KEKERASAN SEKSUAL DI LEMBAGA PENDIDIKAN KEAGAMAAN: RELASI KUASA KYAI TERHADAP SANTRI PEREMPUAN DI PESANTREN
Abstract
Abstract. This paper discusses the practice of sexual violence perpetrated by religious leaders such as ustadz, gus, or kyai against santriwati (female students) in Islamic boarding schools. The occurrence of several cases of sexual violence in Islamic boarding schools shows an urgency to be handled immediately, considering that sexual violence cases are still an iceberg phenomenon that is still rarely revealed, not reported, not reported, or even often covered up. With the literature review research method, the researcher dissects the pattern that is often used by religious leaders in committing sexual violence and how the impact is experienced by the victims (santriwati). As a result, in this study there are two general patterns used by religious leaders as a tool to commit sexual violence in Islamic boarding schools. First, the existence of a patriarchal culture that is eternal and has been institutionalized in the pesantren environment through the curriculum, learning materials, Islamic narratives which are often interpreted textually by the kyai, as well as the application of the concept of total santri obedience to the kyai which actually makes the position of santri, especially female students (santriwati) are at a disadvantage and have no bargaining power. Second, there is an unequal power relationship between the kyai and the santri. This can then normalize or even perpetuate the occurrence of sexual violence through abuse of authority. The impact experienced by victims/survivors (santriwati) of sexual violence is very deep, in which they have to suffer physically, psychologically, theologically, and sociologically.
Abstrak. Paper ini membahas mengenai praktik kekerasan seksual yang dilakukan oleh pemuka agama seperti ustadz, gus, atau kyai terhadap santriwati (santri perempuan) di pesantren. Terjadinya beberapa kasus kekerasan seksual di pesantren menunjukkan adanya urgensi agar segera ditangani, mengingat kasus kekerasan seksual masih menjadi fenomena gunung es yang masih jarang terungkap, tidak diadukan, tidak dilaporkan, atau bahkan seringkali ditutup-tutupi. Dengan metode penelitian literatur review, peneliti membedah bagaimana pola yang seringkali dilakukan oleh pemuka agama dalam melakukan kekerasan seksual serta bagaimana dampak yang dialami oleh korban (santriwati). Hasilnya, dalam penelitian ini terdapat dua pola secara umum yang digunakan oleh pemuka agama sebagai alat untuk melakukan kekerasan seksual di pesantren. Yang pertama, adanya budaya patriarki yang abadi dan telah terlembagakan di lingkungan pesantren melalui kurikulum, materi pembelajaran, narasi keislaman yang seringkali ditafsirkan secara tekstual oleh kyai, serta penerapan konsep kepatuhan total santri terhadap kyai yang justru membuat posisi santri terutama santriwati (santri perempuan) berada pada posisi yang tidak diuntungkan dan tidak memiliki daya tawar. Yang kedua, adanya relasi kuasa yang timpang antara kyai dengan santri. Hal tersebut yang kemudian dapat menormalisasi atau bahkan melanggengkan terjadinya kekerasan seksual melalui penyalahgunaan otoritas yang dimiliki. Adapun dampak yang dialami oleh para korban/penyintas (santriwati) kekerasan seksual sangatlah mendalam, yang mana mereka harus menderita secara fisik, psikis, teologis, dan secara sosiologis.
Keywords
References
Abdi, A. P. (2021). Catatan KPAI: Kekerasan Seksual Banyak Terjadi di Sekolah Kemenag. Diambil kembali dari tirto.id: https://tirto.id/catatan-kpai-kekerasan-seksual-banyak-terjadi-di-sekolah-kemenag-gmMx
Adji. (2009). Konstruksi Relasi Laki-laki dan Perempuan dalam Sistem Patriarki (Kajian terhadap Karya Djenar Maesa Ayu dengan Pendekatan Feminisme). Bandung: Universitas Padjajaran (Tidak Diterbitkan).
Ayuningtyas, K. (2021). Saatnya Ubah Konsep Kepatuhan ke Pendidikan Berpikir Kritis di Sekolah Agama. Diambil kembali dari https://www.dw.com/id/pentingnya-pendidikan-berpikir-kritis-di-sekolah-agama/a-60123542
Beauvoir, S. d. (2020). Second Sex: Fakta dan Mitos. Yogyakarta: Narasi.
Beauvoir, S. d. (2020). Second Sex: Kehidupan Perempuan. Yogyakarta: Narasi.
Bruinessen, M. V. (1994). NU Tradisi Relasi-Relasi Kuasa Pencarian Wacana Baru. Yogyakarta: LKIS.
Cempaka, M. (2021). Guru Pesantren di Bandung Perkosa Santriwati, Anak Korban yang Lahir Dipakai Cari Donasi. Diambil kembali dari vice.com: https://www.vice.com/id/article/v7dv33/guru-pesantren-di-bandung-herry-wirawan-perkosa-13-santriwati-bayi-korban-dipakai-cari-sumbangan
Darwin, & Tukiran. (2001). Menggugat Patriarki. Yogyakarta: Ford Foundation kerjasama dengan Pusat Penelitian Kependudukan UGM.
