RAGAM DAN POTENSI JAMUR MAKRO ASAL TAMAN WISATA MEKARSARI JAWA BARAT
Abstract
Abstrak
Taman Wisata Mekarsari (TWM) merupakan salah satu daerah penyangga ekosistem dan pusat pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia. Keragaman jamur makro asal serasah dan tanah di TWM belum pernah dilaporkan sebelumnya. Jamur merupakan organisme penting dalam siklus materi karena kemampuannya mendegradasi bahan organik pada ekosistem. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyediakan informasi mengenai keragaman jamur makro di TWM untuk pemanfaatan potensinya di masa mendatang. Sebanyak 20 jenis dan 16 genus jamur makro berhasil dikoleksi dari TMW pada penelitian ini. Identifikasi jamur dilakukan dengan menggunakan berbagai karakter makroskopik. Pada tulisan ini dijelaskan cara deskripsi karakter makroskopik untuk membantu identifikasi jamur. Jamur yang berhasil diidentifikasi pada penelitian ini adalah Amanita sp.1, Amanita sp.2, Auricularia sp., Collybia sp., Clitocybe sp., Crepidotus sp., Cyathus sp., Ganoderma sp., Lepiota sp.1, Lepiota sp.2, Marasmius sp., Naucoria sp.1, Naucoria sp.2, Omphalina sp., Panaeolus sp., Parasola sp.1, Parasola sp.2, Pluteus sp., Scizophyllum sp., dan Xylaria sp. Beberapa jamur yakni Auricularia, Clitocybe, Ganoderma, dan Scizophyllum yang ditemukan berpotensi sebagai bahan pangan dan obat. Inventarisasi data keragaman yang baik akan membantu upaya pengelolaan dan pelestarian kekayaan sumber daya hayati di Indonesia.
Abstract
Mekarsari Tourism Area (TWM) is one of the buffer zone of ecosystem and biodiversity conservation center in Indonesia. The diversity of macro fungi from the litter and soil in TWM has not been previously reported. Fungi are important organisms in the material cycle because of their ability to degrade organic matter on the ecosystem. In this study, 20 species and 16 genera of mushrooms were collected from TWM. Mushroom identification is performed using various macroscopic characters. The mushrooms identified in this paper are: Amanita sp.1, Amanita sp.2, Auricularia sp., Collybia sp., Clitocybe sp., Crepidotus sp., Cyathus sp., Ganoderma sp., Lepiota sp.1, Lepiota sp.2, Marasmius sp., Naucoria sp.1, Naucoria sp.2, Omphalina sp., Panaeolus sp., Parasola sp.1, Parasola sp.2, Pluteus sp., Scizophyllum sp., and Xylariasp. Some of them were considered as food and medicinal source. Good inventory of diversity data will assist the management and conservation of the wealth of biological resources in Indonesia.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Achmad., Herlyana, E. N., & Octaviani, E. A. (2013). Pengaruh pH, penggoyangan media, dan penambahan serbuk gergaji terhadap pertumbuhan jamur Xylaria sp. Jurnal Silvikultur Tropika, 4(2), 57-61.
Ahmad, M. Z., Chew, K. S., Mohamad, N., Mohidin, M. A., & Tuan, K. T. H. (2008). Early onset muscarinic manifestations after wild mushroom ingestion emergency. International Journal of Emergency Medicine, 1(3), 205-208.
Alexopoulus, C. J., Blackwall, M., & Mims, C. W. (1996). Introductory mycology fourth edition. New York (US): John Wiley and Sons, Inc.
Arora, D. (1986). Mushrooms demystified. USA: Teen Speed Press.
Baiquni, M., Gozani, M., Hermansyah, H., Mardias, R., Naskin, M., Prasetya, B., Samsuri, M., & Wijanarko, A. (2007). Pemanfaatan selulosa bagas untuk produksi ethanol melalui sakarifikasi dan fermentasi serentak dengan enzim xylanase. Makara Journal of Science, 11(1), 17-24.
