SUBSTANSI PERSPEKTIF BARUCH DE SPINOZA
Abstract
Abstrak:
Pemikiran Spinoza berurat berakar dalam tradisi filsafat Yahudi yang dirintis sejak Philo yang menggabungkan agama Yahudi dengan agama Yunani, yaitu usaha memadukan ilmu pengetahuan dengan mistik. Dalam kondisi masyarakat yang masih percaya kepada takhayul dan tabu-tabu religius dia berusaha melepaskan diri dari teror mitologis ini dengan kebebasan berpikir. Sehingga Spinoza harus menelan pil pahit, bahwasanya ia dikucilkan dari kalangannya sendiri. Sampai hari ini, nasib macam itu mengancam seorang free thinker dibawah rezim otoriter. Spinoza tidak puas dengan ajaran-ajaran kuno dalam agamanya dan lambat laun dia memihak cara berpikir modern yang banyak dipengaruhi oleh Descartes. Beberapa karyanya yang termasyhur adalah Renati Descartes Principorium Philosophie (Prinsip Filsafat Descartes, 1663), Tractaus de intellectus emendatione (Traktat tentang Perbaikan Pemahaman, 1667), Tractatus Teologico-Politicus (Traktat Politis-Teologis, 1670), dan yang paling penting Ethica more geometrico demonstrate (Etika dibuktikan secara geometris, 1667). Karya ini menimbulkan reaksi yang keras dari para pendeta pada zamannya, dan dengan cara ini Spinoza menjadi salah seorang pendobrak dogmatisme, seperti Bruno. Descartes menemukan ide sentral filsafatnya melalui mimpi. Dia bermimpi tentang kamus yang harus dia lengkapi. Dalam mimpinya itu dia mendengar kata-kata “Quod vitae sectabor iter?” (jalan hidup manakah yang seharusnya kutempuh?) hal ini menjadi permulaan sebuah gagasan nya yang terkenal yang disebut dengan metode kesangsian dan “cogito ergo sum”.
Kata Kunci: Tradisi Filsafat Yahudi, Mistik, Free Thinker, Metode Kesangsian (Cogito Ergo Sum) Substansi, Rezim Otoriter, René Descartes, Baruch De Spinoza, Geometrico Demonstrate.
References
Daftar Pustaka
Hardiman. F. Budi, Filsafat Modern, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2007.
Sahara Dedi. “Metafisika Spinoza: Suatu pengantar untuk memahami Etika”, Jurnal Lingkar Studi Filsafat.
Descartes René, Prinsip-Prinsip Filsafat. Yogyakarta: Milenial Readers, 2018.
Murtiningsih Wahyu, Para Filsuf dari Plato sampai Ibnu Bajjah, Yogyakarta: 2014.
DOI: 10.15408/paradigma.v1i01.27293
Refbacks
- There are currently no refbacks.