Denney, A. S., & Tewksbury, R. (2013). How to write a literature review. Journal of criminal justice education, 218-234.
Dewantoro, M. (2020). Relasi Kuasa Kiai terhadap Santri di Pondok Pesantren Qomaruddin Sampurnan Bungah Gresik. Surabaya: Universitas Airlangga. Skripsi. Tidak Diterbitkan.
Dhofier, Z. (1982). Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES.
Dressing, Dölling, Hermann, Kruse, Schmitt, Bannenberg, et al. (2021). Child sexual abuse by catholic priests, deacons, and male members of religious orders in the authority of the German bishops’ conference 1946–2014. Sexual Abuse, 274-294.
Fabriar, S. R. (2012). Potret Perempuan dalam Pesantren (Analisis Semiotika Film Perempuan Berkalung Sorban). Semarang: Tesis IAIN Walisongo.
Fogler, Shipherd, Rowe, Jensen, & Clarke. (2008). A theoretical foundation for understanding clergy perpetrated sexual abuse. Journal of Child Sexual Abuse, 301-328.
Hajar, I. (2009). Kiai ditengah Pusaran Politik Antara Petaka dan Kuasa. Yogyakarta: Ircisode.
Hasyim, M. A. (2003). Menggagas Pesantren Masa Depan: Geliat Suara Santri untuk Indonesia Baru. Yogyakarta: Qirtas.
Hurcombe, Darling, Mooney, Ablett, Soares, King, et al. (2019). Truth Project Thematic Report: Child sexual abuse in the context of religious institutions. Independent Inquiry Child Sexual Abuse.
Katzenstein, & Fontes. (2017). Twice Silenced: The Underreporting of Child Sexual Abuse in Orthodox Jewish Communities. Journal of Child Sexual Abuse, 752-767.
Kent, S., & Raine, S. (2020). Researchers reveal patterns of sexual abuse in religious settings. University of Alberta.
Lebacqz, & Barton. (1991). Sex in the Parish. Westminster John Knox Press.
Ma'rufah, U. (2020). Diambil kembali dari magdalene.co: https://magdalene.co/story/menertawakan-kesucian
Melati, N. K. (2020). Membicarakan Feminisme. Yogyakarta: EA Books.
Oakley, & Kinmond. (2013). Breaking the silence on spiritual abuse. London: Palgrave Macmillan.
Prasela, & Pavitasari. (2014). Teorisasi Patriarki. Yogyakarta: Jalasutra.
Rahmanara, Belinda, Nicholas, & Farooq. (2021). “I Thought in Order to Get to God I had to Win their Approval”: A Qualitative Analysis of the Experiences of Muslim Victims Abused by Religious Authority Figures. Journal of Sexual Aggression.
Rashid, & Barron. (2019). Why the focus of clerical child sexual abuse has largely remained on the Catholic church amongst other non-Catholic Christian denominations and religions. Journal of Child Sexual Abuse, 564-585.
Rizky, P. A. (2021). Diambil kembali dari magdalene.co: https://magdalene.co/story/kekerasan-seksual-di-pesantren
Rodger, Hurcombe, Redmond, & George. (2020). “People don’t talk about it”: Child Sexual Abuse in Ethnic Minority Communities. Independent Inquiry Child Sexual Abuse.
Rosa, M. C. (2021). Komnas Perempuan Sebut Pesantren Urutan kedua dengan Aduan Kasus Kekerasan Seksual Tertinggi. Diambil kembali dari Kompas.com: https://www.kompas.com/wiken/read/2021/12/11/162000881/komnas-perempuan-sebut-pesantren-urutan-kedua-dengan-aduan-kasus-kekerasan#:~:text=“Data%20kasus%20kekerasan%20seksual%20di,10%2F12%2F2021)
Sa'dan, M. (2018). Pengarusutamaan Gender dalam Pendidikan Pesantren: Kajian Feminisme Islam. Jurnal Harkat: Media Komunikasi Gender, 14 (2) 97-109.
Safira, D. (2019). Membunuh Hantu-Hantu Patriarki. Yogyakarta: Jalan Baru Publisher.
Wiguna, B. A. (2020, August 28). Mengungkap Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual di Institusi Keagamaan. Dipetik 18 December, 2020, dari balairungpress.com: https://www.balairungpress.com/2020/08/mengungkap-relasi-kuasa-dalam-kasus-kekerasan-seksual-di-institusi-keagamaan/
Wolfe, Francis, & Straatman. (2006). .Child Abuse in Religiously-Affiliated Institutions: Long-Term Impact on Men’s Mental Health. Child Abuse & Neglect , 205-212.
Yohania, W. (2014). Studi Fenomenologi Dampak Psikologis Korban Kekerasan Seksual pada Santriwati Pondok Pesantren X. Skripsi (Tidak diterbitkan).
DOI: 10.15408/harkat.v18i2.26183
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender