Representasi Makna Istathā’a pada QS. Ali Imran: 97 Menurut Wahbah Al-Zuhaili dalam Konteks Haji

Authors

  • Maghfirotul Hasanah Universitas Darussalam Gontor
  • Chofifah Chofifah Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan
  • Yulia Nur Zulkarnain Universitas Darussalam Gontor

DOI:

https://doi.org/10.15408/ushuluna.v9i02.35966

Keywords:

Istathā’a, QS. Ali Imran, 97, Tafsir al-Munir

Abstract

 

Penelitian ini membahas tentang istathā’a atau mampu QS. Ali Imran: 97 menurut
Wahbah al-Zuhaili yang merupakan salah satu syarat untuk bisa menunaikan haji.
Lebih jauh lagi ada dua aspek yang mendasari kata istathā’a dalm konteks haji,
yaitu: aspek sosial dan aspek ekonomi. Penelitian ini merupakan penelitian
kepustakaan. yang mengungkap makna istathā’a QS. Ali Imran: 97 dalam
pandangan Wahbah al-Zuhaili menurut analisis kajian tafsir tematik. Selain itu,
juga menjawab semua keresahaan terkait representasi makna istathā’a yang
sesungguhnya dalam al-Qur’an. Adapun hasil dari penelitian ini mengatakan akan
istathā’a yang berkaitan dengan kemampuan fisik, yaitu: sehat secara jasmani dan
ruhani, biaya yang cukup selama perjalanan menuju tanah suci sampai dia
kembali, keluarga yang ditinggalkan selama melakansanakan rangkaian haji,
kendaraan yang digunakan selama perjalanan dan rasa aman dari segala mara
bahaya serta adanya mahram bagi perempuan. Istaṭhā’a diukur dari keimanannya,
jika seseorang yang meyakini akan kewajiban ibadah haji bagi yang mampu maka
ia tidak dihukumi kafir, namun bagi ia yang mengingkarinya maka ia dikatakan
kafir. Dan siapa yang melaksanakannya maka ia merupakan hamba muthi’ atau
ta’at namun jika tidak melaksanakannya maka ia adalah hamba yang telah
melakukan kema’siatan kepada Allah Swt.

