KONSEP KETUHANAN DALAM KEBEBASAN EKSISTENSIAL KARL JASPERS
Abstract
Abstrak:
Aspek penting yang dikaji dari artikel ini adalah pada tataran kebebasan yang merupakan titik tekan para eksistensialis dalam upaya penerangan eksistensi, yang hanya dapat dicapai dalam relasi dengan transendensi. Sehingga Karl Theodor Jaspers melihat ada dua fokus persoalan yaitu eksistensi dan transendensi, bahwa bereksistensi berarti berhadapan dengan transendensi. Transendensi menyembunyikan diri, dengan demikian transendensi merupakan dasar kebebasan manusia. Tujuan dari artikel ini adalah berusaha untuk menggambarkan pandangan Jaspers terhadap konsep ketuhanan dalam kebebasan eksistensial manusia. Untuk mengkaji lebih jauh pemikiran Jaspers, metode yang penulis gunakan adalah library research dengan pendekatan analisis-holistik. Hasil dari artikel ini adalah Jaspers telah menggambarkan adanya kebebasan sebagai eksistensi manusia, dan merupakan kemampuan manusia untuk memutuskan dengan bebas. Adanya kebebasan yang dihayati akan mempertemukan eksistensi dengan transendensi, bagaimana manusia dalam situasi konkret dapat menjangkau transendensi melalui eksplorasinya terhadap chiffer sebagai medium menuju transendensi. Sehingga keyakinan Jaspers akan adanya transendensi yang senantiasa melingkupi merupakan kenyataan dalam kehidupan manusia secara otentik.
Abstract:
The important aspect that is studied in this article is the level of freedom which is the pressure point for existentialists in the effort to enlighten existence, which only can be achieved in relation to transcendence. So, Karl Theodor Jaspers sees that two focus issues are existence and transcendence, that existence means dealing with transcendence. Transcendence hides itself, therefore transcendence is the basis of human freedom. The purpose of this article is to attempt to describe Jaspers’ view of the concept of divinity in human existential freedom. To further examine Jaspers’ thoughts, the method that the author uses is library research with an analytic-holistic content approach. The result of this article is that Jaspers has described there is freedom as human existence, and this is the human's ability to decide independently. There is a freedom that is lived that will bring together existence with transcendence, how humans are in a concrete situation can reach transcendence. Through their exploration of Chiffer as a medium toward transcendence. So that Jaspers’ belief in the existence of transcendence that always surrounds is an authentic reality in human life.
Keywords
References
Abidin, Zainal. Analisis Eksistensial. Bandung: Refika Aditama, 2002.
Bakker, Anton. Antropologi Metafisika. Yogyakarta: Kanisius, 2000.
Bertens, K. Filsafat Barat Abad XX. Jakarta: Gramedia, 1981.
Cresswell, John W. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset: Memilih di antara Lima Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.
Ekawati, D. “Eksistensialisme.” Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol.12, No.1 (2017), 137-153.
Hadiwijono, Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Yogyakarta: Kanisius, 1980.
Hamersma, Harry. Filsafat Eksistensi Karl Jaspers. Jakarta: Gramedia, 1985.
Hassan, Fuad. Berkenalan dengan Eksistensialisme. Jakarta: Pustaka Jaya, 1992.
Jaspers, Karl. Philosophy II. Chicago and London: The University of Chicago Press, 1970.
———. The Future of Mankind. Chicago: The University of Chicago Press, 1961.
———. The Origin and Goal of History. London: Routledge and Kegan Paul Ltd, 1953.
———. The Perennial Scope of Philosophy. New York: Philosophicial Library, 1949.
———. Way to Wisdom: An Introduction to Philosophy. Translated by Ralph Manheim. London and New York: New Heaven and Yale University, 1973.
Jemarut, Wilhelmus dan Sandur, Kondradus. “Filsafat Eksistensialisme: Sebuah Kemungkinan Pilihan Hidup yang Sejati.” Jurnal Sophia Dharma: Jurnal Filsafat Agama Hindu dan Masyarakat, Vol.4, No.1 (2021), 72-89.
Leahy, Louis. Manusia, Sebuah Misteri: Sintesa Filosofis tentang Makhluk Paradoksal. Jakarta: Gramedia, 1993.
Maharani, Septiani Dewiputri. “Pandangan Gabriel Marcel tentang Manusia dalam Konteks Peristiwa Bencana Alam.” Jurnal Filsafat, Vol.22, No.2 (2012).
Mill, John Stuart. On Liberty perihal Kebebasan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1996.
Munir, Misnal. “Pengaruh Filsafat Nietzsche Terhadap Perkembangan Filsafat Barat Kontemporer.” Jurnal Filsafat, Vol.21, No.2 (2011), 134-146.
Nico, Syukur Dister. Filsafat Kebebasan. Yogyakarta: Kanisius, 1988.
Noorzeha, F. “New Normal As The New Human: Masa Pandemi Dalam Perspektif Filsafat Manusia Sören Aabye Kierkegaard Dan Relevansinya Pada Kehidupan Manusia Masa Datang.” Sophia Dharma: Jurnal Filsafat Agama Hindu dan Masyarakat, Vol.3, No.2 (2020), 1-16.
Purnamasari, Elvira. “Kebebasan Manusia dalam Eksistensialisme (Studi Komparasi Pemikiran Muhammad Iqbal dan Jean Paul Sartre”. Jurnal Manthiq. Volume 2, Nomor 2 November (2017).
Rusdi, R. “Filsafat Idealisme: Implikasinya dalam Pendidikan.” Dinamika Ilmu: Jurnal Pendidikan, Vol.13, No.2 (2013).
Satori, Djam’an, and Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2010.
Save, M. Dagun. Filsafat Eksistensialisme. Yogyakarta: Rineka Cipta, 1990.
Setyaningsih. “Metafisika Transendensi Karl Jaspers.” Universitas Gadjah Mada, 2003.
Siswanto, Joko. Sistem-Sistem Metafisika Barat: dari Aristoteles sampai Derrida. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.
DOI: 10.15408/ushuluna.v8i1.27449
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.