Ritual Galungan-Kuningan dan Navrati (Studi Komparasi Hindu Bali dan India)

Muria Khusnun Nisa, Wasil Wasil

Abstract


Penelitian ini membahas perbandingan ritual Galungan-Kuningan pada Hindu Bali dan Navratri pada Hindu India dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif-analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan kedua ritual tersebut. Persamaan terdapat pada makna ritual yaitu untuk memperingati kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (keburukan), kedua ritual tersebut dilaksanakan setiap dua kali dalam satu tahun, serta memiliki tujuan untuk memohon bhakti kepada Tuhan dan meminta perlindungan-Nya. Hari raya Galungan-Kuningan dan Navratri juga merupakan bentuk dari salah satu Panca Yadnya yaitu Dewa Yadnya, dengan fokus utama dari perayaan Galungan-Kuningan dan Navratri yaitu untuk beribadah kepada Tuhan. Perbedaan hari raya Galungan-Kuningan dan hari raya Navratri yaitu terletak pada tata-cara pelaksanaannya dan mitologinya. Penelitian ini merekomendasikan kepada pembaca untuk mengetahui keanekaragaman tradisi dan saling menghargai satu sama lain.


Keywords


Galungan-Kuningan; Navratri; Hindu Bali; Hindu India

References


Daftar Pustaka

Atmadja, Anantawikrama Tungga Atmadja dan Nengah Bawa Atmadja. “Kontestasi Penjor Galungan – Kuningan di Bali Visualisasi Doa Petisi Secara Demonstratif Untuk Kemakmuran pada Era Masyarakat Tontonan”. Jurnal Kajian Bali, No. 2, 2016.

Benavides, G. From need to violence: on Walter Burkert, Creation of the sacred (1996). Contemporary Theories of Religion, ed. by M. Stausberg. UK: Routledge, 2009.

Burkert, Walter. Homo Necans: The Anthropology of Ancient Greek Sacrificial Ritual and Myth. US: University of California Press, 1983.

Darini, Ririn. Sejarah Kebudayaan Indonesia Masa Hindu-Buddha. Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013.

Halim, lim Abdul. “Metode Perbandingan Agama Proporsional Dalam Persepsi W.C. Smith”. Jurnal Studi Agama-Agama Dan Lintas Budaya, No. 1, 2020.

Hasanah, Ulfiatul. “Makna Upacara Galungan Bagi Umat Hindu di Pura Agung Jagat Karana Surabaya”. UIN Sunan Ampel Surabaya, 2021.

Hitch, Sarah dan I. R. Animal Sacrifice In The Ancient Greek World. UK: Cambridge University Press, 2017.

Martin, Richard C. Approach to Islam in Religious Study. Tucson: The University of Arizona Press, 1985.

Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.

Rosidi, Achmad. Dimensi Tradisional dan Spiritual Agama Hindu. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, 2017.

Samiyasa, I Wayan, Meyer Worang Matey, Jans Mangare. “Lamak dalam Hari Raya Galungan dan Kuningan Pada Tradisi Hindu di Desa Werdhi Agung, Kecamatan Dumoga Tengah, Kabupaten Bolaang Mongondow”. Kompetensi: Jurnal Bahasa Dan Seni, No. 8, 2021.

Santiko, Hariani. Kedudukan Bhatari Durga Di Jawa Pada Abad X-XV Masehi. Jakarta: Universitas Indonesia, 1987.

Singh, Dharam Vir. Hinduisme Sebuah Pengantar. Terj. by I.G.A. Dewi Paramitha. Surabaya: Paramita, 2006.

Sivananda, Sri Svami. Hari Raya dan Puasa dalam Agama Hindu. Terj. by I Wayan Maswinara. Surabaya: Paramita, 2022.

Sokaningsih, Ni Made. Upacara Pemujaan Durgamahisasuramardini. Surabaya: Paramita, 2007.

Suarnaya, I Putu. “Model Moderasi Beragama Berbasis Kearifan Lokal Di Desa Pegayaman Kabupaten Buleleng”. Jurnal WidyaSastra PendidikanAgama Hindu, No. 1, 2021.

Sudibya, I Gde. Hindu Menjawab Dinamika Zaman. Denpasar: PT Bali Post, 1994.

Susanti, Desy. “Makna Dan Tata Cara Upacara Hari Raya Kuningan Dalam Agama Hindu”. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

Titib, I Made, dkk. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Dharma Wacana. Surabaya: Paramita, 2007.

Titib, I Made. Teologi dan Simbol-Simbol dalam Agama Hindu. Surabaya: Paramita, 2003.

Wiana, I Ketut. Makna Upacara Yajna dalam Agama Hindu II. Surabaya: Paramita, 2004.

Wikarman, I Nyoman Singgin. Hari Raya Hindu Bali-India. Surabaya: Paramita, 2005.

Williams, Sean. The Ethnomusicologists’ Cookbook, Volume II. UK: Routledge, 2015.

Sukiada, Kadek. "Panca Yadnya Dalam Ritual Keagamaan Hindu Kaharingan di Kalimantan Tengah". Satya Sastraharing, No. 02, 2019.

Wawancara

Wawancara dengan Ane Seger sebagai pengurus di Kuil Dewi Durga MAA Tangerang.

Wawancara dengan Chandra Mohan selaku pandita di Kuil Dewi Durga MAA Tangerang.

Wawancara dengan Gede Sumindro selaku Wakil Sekretaris Banjar di Pura Merta Sari Rempoa Tangerang selatan.

Wawancara dengan I Nyoman Sarya selaku Ketua Banjar di Pura Mertasari Rempoa Tangerang Selatan.

Wawancara dengan Rajespari selaku umat Hindu di Kuil Dewi Durga MAA Tangerang.


Full Text: PDF

DOI: 10.15408/ushuluna.v10i1.37896

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.