Blanchette, R. A. (1994). Degradation of the lignocellulose complex in wood. Canadian Journal of. Botany, 73(S1), 999-1010.
Breitenbach, J., & Kränzlin, F. (1991). Fungi of Switzerland vol 3 Boletes and Agarics. Lucerne: Mykologia Lucerne.
Chang, S. T., & Miles, P. G. (1989). Edible mushroom and their cultivation. Florida: CRS Press.
Chuzaemi, S., Prihartini, I., Soebarinoto., & Winugroho, M. (2011). Karakteristik nutrisi dan degradasi jerami padi fermentasi oleh inokulum lignolitik TliD dan BOpR. Animal Production, 11(1), 1-7.
Darwis, W., Desnalianifi., & Suoriati, R. (2011). Inventarisasi jamur yang dapat dikonsumsi dan beracun yang terdapat di hutan dan sekitar Desa Tanjung Kemuning Kaur Bengkulu. Konservasi Hayati, 7(2), 1-8.
Davalos, F., Navarro, F., Ramos, J., Rojas, T., Rutiaga, J., Sanjuan, R., & Young, R. A. (2004). Enzymatic and fungal treatments on sugarcane bagasse for the productionof mechanical pulps. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 52(16), 5057-62.
Deacon, J. W. (2006). Fungal biology 4th edition. British (UK): Blackwell publishing Ltd.
Dighton, J., White, J., & Oudemans, P. (1992). The fungal community: its organization and role inthe ecosystem, second edition. Amerika (US): CRC Press.
Erika, Y. (2006). Metode klasifikasi berstruktur pohon dengan algoritma cruise, quest, dan chaid. Forum Statistika dan Komputasi, 11(1), 20-28.
Eris, D. D., Kresnawaty, I., Prakoso, H. T., & Suharyanto. (2012). Aktivitas ligninolitik Omphalina sp. hasil isolasi dari TKKS dan aplikasinya untuk dekolorisasi limbah kosmetik. Menara Perkebunan, 80(2), 48-56.
Garraway, M. D., & Evans, R. C. (1984). Fungal nutrition and physiology. Singapore: John Wiley & Sons.
Hadi, Y. S., Herlina, E. N., & Maryam, L. F. (2011). Schizophyllum commune Fr. sebagai jamur uji ketahanan kayu standar nasional Indonesia pada empat jenis kayu rakyat: sengon (P. falcataria), karet (H. brasiliensis), tusam (P. merkusii), mangium (A. mangium). Jurnal Silvikultur Tropika, 2(3), 176-180.
Hasanuddin. (2014). Jenis jamur kayu makroskopis sebagai media pembelajar biologi (studi di TNGL Blangjerango Kabupaten Gayo Lues). Jurnal Biotik, 2(1), 38-52.
Hedger, N., & Basuki, T. (1979). The role of Basidiomycetes in composts: a model systems for decomposition studies. London: Cambridge University Press.
Khastini, R. O., Leksono, S. M., & Ulya, A. N. A. (2017). Biodiversitas dan potensi jamur Basidiomycota di Kawasan Kasepuhan Cisungsang, Kabupaten Lebak, Banten. Al-Kauniyah: Journal of Biology, 10(1), 9-16.
Largent, D. L. (1973). How to identify mushrooms to genus I: macroscophic features. Eureka: Mad River Press.
Lim, J. M., & Yun, J. W. (2006). Enhanced production of exopolysaccharides by supplementation of toluene in submerged culture of an edible mushroom Collybia maculata TG-1. Process Biochemistry, 41(7), 1620-1626.
Lincoff, G. (1981). National audubon society field guide to North American mushrooms. New York: Knopf.
Mardji, D., & Noor, M. (2009). Keanekaragaman jenis jamur makro di Hutan Lindung Gunung Lumut. Jurnal Kehutanan Tropika Humida, 2(2), 143-155.
