INDUSTRI BUDAYA DAN KOMODITAS (STUDI KASUS TENUN TRADISIONAL NUSA TENGGARA BARAT SEBAGAI KOMODITAS DAN SENI DALAM KERANGKA BUDAYA DAN RELIGI)
Abstract
Tenunan atau kain tenun merupakan hasil teknologi manusia yang memiliki sejarah yang panjang. Memproduksi kain tenun telah dilakukan oleh hampir seluruh umat manusia di muka bumi. Tekstil yang dihasilkan dari kegiatan menenun melewati berbagai proses yang bukan hanya proses fisik semata namun juga pengalaman para penenun sebelum, sedang, atau setelah menenun dan tujuan sosial dari tenunan sehingga menjadikan kain tenun bukan hanya memiliki fungsi biologi semata namun juga harus dapat memenuhi fungsi-fungsi lain yaitu estetika, sosial, ekonomi, dan juga religi. Kain tenun yang menjadi objek materi diproduksi melalui tahapan-tahapan proses yang dilewati oleh para penenun dari pengalaman-pengalamannya dalam kehidupan sehari-sehari yang dirasakan kemudian dimaknai dengan simbol-simbol yang dibuat dalam proses kreatifitas dan rasa estetika mereka terhadap simbol tersebut. Kajian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perubahan yang terjadi dalam pemberian makna kain tenun yang tidak hanya bernilai seni tetapi juga memiliki nilai ekonomi karena kain tenun merupakan komoditas dalam industri budaya serta pariwisata di Pulau Lombok dan nilai religi yang tertuang dalam motif-motif tenun beserta perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan kehidupan sosial para pengrajinnya. Secara signifikan menunjukkan bahwa terjadi perubahan makna dan simbol pada motif tenun Lombok yang merupakan implikasi dari perubahan pola kehidupan masyarakat setempat dari pola ekonomi tradisional menjadi pola ekonomi modern dengan menjadikan tenun tradisional sebagai komoditas warga setempat.
Keywords
References
Adorno, T., (1991) , The Culture Industry, London and New York, Routledge.
Appadurai, A, 1986, The Social Life of Things, New York, Cambridge University
Press.
Baudrillard, J., 2004, Masyarakat Konsumsi (terjemahan), Yogyakarta, Penerbit
Kreasi Wacana.
Berlo, J.C., 1992, Beyond Bricolage: Women and Aesthetic Strategies in Latin
American Textile, Antrhopology and Aesthetic,no.22 pp.115-134.
Bowie, Katherine A. ,1992 “Unraveling the Myth of the Subsistence Economy:
Textile Production in Nineteenth-Century Northern Thailand The Journal of Asian Studies, Vol. 51 no.4
Coote, J., & Shelton, A.,1992, Anthropology, Art and Aesthetics, Oxford, Clarendon
Press.
Creswell, J.W., 1994, Research Design:Quantitative & Qualitative Approaches
(terjemahan), Sage Publication.
Eaton , M. M., 2004 Art and the Aesthetic, dalam The Blackwell Guide to Aesthetics
(Kivy,P., 2004), UK, Blackwell Publishing Ltd.
Elayne Zorn (2004), “Weaving a Future: Tourism, cloth, and culture on an Andean
Island”, Iowa University Press.
Featherstone, M., 1991, Consumer Culture and Postmodernism, London, Sage
Publication.
Finkelstein, J., 1993, Fashion and Eating Out, dalam The Polity Reader in
Cultural Theory, Cambridge, Polity Press.
Hammersley, M., & Atkinson, P.,1983, Ethnography: principle in practice,
Routledge, London.
Hansen, K.T., 2004, The World In Dress: Anthropological Perspective on Clothing,
Fashion, and Culture, Annual Review Anthropology, 2004, 33:369-92.
Geliat Kreasi Baru Tenun Bali, (Kompas, 17 April 2011) hal.17.
Inda, J.X., & Rosaldo, R., 2002, The Anthropology of Globalization, A Reader,
Blackwell Publisher Ltd.
Lowe, C., 2006,Kajian Antropologi tentang Globalisasi: Catatan tentang Studi-
studi Keterkaitan Dunia, Antropologi Indonesia, Vol. 30 no.3,2006. 263-279.
Lury, C., 1996, Budaya Konsumen, Jakarta, Yayasan Obor.
Miller, D., 1995, Consumption and Commodities, Annual Review Anthropology
,24: 141-161.
Messick, B., 1987, Subordinate Discourse: Women, Weaving, and Gender
Relations in North Africa, American Ethnologist, Vol.14, no.2 pp.210-225.
Sahlins, M., 1976, Culture and Practical Reason, The University of Chicago Press.
Seni Ragam Hias Pada Kain Tenun Nusa Tenggara Barat, 1990, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Museum Negeri Nusa Tenggara Barat.
Strinati, D., 1995, Popular Culture (Terjemahan), Yogyakarta, Ar-Ruzz Media.
Schneider, J., 1987, The Anthropology of Cloth, Annual Review Antrhopology,
(1984) 409-448
Tedlock, B., and Tedlock, D., 1985, Text and Textile: Language and Technology in
The Arts of The Quiche Maya, Journal of Anthropological Research, Vol.41 pp. 121-146.
Kraan, A., 2009, Lombok, Penaklukan, Penjajahsan dan Keterbelakangan, Lengge
Printika, Mataram.
Wengrow, D., 2001, The Evolution of Simplicity: aesthetic labour and social
change in neolitic Near East
DOI: 10.15408/jko.v3i2.31027
Refbacks
- There are currently no refbacks.