamongan Tahun 2014, 2014, Kabupaten Lamongan.

Koenjaraningrat, Kebudayaan Jawa, 1997, Jakarta: Balai Pustaka.

Muhaimin, The Islamic Traditions of Cirebon: Ibadat and Adat Among Javanese Muslims, 2004, Jakarta: Ministry of Religious Affairs Republic of Indonesia Religious Research and Development and Training.

Nursalim, Nlusuri Makam Kuna ing Sendang Duwur, 1995, Jawa Timur: Penebar Semangat.

Rasiyo, Peninggalan Makam-Makam di Jawa Timur, 2003, Jawa Timur: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur.

Said, Nur, Jejak Perjuangan Sunan Kudus dan Membangun Karakter Bangsa: 2012, Bandung: Brillian Media Utama.

Tjandrasasmita, Uka, Islamic Antiquities of Sendang Duwur, 1984: Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Sumber Wawancara:

- Wawancara dengan narasumber di Desa Sendang Duwur pada tanggal 25-31 Mei 2015:

Masrur Hasan, Anak keturunan Sunan Sendang Duwur ke-14.

Anshory, Guru MAN Pondok Pesantren Roudhatuth Thulab.

KH. Salim Azhar, Ketua MUI Paciran sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren MI Tarbiyatul Huda.

Saifullah, Juru pelihara Masjid Sendang duwur Pegawai Balai Cagar Budaya.

Suharsono, Dinas Pariwisata.

Ali Qosim, Juru Kunci Makam Sunan Sendang Duwur.

Indah, Pembatik Lamongan.

Syuaib, Bilal Masjid Sendang Duwur .


Full Text: PDF

DOI: 10.15408/bat.v21i1.3823

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2015 Novita Siswayanti

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.