Mutu Sediaan Racikan Puyer di Kecamatan Ciputat Timur

Ofa Suzanti Betha, Yardi Yardi, Yetika Alvionita, Zilhadia Zilhadia, Barita Juliano Siregar

Abstract


Peracikan obat merupakan salah satu dari bentuk pelayanan kefarmasian yang menjadi tanggung jawab seorang apoteker di apotek dan sarana pelayanan kefarmasian lainnya. Proses peracikan yang baik akan menghasilkan sediaan yang bermutu, aman dan efektif. Sediaan obat termasuk sediaan hasil peracikan harus terjamin mutu dan keamanannya. Di Indonesia khususnya belum terdapat prosedur dan standar mutu sediaan racikan.Penelitian ini bertujuan melakukan evaluasi mutu puyer hasil racikan apotek di kecamatan Ciputat yaitu keseragaman sediaan. Sediaan puyer disampling dari semua apotek (8 apotek) yang terdapat di wilayah kecamatan Ciputat Timur. Analisa yang dilakukan adalah keragaman bobot dan keseragaman kandungan. Penetapan keragaman bobot dilakukan menggunakan timbangan analitik dan keseragaman kandungan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, sediaan racikan puyer dari 8 apotek di kecamatan Ciputat Timur tidak memenuhi uji keragamanan bobot dan keseragaman kandungan menurut Farmakope Indonesia V.

Keywords


keragaman bobot, keseragaman kandungan, puyer, racikan puyer, apotek

References


Allen, L. V. (2008) The art, Science, and Technology of Pharmaceutical Compounding. Third Edit. American Pharmacists Association (APhA). doi: 10.1111/1539-6975.00054.

Ansel, H.C. (2014). Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems, 10th.Lippincott William and WIllkins.

BPS Kota Tanggerang Selatan. (2015). Kota Tangerang Selatan dalam Angka 2015, Badan Pusat Statistik kota Tangerang Selatan.

BPS. (2017). Katalog BPS: Kecamatan Ciputat Dalam Angka 2017. Badan Pusat Statistik kota Tanggerang Selatan.

BPS. (2017). Katalog BPS: Kecamatan Ciputat Timur Dalam Angka (2017). Badan Pusat Statistik kota Tanggerang Selatan.

Darsono.(2002). Diagnosis dan Terapi Intoksikasi Salisilat dan.Bandung: Universitas Kristes Maranatha.

Departemen Kesehatan. (1979). Farmakope Indonesia edisi ke 3. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan. (1995). Farmakope Indonesia, edisi ke 4. Jakarta: Direktorat jendral pengawasan obat dan makanan departemen RI.

Departemen Kesehatan. (2000). Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan 2000.

Kementrian Kesehatan RI. (2014). Farmakope Indonesia, edisi ke 5. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Departemen RI.

Gudeman, J. et al. (2013) ‘Potential risks of pharmacy compounding’, Drugs in R and D, 13(1), pp. 1–8. doi: 10.1007/s40268-013-0005-9.

Helni (2014). Studi Keragaman bobot Sediaan Pulveres yang dibuat Apotek di Kota Jambi. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo.Jambi.

Mayuntari, Ni Luh Enie. (2010). Evaluasi Mutu Sediaan Puyer Ditinjau dari Keragaman Bobot dan Faktor yang Mempengaruhinya, Skripsi.Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Program Studi Farmasi Ekstensi.Universitas Indonesia.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia.(2009). Peraturan Pemerintah RI nomor 51 tentang Pekerjaan Kefarmasian.

Kepala BPOM. (2018). Peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI no: HK.03.1.33.12.12.8195 Tahun (2012) tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik.Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia.

Peraturan Mentri Kesehatan RI. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor & 3 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian. Jakarta

Peraturan Mentri Kesehatan RI. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek. Jakarta.

Riyanto. (2014). Validasi & Verifikasi Metode Uji: Sesuai dengan ISO/IEC 17025 Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi. Yogyakarta: Deepublish

Sastrohamidjojo, H. (1991). Spektroskopi, Liberty. Yogyakarta.

Sujarweni, V. Wiratna.(2014). Metode Penelitian, lengkap, praktis, dan mudah dipahami.Yogyakarta : pustaka baru. Press.

Tulandi, G. P., Dewi, S. and Lolo, W. A. (2015) ‘Validasi Metode Analisis Untuk Penetapan Kadar Tablet Asam Mefenamat Secara Spektrofotometri’, Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi, 4(4), pp. 2302–2493.

USP.(2007). United State of Pharmacopoeia XXX.The USP Convention.Inc. Rockville. 1075.

USP.(2014). Pharmaceutical Componding Nonsteril Preparation.The USP Convention.

Wiedyaningsih, C; Oetari, RA. (2004). ‘Tinjauan Terhadap Bentuk Sediaan Obat: Kajian Resep Di Apotek Kotamadya. Yogyakarta’. Majalah Farmasi Indonesia. 14(10), 201-207

Williams, Dudley H. (2013). Metode Spektroskopi Dalam Kimia Organik. alih bahasa, Lolita, July Manurung, Winny Riviani Syarief ; editor, Hafshah Nurul Afifah. Ed. 6.Jakarta : EGC

Widyaswari, R. and Wiedyaningsih, C. (2012) ‘Evaluasi Profil Peresepan Obat Racikan Dan Ketersediaan Formula Obat Untuk Anak Di Puskesmas Propinsi Diy’, Majalah Farmaseutik, 8(3), pp. 227–234.:


Full Text: PDF

DOI: 10.15408/pbsj.v1i1.12765

Refbacks

  • There are currently no refbacks.