References

Abdul Azis Dahlan. Ensiklopedi Hukum Islam. 1 ed. Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve, 1996.
Abdur Rahman al-Jaziri, Kitāb Al-Fikih ‘Alā Al-Madzāhib Al-Arba’ah. I. al￾Maktabah al-Taufiqiyah, n.d., t.t.
Abu Muhammad Al-Bagawi. Tafsir al-Bagawi, t.t.
Ahmad Bahrin Nada. “Konsep istathā’a dalam Al-Qur’an pada Ibadah Haji” 7, No,
2 (2019).
Ahmad Kartono. Solusi Hukum Manasik dalam Permasalahan Ibadah Haji
menurut Empat Mazhab. Ciputat: Pustaka Cendekiamuda, 2016.
Ahmad Warson Munawwir. Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia. Surabaya:
Pustaka Progressif, 1997.
Ahmad Zayadi. Menuju Islam Moderat. Yogyakarta: Cantrik Pustaka, 2020.
Alā’ al-Dīn ‘Alī b Muḥammad b. Ibrahīm al-Khāzin. TafsIr al-Khāzin, Lubāb al￾Ta’wīl fī Ma’ānī al-Tanzīl. I. Beirut ,: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2004.
Ali Imran. Al-Qur’anul Kariim, t.t.
Al-Imam Abu Al-Fida’Ismail, Ibn Kaṡir al-Dimasqhi. Terjamah Tafsir Ibn Katsir.
I. Bandung: Sinar Baru Al-Ghesindho, 2003.
Asrorun Ni’am Sholeh. Istitha’ah Kesehatan dalam Haji Perspektif Fatwa MUI.
Jakarta: Bidakara, 2017.
al-Sya’rawi. Tafsir al-Sya’rawi, t.t.
al-Zuhaili, Wahbah. Tafsir Al-Munir Jilid 1. Jakarta: Gema Insani, 2013.
———. Tafsir Al-Munir Jilid 2. Jakarta: Gema Insani, 2013.
Badruddin. Spritualitas Amaliah Ibadah Haji. Serang: A-Empat, 2018.
Departemen Agama RI, Membangun Keluarga Harmonis (Tafsir Al-Qur’an
Tematik). 2 ed. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2009.
Hasan Muarif Ambary dkk. Ensiklopedi Islam. 7 ed. Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve, t.t.
Ibn Kaṡir. Al-Bidayah wa al-Nihayah. Jilid XIV. Beirut: Dar al-Fikr, t.t.
Imam Faḥruddin Muhammad b. Umar b. Ḥusain al-Rāzī. Tafsīr al-Kabīr wa
Mafātiḥ al-Ghaib. (), 167. VIII. Beirut: Dar Al-Fikr, 1981.
Kementerian Agama RI. Keputusan Mudzakarah Perhajian Indonesia. Jakarta:
KEMENAG RI, 2015.
Kementerian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggara Haji dan Umrah.
Keputusan Mudzakarah Perhajian Indonesia. Jakarta: Dirjen
Penyelenggara Haji dan Umrah, 2015.
KH. Hasyim Asy’ari. Inti Fikih Haji dan Umrah. Malang: Genius Media, 2013.
Muḥammad b. ‘Ali b Muḥammad al-Shawkānī. Tafsīr Fatḥ al-Qadīr Dar Al￾Ma’rifah. III. Beirut: Dar Al-Ma’rifah, 2007.
Muhammad Khoiruddin. Kumpulan Biografi Ulama Kontemporer. Bandung:
Pustaka Ilmu, 2003.
Musthofa Bishri. Agama Anugrah Agama Manusia. Rembang: Penerbit Mata Air,
t.t., t.t.
Nazra Hafizatul Hasana. “Istitha’ah dalam Ibadah Haji serta Implikasinya terhadap
Penundaan Keberangkatan Jamaah Haji di Sumatera Barat” 34, No,1 (Juni
2018)
Qomarul Huda dan Ilham Dwitama Haeba. “Hajj, Istitā’ah, and Waiting List
Regulation in Indonesia” 18, No,2 (2021). https://doi.org/10.24042/al-
'adalah.v18i2.9903.
Sarmidi Husna. “Istitha’ah dalam Haji dan Umrah,” 2019.
Sayid Sabiq. Fiqh al-Sunnah, Terj. Mahyuddin Syaf. V. Bandung: Al-Ma’rif, 1984.
Sosok Hafiz Dalam Kacamata Tafsir. Guepedia, 2021.
Syaikhu. “Istitha’ah Dalam Haji (Studi Tematik Tafsir Ahkam Surah Ali Imran:
97” 10, No, 1 (2020). https://doi.org/DOI:
https://doi.org/10.23971/maslahah.v10i1.1792.
Wahbah al-Zuhaili. al-Fikih al-Islami wa Adillatuh. 3 ed. Beirut: Dar al-Fikr, 1989.
Wahbah al-Zuhaili. Al-Tafsir al-Munir. II. Beirut: Dar Al-Fikr, 2003.
———. Al-Tafsir al-Munir Fī l-’Aqidah wa al-Syari’ah wa al-Manhaj. Dimasyqa:
Dar Al-Fikr, t.t.
Yusuf Qardawi. Miatu Sual ani al-Hajj wa al-Umrah. Menjawab Masalah Haji,
Umrah dan Qurban Terjemah H. Naziruddin dan H. M. Yusuf Sinaga.
Jakarta: Embun Publishing, 2007.
Zuhaili, Dr. Wahbah. Al-Tafsir l-Munir, II. Beirut: Dar Al-Fikr, 2003.

Downloads

Published

2024-03-09