Pengaruh Penambahan Ekstrak Daun Katuk (Sauropus androgynus) Pada Pakan Terhadap Performa Ikan Bandeng (Chanos chanos)
Abstract
Abstrak
Katuk (Sauropus androgynus) merupakan tumbuhan herbal yang mengandung protein dan asam lemak yang banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan pertumbuhan hewan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis ekstrak daun katuk pada pakan yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan survival rate benih ikan bandeng. Benih ikan bandeng yang digunakan berukuran 1,8–1,9 cm dan dipelihara pada akuarium bervolume 15 L dengan padat tebar 15 ekor dalam setiap akuarium. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan berupa penambahan ekstrak daun katuk pada pakan dengan dosis 0 g/kg (kontrol atau P1), 37,5 g/kg (P2), 75 g/kg (P3), 150 g/kg (P4), dan 300 g/kg (P5) pakan. Penambahan ekstrak daun katuk pada pakan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan mutlak dan Survival Growth Rate (SGR) benih ikan bandeng (P<0,05), dan tidak berpengaruh nyata terhadap survival rate (SR) (P>0,05). Penambahan ekstrak daun katuk sebesar 150 g/kg pakan (P4) menunjukan nilai terbaik pada pertumbuhan mutlak dan SGR benih. Nilai SR tertinggi ditunjukan pada penambahan ekstrak sebesar 300 g/kg pakan (P5) yaitu mencapai 80%. Data pengukuran kualitas air dalam nilai yang baik yaitu suhu 24–30 °C; pH 6–8; salinitas 24–30 ppt; dissolved oxygen (DO) 4,27–5,98 mg/L; dan amoniak 0,07–0,11 mg/L.
Abstract
Katuk (Sauropus androgynus) is a herbal plant that contains protein and fatty acids which are widely used to increase animal growth. This research aims to determine the dose of katuk leaf extract in feed that can increase the growth and survival rate of milkfish fry. The milkfish seeds used were 1.8–1.9 cm in size and were maintained in 15 L volume aquariums with a stocking density of 15 fish in each aquarium. This research is an experimental study using a completely randomized design (CRD) with 5 treatments and 3 replications. The treatment consisted of adding katuk leaf extract to the feed, namely control P1 0 g/kg, P2 37.5 g/kg, P3 75 g/kg, P4 150 g/kg, and P5 300 g/kg feed. The results of statistical analysis showed that the addition of katuk leaf extract to feed had a significant effect on the absolute growth and Survival Growth Rate (SGR) of milkfish seeds, while the survival rate (SR) showed values that were not significantly different. The addition of katuk leaf extract at 150 g/kg feed (P4) showed the best value for absolute growth and SGR of seeds. The highest SR value was shown when the extract was added at 300 g/kg feed (P5), reaching 80%. The water quality measurement data is in good value, namely a temperature of 24–30 °C; pH 6–8; salinity 24–30 ppt; dissolved oxygen (DO) 4.27–5.98 mg/L; and ammonia 0.07–0.11 mg/L.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adelina., Boer, I., & Sejati, F. A. (2012). Penambahan asam lemak linoleat (n-6) dan linolenat (n-3) pada pakan untuk meningkatkan linoleat (n-6) dan linolenat (n-3) pada pakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan benih ikan selais (Ompok hypopthalmus). Berkala Perikanan Terubuk, 4(1), 66-79.
Agusputra, A., Santoso, U., Lee, M.-C., & Nan, F.-H. (2018). Effects of dietary katuk leaf extract on growth performance, feeding behavior and water quality of grouper Epinephelus coioides. Aquaculture Research, 49(2), 31-39.
Agustono., Sari, W. P., & Cahyoko, Y. (2009). Pemberian pakan dengan energi yang berbeda terhadap pertumbuhan benih ikan kerapu tikus (Cromileptes altivelis). Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 1(2), 149-156.
Awaludin., Kartina., Maulianawati, D., Manalu, W., Andriyanto., Septiana, R., … Lalang, Y. (2020). Phytochemical screening and toxicity of ethanol extract of Sauropus androgynus. Biodiversitas, 21(7), 2966-2970. doi: 10.13057/biodiv/d210712.
Boyd. C. E. (1990). Water quality in pond for aquacuture. Alabama: Alabama Aquaculture Station. Auburn University.
Dauda, A. B., Ajadi, A., Tola-Fabunmi, A. S., & Akinwole, A. O. (2019). Waste production in aquaculture: Sources, components and managements in different culture systems. Aquaculture and Fisheries, 4(3), 81-88. doi: 10.1016/j.aaf.2018.10.002.
Effendie, M. (1979). Metode biologi perikanan. Bogor: Penerbit Yayasan Dewi Sri.
Effendie, I. (2002). Biologi perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.
Galina, J., Yin, G., Ardó, L., & Jeney, Z. (2009). The use of immunostimulating herbs in fish-an overview of research. Fish Physiology and Biochemistry, 35(4), 669-676. doi: 10.1007/s10695-009-9304-z.
Ghufron. M., & Kordi, H. (2007). Pengelolaan kualitas air dalam budi daya perairan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hanief, M. A. R., Subandiyono., & Pinandoyo. (2013). Pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan benih tawes (Puntius javanicus). Journal of Aquaculture Management and Technology, 2(1981), 94-100.
Hardjowigeno. S., & Widiatmaka. (2001). Evaluasi lahan dan perencanaan tataguna lahan. Bogor: IPB Press.
