Desentralisasi dan Otonomi Daerah; Pelaksanaan Otonomi Khusus Papua Berdasarkan Sistem UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Ibrahim Ibrahim, Juanda Juanda

Abstract


Indonesia as a nation-state accommodates a lot of cultural diversity that grows in society. The 1945 Constitution of the Republic of Indonesia has mandated a form of the regional government, which regulates and manages government affairs on its own according to the principles of autonomy and co-administration. This is directed at accelerating the realization of community welfare through improvement, service, empowerment, and community participation, as well as increasing regional competitiveness by taking into account the principles of democracy, equity, justice, privilege and specificity of a region in the system of the Unitary State of the Republic of Indonesia. The provisions in the constitution mandate the Unitary State of the Republic of Indonesia to be carried out with inter-regional arrangements that are not uniform between one another. In the relationship between the centre and the regions or the province and districts/cities, it is possible to have a special relationship pattern, such as the Papua province. Such arrangements are intended to ensure that the entire Indonesian nation is truly united with diversity within the framework of the Unitary State.

Keywords: Regional Autonomy; Implementation of Papua's Special Autonomy; 1945 Constitution

 

Abstrak

Indonesia sebagai Negara Bangsa (nation state) mewadahi banyak keragaman budaya yang tumbuh di dalam masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, telah mengamanatkan suatu bentuk pemerintahan daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Hal ini diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ketentuan-ketentuan dalam konstitusi tersebut, mengamanatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia diselenggarakan dengan pengaturan antar daerah yang tidak seragam antara satu sama lain. Dalam hubungan antara pusat dan daerah atau daerah propinsi dengan kabupaten/kota dimungkinkan adanya pola hubungan yang bersifat khusus seperti propinsi Papua. Pengaturan demikian dimaksud untuk menjamin agar seluruh bangsa Indonesia benar-benar bersatu dengan keragaman dalam bingkai Negara Kesatuan.

Kata Kunci: Otonomi Daearah; Pelaksanaan Otonomi Khusus Papua; UUD Negara 1945

 


References


Abdullah, H. Razali. (2011). Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Chalid, Pheni. (2005). Keuangan Daerah Investasi, Dan Desentralisasi Tantangan Dan Hambatan, Jakarta: Kemitraan Untuk Tata Pemerintahan Yang Baik.

Hoessein, Benyamin. (2002). Perspektif Jangka Panjang Desentralisasi dan Otonomi Daerah, disampaikan pada diskusi kebijakan desentralisasi Bappenas, 27 November 2002.

Huda, Ni’matul. (2009). Otonomi Daerah Filosofi, Sejarah Perkembangan dan Problematika, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Juanda, (2008). Hukum Pemerintahan Daerah Pasang Surut Hubungan Kewenangan Antara DPRD dan Kepala Daerah, PT Alumni, Bandung.

Kaho, Josef Riku. (1988). Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia, Identifikasi beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Penyelenggaraannya, Jakarta, Rajawali Press.

Koesoemahatmadja, (2001). Meyongsong Fajar Otonomi Daerah, Yogyakarta: PSH Fakultas Ilmu Hukum UII Yogyakarta.

Kum, Krinus. (2012). Otonomi Khusus Papua Kebijakan Implementasi Pembangunan Antara Kegagalan dan Keberhasilan, Yogyakarta, Buku Litera.

Magnar, Kuntana. (1984). Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah Otonom dan Wilayah Administratif, Armico, Bandung.

Manan, Bagir. (1994). Hubungan Antara Pusat dan Daerah Menurut UUD 1945, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Manan, Bagir. (2001). Menyongsong Fajar Otonomi Daerah, Yogyakarta: PSH Fakultas Ilmu Hukum UII.

Mukri, S.G.; Aji, A.M.; Yunus, N.R. (2016). "Implementation of Religious Education in the Constitution of the Republic of Indonesia," Salam: Sosial dan Budaya Syar-i, Volume 3 No. 3.

Mukri, S.G.; Aji, A.M.; Yunus, N.R. (2017). Relation of Religion, Economy, and Constitution In The Structure of State Life, STAATSRECHT: Indonesian Constitutional Law Journal, Volume 1, No. 1.

Mutiarin; dan Zaenudin, (2014). Manajemen Birokrasi dan Kebijakan Penelusuran Konsep dan Teori, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Naskah komprehensif perubahan Undang-UndangNegara Kesatuan Republik Indonesia 1945, buku IV kekuasaan pemerintahan Negara jilid 2.

Nurcholis, Hanif. (2005). Teori dan Praktik Pemerintahan dan Daerah Otonomi, Jakarta: Grasindo.

Sabaruddin, Abdul. Desentralisasi Dan Otonomi Daerah: Arah MenujuPemerintahan Yang Baik, diakses dari abadiah.wordpress.com

Santoso, HM. Agus. (2003). Menyingkap Tabir Otonomi Daerah di Indonesia, Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Sinopsis Putusan 81/PUU-VIII/2010, www.mahkamahkonstitusi.go.id.

Sumule, Agus. Mencari Jalan Tengah Otonomi Khusus Provinsi Papua, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Tim Peneliti Fakultas Hukum Unsrat, (2009). Pelaksanaan Otonomi Daerah, www.scribd.com.

Widodo, Muhammad Fajar Sidiq. et. al., Ratio LegisPembentukan Daerah Khusus Dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, (Analisis Pasal 2 ayat (8) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah), Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.

Yunus, N.R.; Anggraeni, RR Dewi.; Rezki, Annissa. (2019). "The Application of Legal Policy Theory and its relationship with Rechtsidee Theory to realize Welfare State," 'Adalah, Volume 3, No. 1.




DOI: https://doi.org/10.15408/sjsbs.v8i6.23301 Abstract - 0

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.