Analisa Pola Peresepan Penggunaan Obat di PKU Muhammadiyah Kroya Tahun 2020
DOI:
https://doi.org/10.15408/pbsj.v7i1.39009Keywords:
evaluasi penggunaan obat, penjamin, indikator peresepan, jumlah obat, antibiotik, injeksiAbstract
Evaluasi penggunaan obat merupakan salah satu aspek pelayanan farmasi klinik di suatu fasilitas kesehatan. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengevaluasi penggunaan obat adalah indikator peresepan. Menurut Kementerian Kesehatan RI, indikator peresepan digunakan untuk tiga diagnosa spesifik yaitu ISPA non-pneumonia (batuk-pilek), diare non-spesifik, dan myalgia. Perbedaan status penjamin dapat menyebabkan perbedaan dalam penggunaan obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara penjamin dengan pola peresepan penggunaan obat berdasarkan indikator peresepan menurut Kementerian Kesehatan RI di PKU Muhammadiyah Kroya tahun 2020. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional, pengambilan data dilakukan secara retrospektif melalui data resep dan buku rawat jalan pasien. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik total sampling dan diperoleh sebanyak 2.208 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara penjamin BPJS dan non-BPJS dalam peresepan penggunaan obat berdasarkan indikator peresepan, baik dalam rerata jumlah obat yang diresepkan, persentase peresepan antibiotik pada ISPA non-pneumonia (batuk-pilek), persentase peresepan antibiotik pada diare non-spesifik, dan persentase peresepan injeksi pada myalgia dengan nilai p < 0,05. Dengan demikian terdapat hubungan yang bermakna antara penjamin dengan peresepan penggunaan obat berdasarkan indikator peresepan di PKU Muhammadiyah Kroya tahun 2020.References
Asyikin, A. (2017) ‘Identifikasi Drug Related Problem’s (DRPs) pada Pasien Diare di Perawatan Anak RSUD Pangkep Sulawesi Selatan’, Media Farmasi, 13(3), pp. 1576–1580.
Bhartiy, S.S. et al. (2008) ‘Pattern of prescribing practices in the Madhya Pradesh, India.’, Kathmandu University medical journal (KUMJ), 6(1), pp. 55–59.
BPJS Kesehatan (2014) Administrasi Klaim Fasilitas Kesehatan BPJS Kesehatan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesaehatan.
Gwimile, J.J. et al. (2012) ‘Antibiotic prescribing practice in management of cough and/or diarrhoea in moshi municipality, northern tanzania: Cross-sectional descriptive study’, Pan African Medical Journal, 12(1), pp. 1–8. Available at: https://doi.org/10.11604/pamj.2012.12.103.1716.
Kementerian Kesehatan RI (2011) Modul penggunaan obat rasional, Kementerian Kesehatan RI. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI (2013) Buku Saku FAQ BPJS.
Knoop, K.J. and Dillon, E.C. (2013) Hospital Care for Children. Geneva: World Health Organizaton. Available at: https://doi.org/10.1111/j.1553-2712.1996.tb03308.x.
Menteri Kesehatan RI (2018) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2018 Tentang Penyusunan dan Penerapan Formularium Nasional Dalam Penyelenggaraan Program Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Menteri Kesehatan RI (2019) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/813/2019 Tentang Formularium Nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Pulungan, R., Chan, A. and Fransiska, E. (2019) ‘Evaluasi Penggunaan Obat Rasional di Puskesmas Kabupaten Serdang Bedagai’, Jurnal Dunia Farmasi, 3(3), pp. 144–152. Available at: https://doi.org/10.33085/jdf.v3i3.4484.
Syamsul, D. (2019) ‘Evaluasi Pemakaian Antibiotik Yang Rasional Pada Ispa Non Pneumonia Di Puskesmas Induk Kota Binjai the Evaluation of Rational Antibiotic Use in Non Pneumonia Acute Respiratory Infections (Ari) At Main Health Centre of Binjai’, Jurnal Dunia Farmasi, 3(3), pp. 106–114.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Marvel Marvel, Retno Tri Rahayu, Nurmeilis Nurmeilis

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.