Haryanto, P., Pinandoyo., & Ariyati, R. W. (2017). Pengaruh dosis pemberian pakan buatan yang berbeda terhadap pertumbuhan juvenil kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus). Journal of Aquaculture Management and Technology, 4(4), 11.
Hepher, B. (1990). Nutrition of ponds fishes. Cambridge: Cambridge University Press.
Iskandar, R., & Elrifadah. (2015). Pertumbuhan dan efisiensi pakan ikan nila (Oreochromis niloticus) yang diberi pakan buatan berbasis kiambang. Jurnal Ziraa"ah, 40(1), 18-24.
Jantia, T. D., Muarif, M., & Mumpuni, F. S. (2020). Pertumbuhan ikan bandeng (Chanos chanos) pada tambak silvoakuakultur di Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. Jurnal Mina Sains, 6(2), 59. doi: 10.30997/jmss.v6i2.3263.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). (2020). Subsektor perikanan budidaya sepanjang tahun 2017 menunjukkan kinerja positif. Jakarta: Pusat data statistik dan informasi
Lestari, S. F., Yuniarti, S., & Abidin, Z. (2013). Pengaruh formulasi pakan berbahan baku tepung ikan, tepung jagung, dedak halus, dan ampas tahu terhadap pertumbuhan ikan nila (oreochromis sp). Jurnal Kelautan, 6(1), 36-46.
Mishra, A., & Bajpai, M. (2005). The flocculation permormance of Tamarindus mucilange in relation to removal of vat and direct dyes. Bioresource Technology, 97(8), 1055.
Mokoginta, I., Jusadi, D., & Pelawi, T. (2003). Pengaruh pemberian Daphnia sp. yang diperkaya dengan sumber lemak berbeda terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva ikan nila (Oreochromis niloticus). Jurnal Akuakultur Indonesia, 2(1), 7-11.
Mukti, R. C., Bambang, N., Utomo, P., & Affandi, R. (2014). Penambahan minyak ikan pada pakan komersial terhadap pertumbuhan Anguilla bicolor bicolor. Jurnal Akuakultur Indonesia, 13(1), 54-60.
Mulqan, M., Afdhal, S., Rahimi, E., & Dewiyanti, I. (2017). Pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila gesit (Oreochromis niloticus) pada sistem akuaponik dengan jenis tanaman yang berbeda. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah, 2(1), 183-193.
National Research Council (NRC). (1993). National requirement of fish. Washington DC: National Academy Press.
Puspitasari, A. D., & Proyogo, L. S. (2017). Perbandingan metode ekstraksi maserasi dan sokletasi terhadap kadar fenolik total ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura). Jurnal Ilmiah Cendekia Eksakta, 1(2), 1-8.
Rangka, N. A., & Asaad, A. I. J. (2010). Teknologi budidaya ikan bandeng di Sulawesi Selatan. Paper presented at the Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur, Maros, Sulawesi Selatan, Indonesia. Retrieved from https://adoc.pub/teknologi-budidaya-ikan-bandeng-di-sulawesi-selatan.html.
Rosari, M. I., Ma’ruf, W. F., & Agustini, T. W. (2014). Pengaruh ekstrak kasar buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) sebagai antioksidan pada fillet ikan bandeng (Chanos chanos Forsk) segar. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan, 3(2), 34-43.
Sa’adah, H., & Nurhasnawati, H. (2017). Perbandingan pelarut etanol dan air pada pembuatan ekstrak umbi bawang tiwai (Eleutherine americana Merr) menggunakan metode maserasi. Jurnal Ilmiah Manuntung, 1(2), 149. doi: 10.51352/jim.v1i2.27.
Santoso, U. (2018). Penggunaan daun katuk (Sauropus androgynus) sebagai suplemen pakan pada unggas-pengaruhnya terhadap performa ayam. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 13(2), 151-156. doi: 10.31186/jspi.id.13.2.151-156.
SNI 01.6148. (1999). Ikan bandeng (Chanos-chanos Forsskal)-induk ikan bandeng. Jakarta: Badan Standar Nasional.
Steffens, W. (1989). Principle of fish nutrition. England: Ellis Horwood Limited.
Susanti., Yulisman., & Ferdinand, H. T. (2015). Kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva ikan betok (Anabas testudineus) yang diberi Daphnia sp. yang diperkaya dengan minyak jagung. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 3(2), 1-13.
Syahid, M., Subhan, A., & Armando, R. (2006). Budidaya bandeng organik secara polikultur. Jakarta: Penebar Swadaya.
Takeuchi, T. (1996). Essential fatty acid requirements in carp. Archives of Animal Nutrition, 49(1), 23-32. doi: 10.1080/17450399609381860.
Tocher, D. R. (2010). Reviews in fisheries science metabolism and functions of lipids and fatty acids in teleost fish metabolism and functions of lipids and fatty acids in teleost fish. December 2012, 37-41.
Wahyuni, A. P., Firmansyah, M., Fattah, N., & Hastuti. (2020). Studi kualitas air untuk budidaya ikan bandeng (Chanos chanos Forsskal) di Tambak Kelurahan Samataring Kecamatan Sinjai Timur. Jurnal Agrominansia, 5(1), 2020.
DOI: https://doi.org/10.15408/kauniyah.v16i2.1.27374 Abstract - 0 PDF - 0
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a CC-BY- SA.
Indexed By:
  Â