Eclecticism of Modern Islam: Islam Hadhari in Malaysia
Abstract
Artikel ini memperlihatkan bahwa Islam Hadhari berfungsi tidak hanya sebagai respons religio-politik terhadap krisis internal yang dirasakan masyarakat Melayu, polarisasi budaya, dan politik global yang tidak seimbang, tetapi juga menunjukkan multi-interpretasi dari teks-teks Islam, sejarah, budaya dan konteks multikultural. Kasus Islam Hadhari menjadi contoh dari "tradisionalisme" dan "modernisme" Islam yang bukan dalam bentuk ideal, tetapi dalam ekspresi diskursif campuran. Islam Hadhari harus dipahami dalam kerangka persaingan ide-ide lokal dan global, yang muncul di negara-negara mayoritas Muslim di era negara-bangsa modern dan globalisasi. Artikel ini menunjukkan pentingnya mengamati reformasi Islam sebagai dialektika gerakan dan kontra-gerakan, wacana dan kontra-wacana, tetapi juga dalam hal waktu (masa lalu, sekarang, dan masa depan). Menggunakan teori modernisasi dalam menjelaskan hubungan antara Islam dan modernitas, artikel ini diharapkan dapat berkontribusi dalam memperoleh jawaban mengenai kondisi sosial-politik yang membuat gagasan Islam progresif atau Islam peradaban harus terjadi. Artikel ini memperlihatkan cara bagaimana multikulturalisme dan eklektisisme mengkarakterisasi proyek Muslim terhadap modernitas di tengah-tengah keterhubungan yang kuat dengan masa lalu dan kitab suci.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.15408/sdi.v18i1.439 Abstract - 0 PDF - 0
Refbacks
- There are currently no refbacks.
All publication by Studia Islamika are licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Studia Islamika, ISSN: 0215-0492, e-ISSN: 2355-6145
View My Stats