Komunitas Burung di Beberapa Situ Kota Tangerang Selatan, Banten
Abstract
Abstrak
Mutu dan fungsi beberapa situ di Tangerang Selatan telah menurun akibat terjadinya pemanfaatan dan alih fungsi lahan, sehingga mengancam keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna. Kajian mengenai komunitas burung dan peranannya sebagai bioindikator di beberapa situ diperlukan untuk memberikan gambaran mengenai kemampuan situ dalam mendukung kehidupan burung. Data jenis burung dikumpulkan dengan metode look and see. Data jenis burung yang diperoleh dari Situ Gintung, Situ Sasak, Situ Bungur, dan Situ Pamulang di Tangerang Selatan dianalisis kelimpahan dan dihitung indeks kesamaan jenisnya. Untuk melihat kualitas lingkungan situ, data jenis burung ditabulasikan dan dianalisis menggunakan indeks komunitas burung. Kekayaan jenis tertinggi ditemukan di Situ Gintung (24 famili, 30 genus, dan 38 jenis). Terdapat 16 jenis burung yang memiliki frekuensi perjumpaan tertinggi di ketiga situ (100%). Situ Bungur dan Situ Sasak memiliki kesamaan jenis tertinggi dengan nilai 0,519. Situ Gintung memiliki nilai indeks komunitas burung paling tinggi dengan nilai 70,2 dan termasuk kategori kualitas lingkungan baik, sedangkan Situ Sasak termasuk kategori menengah dan Situ Bungur termasuk kategori rendah.
Abstract
The quality and function of several lake in South Tangerang has decreased due to the use and converted of land functions that threaten the biodiversity of both flora and fauna in the region. A study of the bird community and its role as a bio-indicator in some cases is needed to provide an overview of the situability in supporting bird life. Data obtained by direct observation using look ang see method. Data on bird species obtained from Gintung lake, Sasak lake, Bungur lake and Pamulang lake in South Tangerang were analyzed for abundance and similarity index calculated for their species. Bird species data were tabulated and analyzed using the bird community index to see the quality of the environment. The highest type of diversity is found in Gintung lake (24 families, 30 genera, and 38 species). There are 16 species of birds that have the highest frequency of encounter in the fourth place (100%). Bungur and Pamulang lake have the highest similarity with a value of 0.78. Gintung lake has the highest bird community index value with a value of 68, Sasak lake and Bungur lake which scored 60.4 and Pamulang lake with a value of 55.2 including the middle category.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Alfarisi, A. (2014). Aktifitas manusia dan pengaruhnya terhadap jumlah jenis burung di Cagar Alam Pulau Sempu. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Alikodra, H. S. (2002). Pengelolaan satwaliar. Bogor: Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan IPB.
Ayat, A. (2011). Burung-burung agroforest di Sumatera. Bogor: World Agroforesty Centre.
Davidar, P., Yoganand, K., & Ganesh, T. (2001). Distribution of forest bird in Andom Island importana of leg habitat. Journal of Biogeography, 28, 666-671.
Dewi, T. S. (2005). Kajian keanekaragaman jenis burung di berbagai tipe lanskap hutan tanaman pinus (Studi kasus: Saerah aliran Sungai Ciliwing Hulu) (Skripsi sarjana). Institut Pertanian Bogor, Bogor, Indonesia.
Dewi, R. S., Mulyani, Y., & Santosa, Y. (2007). Keanekaragaman jenis burung di beberapa tipe habitat Taman Nasional Gunung Ciremai. Media Konservasi, XII, 114-118.
Herdiyanto., Budiharjo, A., & Sugiyarto. (2014). Perbandingan keragaman burung di taman Wisata Alam Semongkat dan hutan produksi jati di Sumbawa Nusa Tenggara Barat. El-Vivo, 2(1), 70-77.
Hernowo, J. B., & Prasetyo, L. B. (1989). Konsepsi ruang terbuka hijau di kota sebagai pendukung pelestarian burung. Media Konservasi, 2, 61-71.
