KARAKTERISTIK VEGETASI HABITAT ORANGUTAN (Pongo pygmaeus morio) DI PT. KALTIM PRIMA COAL, KALIMANTAN TIMUR

Mukhlisi Mukhlisi, Wawan Gunawan

Abstract


Abstrak

Orang utan (Pongo pygmaeus morio) merupakan salah satu primata dilindungi. Sebagian populasinya dapat ditemukan pada Kawasan Reklamasi Pasca Tambang Batubara (KRPT) di PT. Kaltim Prima Coal Sangatta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik vegetasi habitat orang utan di sekitar PT. Kaltim Prima Coal. Metode pengumpulan data vegetasi menggunakan kombinasi jalur berpetak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik vegetasi habitat orang utan di tiga lokasi KRPT terdiri dari 40 jenis tumbuhan. Sekitar 41-45% di antaranya merupakan jenis tumbuhan yang dimakan oleh orang utan. Nilai indeks keanekaragaman jenis vegetasi (H’) berkisar 1,00-1,09; indeks dominansi (D’) berkisar 0,14-0,40; dan indeks keseragaman (E’) berkisar 0,91-0,99. Vegetasi pada strata pertumbuhan semai dikuasai oleh paku resam (Dicranopteris linearis) dan ilalang (Imperata cylindrica). Strata pertumbuhan pancang cenderung dikuasai oleh jenis Leea indica dan Flemingia congesta. Sementara itu, vegetasi strata pohon dikuasai oleh jenis tanaman reklamasi yaitu Cassia siamea dan Cassia suratensis. Pola regenerasi vegetasi belum berjalan dengan normal, namun proses suksesi telah berjalan dengan hadirnya jenis-jenis alami. Karakteristik vegetasi tidak ideal bagi habitat orang utan. Peningkatan daya dukung habitat perlu dilakukan melalui pengembangan koridor vegetasi antar fragmen hutan tersisa.

Abstract

Orang utan (Pongo pygmaeus morio) is one of the protected primates. Some of their population might be found in the Mine Closure Area (MCA) at PT. Kaltim Prima Coal Sangatta. The aim of this research was to analyze the characteristics of the vegetation of their habitat at PT. Kaltim Prima Coal. Data was collected by using a combination of line-plot sampling method. The results showed that vegetation characteristic of orang utan habitat in three locations of MCA consisted of 40 plants species, which 41-45% of the plant species were fed by orang utan. Diversity index (H'), dominance index (D') and evenness index (E') were by 1.09-1.00, 0.14-0.40, and 0.91-0.99, respectively. The vegetation on the seedling stage was dominated by Dicranopteris linearis and Imperata cylindrica. The sapling stage was dominated by Leea indica and Flemingia congesta. Meanwhile, the tree stage was dominated by reclamation plants that were Cassia siamea and Cassia suratensis. The regeneration pattern of vegetation has not run normally but the succession process has been starting that indicated by the presence of species naturally. Vegetation characteristics were not ideal for orang utan habitat. Increasing carrying capacity needs to be carried out by developing vegetation corridors among the remaining forest fragments.


Keywords


Habitat; Orang utan; PT. Kaltim Prima Coal; Tambang batu bara; Coal mining

Full Text:

PDF

References


Adman, B. (2013). Uji coba penanaman sepuluh jenis pohon lokal pada lahan pasca tambang batubara di PT. Singlurus Pratama Kalimantan Timur. In I. Yassir, & A. Puspanti (Eds.), . Prosiding Seminar Reklamasi Lahan Pasca Tambang: Aspek Kebijakan, Konservasi, dan Teknologi. Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam, Samboja, Indonesia.

Ancrenaz, M., Marshall, A., Goossens, B., van Schaik, C., Sugardjito, J., Gumal, M., & Wich, S. (2008). Pongo pygmaeus. The IUCN Red List of Threatened Species. (2008, July 1). Retrieved from http://www.iucnredlist.org.

Ancrenaz, M., Sollmann, R., Meijaard, E., Hearn, A. J., Ross, J., Samejima, H., Loken, B., Cheyne, S. M., Stark, D. J., Gardner, P. C., Goossens, B., Mohamed, A., Bohm, T., Matsuda, I., Nakabayasi, M., Lee, S. K., Bernard, H., Brodie, J., Wich, S., Fredriksson, G., Hanya, G., Harrison, M. E., Kanamori, T., Kretzschmar, P., Macdonald, D. W., Riger, P., Spehar, S., Ambu, L., & Wilting, A. (2014). Coming down from the trees: is terrestrial activity in Bornean orangutans natural or disturbance driven?. Scientific Report, 4(4024), 1-5.

Bismark, M. (2009). Tata ruang reklamasi tambang batubara di PT. Kaltim Prima Coal. In H. Priyono, D. Purwito, T. S. Hadi, & N. Juliaty (Eds.), Prosiding Workshop IPTEK Penyelamatan Hutan Melalui Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang Batubara. Balai Besar Penelitian Dipterokarpa, Samarinda, Indonesia.

Departemen Kehutanan. (2007). Strategi dan rencana aksi konservasi orang utan Indonesia 2007-2017. Jakarta: Departemen Kehutanan.

Felton, A. M., Engstrom, L. M., Felton, A., & Knott, C. D. (2003). Orangutan population density, forest structure and fruit availability in hand-logged and unlogged peat swamp forest in West Kalimantan, Indonesia. Biological Conservation, 114(1), 91-101.

