Tradisi Hafalan Qur’an di Masyarakat Muslim Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.15408/quhas.v4i1.2280Keywords:
Tahfiz al-Qur'an, Jam' al-Qur'an, IlliterateAbstract
Tulisan ini ingin menunjukkan sejauh mana sistem hafalan tetap diperlukan dan memiliki wilayah tersendiri dalam menjaga kemurnian al-Qur'an. Alat modern yang memiliki kemampuan merekam keotentikan wahyu al-Qur’an baik dalam bentuk simbol (tulisan) maupun suara (pita kaset dan kepingan CD) dalam batas-batas tertentu memiliki kelemahan. Piranti ini bersifat pasif, tidak memiliki kemampuan menyeleksi manipulasi data, sementara memori ingatan manusia bersifat aktif, bisa bekerja menyeleksi apabila ada kesalahan naskah. Meskipun demikian, teknologi semacam ini jelas akan sangat bermanfaat mempermudah kebutuhan kajian kequr’anan.
Dengan metode etnografi, penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi hafalan Qur’an bisa dipilah menjadi tiga macam. Pertama, menghafal al-Qur'an dengan orientasi murni ibadah, kedua, untuk kajian keislaman, dan ketiga, memelihara kemurnian al-Qur'an.