Jarulis., Salsabila, A., & Bakar, A. (2005). Fauna burung di taman kota dan jalur hijau kota Padang (birds in urban parks and green corridors of the city of Padang). Gradien, 1(2), 98-104.
Kumurur, V. A. (2002). Aspek strategis pengelolaan Danau Tondano secara terpadu. Ekoton, 2(1), 73-80.
Kurniawan. B. (2007). Kajian sebaran habitat burung paruh bengkok di Suaka Margasatwa Gunung Tambora (Laporan Departemen Kehutanan). Departemen Kehutanan BKSDA NTB. Balai Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.
Kutarga, Z. W., Zulkifli, N., Robinson, T., & Sirojuzilam. (2008). Kebijakan pengelolaan danau dan waduk ditinjau dari aspek tata ruang. Wahana Hijau, 3(3), 150-156.
Mackinnon, J., Phillips, K., & VanBalen, B. (2010). Burung‐burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Bogor: LIPI/ Birdlife-Indonesia.
Mardiastuti, A., Mulyani, Y. A., Rinaldi, D., Rumblat, W., Dewi, L. K., Kaban, A., & Sastranegara, H. (2014). Pengembangan indikator kualitas ekosistem perkotaan dan suburbia dengan menggunakan indeks komunitas burung. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
McKilligan, N. (2005). Herons, egrets and bitterns their biology and conservation in Australia. Australia: CSIRO Publishing.
Meltriana, A. (2016). Keanekaragaman burung di ruang terbuka hijau di tiga tempat pemakaman umum di Bogor (Skripsi sarjana). Institut Pertanian Bogor, Bogor, Indonesia.
Mulyani, Y. A., & Mardiastuti, A. (1993). Studi pendahuluan tentang keanekaragaman burung di Kota Baru Bandar Kemayoran Jakarta. Media Konservasi, 4(2), 59-63.
Odum, E. P. 1993. Dasar-dasar ekologi. Jakarta: Gramedia.
O’Connell, T. J., Jackson, L. E., & Brook, R. P. (1998). The bird community index: A tool for assessing biotic integrity in the Mid‐Atlantic Highland. Pennsylvania: The Penn State cooperative Wetland Center.
Ontario, J., Hernowo, J. B., Haryanto., & Ekarelawan. (1990). Pola pembinaan habitat burung di kawasan pemukiman terutama di perkotaan. Media Konservasi, 3(1), 15-28.
Peraturan Daerah Kota tangerang Selatan No. 15, (2011). (2018, January 24). Retrieved from: https://jdih.tangerangselatankota.go.id/frontend/jndih_produk_hukum/readmore.html?id=44
Rohadi, D. (2011). Keanekaragaman jenis burung di Rawa Universitas Lampung (Skripsi sarjana). Jurusan Kehutanan, Universitas Lampung, Bandar Lampung, Indonesia.
Safanah, N. G., Nugraha, C., Partasasmita, R., & Husodo, T. (2017, July). Keanekaragaman jenis burung di Taman Wisata Alam dan Cagar Alam Pananjung Pangandaran, Jawa Barat. Paper presented at Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. Retrieved from https://doaj.org/article/7d2d878825da4b0997d13dd2ad999f64?.
Sukandar, P., Winarsih, A., & Wijayanti, F. (2015). Komunitas burung di Pulau Tidung Kecil Kepulauan Seribu. Al‐ Kauniyah Jurnal Biologi, 8(2), 66-76.
Yoza, D. 2006. Keanekaragaman jenis burung di berbagai tipe daerah tepi (edges) Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Provinsi Riau (Tesis master). Institut Pertanian Bogor, Bogor, Indonesia
DOI: https://doi.org/10.15408/kauniyah.v14i2.15580 Abstract - 0 PDF - 0
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a CC-BY- SA.
Indexed By:
  Â