Goossens, B., Chikhi, L., Jalil, M. F., James, S., Ancrenaz, M., Lackman-Ancrenaz, I., & Bruford, M. W. (2009). Taxonomy, geographic variation and population genetics of Bornean and Sumatran orangutans. In S. Wich, S. S. U. Atmoko, T. M Setia, & C. P. van Schaik (Eds.), Orangutans geographic variation in behavioral ecology and conservation (pp.77-96). New York, USA: Oxford University Press.

Loken, B., Spehar, S., & Rayadin, R. (2015). Terrestriality in the Bornean orangutan (Pongo pygmaeus morio) and implications for their ecology and conservation. American Journal of Primatology, 75(11), 1129-38.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor. P92.MenLHK/Setjen/Kum.1/8/2018 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MenLHK/Setjen/Kum.1/6/2018 tentang jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi. (2018, September 5). Retrieved from http://ksdae.menlhk.go.id/assets/ news/peraturan/P.20_Jenis_TSL_.pdf.

Kennard, D. K. (2002). Secondary forest succession in a tropicaldry forest: patterns of development across a 50-year chronosequence in lowland Bolivia. Journal of Tropical Ecology, 18(1), 53-66.

Kanamori, T., Kuze, N., Bernard, H., Malim, T. P., & Kohshima, S. (2010). Feeding ecology of Bornean orangutans (Pongo pygmaeus morio) in Danum Valley, Sabah, Malaysia: a 3-year record including two mast fruitings. American Journal of Primatology, 72(9), 1-21.

Kartawinata, K., Soenarko, S., Tantra, I. G. M., & Samingan, T. (1976). Pedoman inventarisasi flora dan ekosistem. Bogor: Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam.

Komara, L. L., Choesin, D. N., & Syamsuddin, T. S. (2018). Plant diversity after sixty years post coal mining in East Kalimantan, Indonesia. Biodiversitas, 17(2), 531-538.

Krisdijantoro, A. (2007). Analisis pola penggunaan ruang dan waktu orangutan (Pongo pygmaeus pygmaeus Linneaus, 1760) di Hutan Mentoko Taman Nasional Kutai Kalimantan Timur (Pascasarjana Tesis). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Kuswanda, W. (2013). Seleksi sumberdaya habitat orangutan (Pongo abelii Lesson 1827) di Cagar Alam Sipirok, Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 10(3), 255-277.

Mukhtar, A. S., & Heriyanto, N. M. (2012). Keadaan suksesi tumbuhan pada kawasan bekas tambang batubara di Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 9(4), 341-350.

Mukhlisi., Ma’ruf, A., & Putro, J. A. (2017). Komposisi dan kelimpahan pakan orang utan (Pongo pygmaeus morio) di sekitar perkebunan kelapa sawit PT. Anugerah Energitama Kalimantan Timur, H. Mufidah, dan W. Nisa (Eds.). Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Samarinda.

Meijaard, E., Rijksen, H. D., & Kartikasari. (2001). Di ambang kepunahan kondisi orangutan liar di awal abad ke-21. Jakarta: The Gibbon Foundation Indonesia.

Odum, E. P. (1998). Dasar-dasar ekologi edisi ketiga. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Rahman, D. A. (2010). Karakteristik habitat dan preferensi pohon sarang orangutan (Pongo pygmaeus Wurmbii) di Taman Nasional Tanjung Puting (Studi kasus camp lekay). Jurnal Primatologi Indonesia 7(2), 37-50.

Rayadin, Y., Boer, R. C., Masrun, H., Rochmadi, S., Sutrisman, A., Hanggito, M. S., & Syamsudin, J. (2012). Analisis distribusi populasi dan perilaku ekologi orangutan pada kawasan reklamasi pasca tambang PT. Kaltim Prima Coal. Samarinda: PT. KPC-Ecositrop-Unmul.

Saharjo, B. H., & Gago, C. (2011). Suksesi alami paska kebakaran pada hutan sekunder di Desa Fatuquero, Kecamatan Railaco, Kabupaten Ermera-Timor Leste. Jurnal Silvikultur Tropika, 2(1), 40-45.

Simorangkir, R. H., Mansjoer, S. P., & Bismark, M. (2009). Struktur dan komposisi pohon di habitat orangutan liar (Pongo abelii), kawasan Hutan Batang Toru, Sumatera Utara. Jurnal Primatologi Indonesia, 6(2), 10-20.

Soerianegara, I., & Indrawan, A. (1982). Ekologi hutan Indonesia. Bogor: Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan IPB.

Yassir, I., van der Kamp, J., & Buurman, P. (2010). Secondary succession after fire in imperata grasslands of East Kalimantan, Indonesia. Agriculture, Ecosystems and Environment, 137(1), 172-182.




DOI: https://doi.org/10.15408/kauniyah.v12i1.8629 Abstract - 0 PDF - 0

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


This work is licensed under a CC-BY- SA.

Indexed By:

/public/site/images/rachma/logo_moraref_75 /public/site/images/rachma/logo_google_scholar_75_01 /public/site/images/rachma/logo_isjd_120 /public/site/images/rachma/logo_garuda_75 /public/site/images/rachma/logo_crossref_120/public/site/images/rachma/logo_base_2_120 /public/site/images/rachma/neliti-blue_75   /public/site/images/rachma/dimensions-logo_120