Kebijakan Pemerintah Hindia Belanda Terhadap Krisis Beras di Pulau Jawa Tahun 1918-1921
DOI:
https://doi.org/10.15408/7awxd279Keywords:
Rice Crisis, Dutch East Indies, Java, Colonialism, Dutch East Indies GovernmentAbstract
Penelitian ini membahas krisis beras di Pulau Jawa pada tahun 1918-1921. Penelitian ini bertujuan menjelaskan bagaimana distribusi beras di masyarakat, dampak yang dirasakan serta kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda saat krisis beras di Pulau Jawa pada tahun 1918-1921. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, pendekatan ekonomi dan teori ekonomi kerakyatan oleh Hatta. Krisis beras di Pulau Jawa pada tahun 1918-1921 terjadi karena beberapa faktor diantaranya akibat Perang Dunia ke-1, hambatan dalam jalur Ekspor-Impor, serta kondisi alam yang membuat pengelolaan beras terganggu. Hal ini menyebabkan kenaikan harga beras dan ketidakseimbangan distribusi yang berdampak pada kondisi ekonomi dan sosial masyarakat Jawa diantaranya kriminalitas seperti pencurian dan praktek penyelundupan serta kemiskinan yang merambah di masyarakat. Pemerintah Hindia Belanda mengambil langkah-langkah kebijakan untuk menangani krisis beras, diantaranya adalah pembatasan stok beras, larangan ekspor beras, impor beras, pangan alternatif untuk masyarakat, dan penetapan harga beras. Kebijakan-kebijakan ini nyatanya merugikan masyarakat karena kebijakan yang dibuat hanya untuk kesejahteraan pemerintah saja.
References
Dijk, Kees van. The Netherlands Indies and The Great War 1914-1918. Leiden: KITLV Press, 2007.
J. v. Limburg. “Staatblad van Nederlandsch-Indie No. 82.” De gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, 1920.
———. “Staatblad van Nederlandsch-Indie No. 166.” De gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, March 30, 1918.
Khudori. Ironi Negeri Beras. Yogyakarta: INSISTPress, 2008.
M.B. Smits. De Rijstinvoer in Nederlandsch-Indie. Weltevreden: Departement van Landbouw, 1928.
Muhammad Dinar and Muhammad Hasan. Pengantar Ekonomi : Teori Dan Aplikasi. Sulawesi Selatan: Pustaka Taman Ilmu, 2018.
Smits, M. B. De Rijstinvoer In Nederlandsch-Indie. Weltevreden: Landsdrukkerij, 1928.
Zoetmulder, P.J. Kalangwan : Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang. Jakarta: Djambatan, 1983.
“27 Wagon Beras Lari Dari Banyuwangi.” Neratja. Batavia, May 30, 1921.
“Bahaja Kemahalan.” Sinar Hindia. Semarang, January 7, 1919.
“Beras Mahal.” Sinar Hindia. Semarang, February 12, 1919.
“De Rijst-Schaarschte.” Het Nieuws van Den Dag Voor Nederlandsch-Indie. Batavia, June 11, 1919.
“De Rijstschaarschte.” Bataviaasch Nieuwsblad. Batavia, November 22, 1919.
“De Voedselvoorziening van Java.” De Indier. Den Haag, May 1, 1918.
“Djoeal Anak.” Sinar Hindia. Semarang, Desember 1918.
“Duurte En Rijstschaarschte.” De Locomotief. Semarang, January 25, 1918.
“In Dagen van Rijstschaarschte.” De Locomotief. Semarang, January 24, 1919.
“Kekoerangan Makanan.” Sinar Hindia. Semarang, Desember 1918.
“Melarat Sangat.” Sinar Hindia. Semarang, December 12, 1918.
“Membantu Rakyat.” Neratja. Batavia, July 15, 1921, 5 edition.
“Riboet Koerang Beras.” Sinar Hindia. Semarang, February 24, 1919.
“Rijst Voor Indie.” De Locomotief. Semarang, August 2, 1918.
“Rijstschaarschte.” De Nieuwe Vorstenlanden. Semarang, May 2, 1918.
“Rijst-Schaarschte.” Het Nieuws van Den Dag Voor Nederlandsch-Indie. Batavia, December 9, 1919.
“Rijstschaarschte.” Bataviaasch Nieuwsblad. Batavia, May 28, 1920.
“Roedjak Woeni Dari Magelang.” Sinar Hindia. Semarang, February 13, 1919.
“Voedselvoorziening.” Algemeen Handelsblad. Rotterdam, November 8, 1919.
“Volksraad Persidangan Sabtu 9 Juli.” Neratja. Batavia, July 16, 1921.
“Voorloopig Penetapan Harga Beras Di Semarang.” Sinar Hindia. Semarang, January 11, 1919.