ALAM BERKEMBANG MENJADI GURU (Nilai-Nilai Kehidupan Buya Hamka sebagai Sumber Pembelajaran Nilai di IPS)

Wildan Insan Fauzi, Yusuf Faisal Ali

Abstract


Assessing the thinking of a character is one of the attempts to decipher history in the form of biography that is necessary as a value-based subject matter in social studies, which is historical consciousness and wisdom about how we should treat life. This article uses a historical approach to analyze Hamka's personality in his youth until he becomes chairman of the MUI. Hamka is known as a rhetorical figure, firm, flexible and independent mindeness. A flexible personality coupled with his charismatic figure, friendly, humble attitudes and names known to everyone make him acceptable to all. The character of Hamka and how the characters are formed are values that are very useful for students to understand in Social Studies.

Keywords


Hamka, Minangkabau, independen.

References


Alfian. (1978). “HAMKA dan Ayahnya”, dalam Kenang-Kenangan 70 Tahun Buya Hamka, Jakarta: Dewan Dakwah Indonesia.

Azra, Azyumardi. (2002). Histografi Islam Konteporer: Wacana, Aktualitas, dan Aktor Sejarah. Jakarta: Gramedia.

Gottschalk, Louis. (1986). Mengerti Sejarah. Jakarta: UI-Press.

Hajmy, A. (1978). “Prof.Dr. Hamka yang Saya Kenal”, dalam Kenang-Kenangan 70 Tahun Buya Hamka, Jakarta: Dewan Dakwah Indonesia.

Hamka. (1973). Kenang-kenangan Hidup jilid II, Jakarta: Pustaka Panjimas.

Hamka. (1974). Kenangan-kenangan Hidup jilid III, Jakarta: Pustaka Panjimas.

Hamka. (1975). Kenangan-kenangan Hidup jilid IV, Jakarta: Pustaka Panjimas.

Hamka. (1984). Tasawuf Modern. Jakarta: Pustaka Panjimas.

Hamka. (1984). Tafsir Al Azhar juz V-Vi. Jakarta: Pustaka Panjimas.

Hassan, M.Z (1978). “Buya Hamka”, dalam Kenang-Kenangan 70 Tahun Buya Hamka, Jakarta: Dewan Dakwah Indonesia.

Kuntowijoyo. (1993). Paradigma Islam, Interpretasi Untuk Aksi. Bandung: Mizan.

Kuntowijoyo. (2001). “Periodisasi Sejarah Kesa-daran Keagamaan Umat Islam: Mitos, Ideo-logis dan Ilmu“. Historia, Jurnal Pendidikan Sejarah. 4 (8).1-23.

Madjid, Nurcholis. (1978). “Buya Hamka, Propil Seorang Ulama Berjiwa Independen”, dalam Kenang-Kenangan 70 Tahun Buya Hamka, Jakarta: Dewan Dakwah Indonesia.

Natsir. 1978. “Buya Hamka”, dalam Kenang-Kenangan 70 Tahun Buya Hamka, Jakarta: Dewan Dakwah Indonesia.

Noer, Deliar. (2001). Membincangkan Tokoh-Tokoh Bangsa. Bandung: Mizan.

Noer, Deliar. (1982). Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES.

Noer, Deliar. (1987). Partai Islam Di Pentas Nasional. Jakarta: Grafitipers.

Rahadjo, Dawam. (1996). Ensklopedi Al Quran: Tafsir Sosial Berdaarkan Konsep-Konsep Kunci, Jakarta: Paramadina.

Ricklefs, M.C. (2005). Sejarah Indonesia Modern 1200-2004). Jakarta: Serambi.

Roem, M. (1978). “Buya Hamka dan Politik”, dalam Kenang-Kenangan 70 Tahun Buya Hamka, Jakarta: Dewan Dakwah Indonesia.

Saidi, Anas. (2004). Menekuk Agama, Membangun Tahta (Kebijkaan Agama Orde Baru). Jakarta Selatan: Desantara.

Suhelmi, Ahmad. (2004). Pemikiran Politik Barat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Suhelmi, Ahmad. (2001). Dari Kanan Islam Hingga Kiri Islam. Jakarta Timur: Darul Palah.

Suwirta, Andi. (2001). Sejarah Intelektual, Percikan Pemikiran dari Dunia Barat dan Islam. Bandung: Penerbit Suci Press.

Suryanegara, Mansur. (1978). “Hamka Sejarawan dan Pelaku Sejarah”, dalam Kenang-Kenangan 70 Tahun Buya Hamka, Jakarta: Dewan Dakwah Indonesia.

Zuhaily, Wahbah. (1986). Ushul al-Fiqh al-Islamiy. Damshik: Dar al-Fikr.


Full Text: PDF

DOI: 10.15408/sd.v4i2.7991

Refbacks

  • There are currently no refbacks.