McKnight, K., & Vera, M. (1998). A Field Guide to Mushrooms: North America (Peterson Field Guides). Boston: Houghton Mifflin.
Musnandar, E. (2006). Pengaruh dosis inokulum Marasmius sp. dan lama inkubasi terhadap kandungan komponen serat dan protein murni pada sabut kelapa sawit untuk bahan pakan ternak. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan, 11(4), 225-234.
Noverita, Setia, T. M., & Sinaga, E. (2017). Inventarisasi makrofungi berpotensi pangan dan obat di Kawasan Cagar Alam Lembah Anai dan Cagar Alam Batang Palupuh Sumatera. Jurnal Mikologi Indonesia, 1(1), 15-27.
Nuryadi, W., Prihatini, I., & Rakhmawati, A. (2016). Isolasi dan identifikasi kapang endofit dari pohon sengon provenan Kepulauan Solomon berdasarkan morfologi dan molekuler (analisis rDNA ITS (Internal Transcribed Spacer)). Jurnal Biologi, 5(6), 15-26.
Osono T., & Hiroshi, T. (2006). Fungal decomposition of Abies needle and Betula leaf litter. Mycologia, 98(2), 172-279.
Pacioni, G. (1981). Simon and Schuster’s guide to mushrooms. New York : Simon & Schuster’s Inc.
Parjimo, H., & Soenanto, H. (2008). Jamur ling zhi: raja herbal, seribu khasiat. Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Praborini, M. W. (2012). Eksplorasi dan identifikasi jenis-jenis jamur kelas Basidiomycetes Kawasan Bukit Jimbaran Bali. Jurnal Biologi, 16(2), 45-47.
Priyanti. (2008). Tanaman monokotil di Kampus I dan II UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Al-Kauniyah: Jurnal Biologi, 2(1), 29-36.
Puspitaningtyas, D. M. (2007). Orchid inventory and the host in Meru Betiri National Park-East Java. Biodiversitas, 8(3), 210-14.
Putra, I. P., Rahayu, G., & Hidayat, I. (2015). Impact of domestication on the endophytic fungal diversity associated with wild Zingiberaceae at Mount Halimun Salak National Park. Hayati: Journal of Bioscience, 22(4), 157-162.
Rahmansyah, M. (1989). Perbandingan pola rombak selulosa oleh beberapa jamur Basidiomycetes. Berita Biologi, 3(9), 450-454.
Richard, M. (1975). Food for free, a guide to the edible wild plants of Britain. London: Fontana Press.
Steffen, K. T., Hatakka, A., & Hofrichter, M. (2002). Degradation of humic acids by the litter-decomposing Basidiomycetes, Collybia dryophila. Applied and Environmental Microbiology, 68(7), 3442-3448.
Subowo, Y. B. (1992). Inventarisasi jamur kayu di Habema. Jurnal Penelitian Puslitbang Biologi LIPI, 9(6), 793-799.
Sugiharto, A. (2010). Eksplorasi dan koleksi jamur pada Kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Sulawesi Utara. Berkala Penelitian. Hayati, 15(2), 127-130.
Suharjo, E. (2007). Budi Daya jamur merang dengan media kardus. Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Suharyanto, Sutamihardja, Widiastuti, H., & Wulaningtyas, A. (2008). Activity of ligninolyticenzymes during growth and fruiting body development of white rot fungi Omphalina sp. and Pleurotus ostreatus. Hayati, 5(4), 140-144.
Suin, N. M. (2002). Metoda ekologi. Padang: Andalas University Press.
Thomas, C. S., Marios, J. J., & English, J. T. (1988). The effect of wind speed, temperature, and relative humidity, on development of aerial mycelium and conidia of Botrytis cinerea on grape. Phytopathology, 78(3), 260-265.
DOI: https://doi.org/10.15408/kauniyah.v11i2.6729 Abstract - 0 PDF - 0
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a CC-BY- SA.
Indexed By:
  Â