Differences in Knowledge, Attitude, and Practice of The Community Parrots in Ternate and Sofifi, North Maluku

Annisa Ramadani, Tatang Mitra Setia, Fachruddin M. Mangunjaya, Benny A. Siregar, Fitriah Basalamah

Abstract


 

Abstract

 

The community's habit of owning wild animals is still ongoing until now. This has become one of the threats to the existence of wildlife in their natural habitat. Parrots, with their ability to imitate surrounding sounds, have become a popular pet choice. Therefore, the purpose of this study is to determine the influence of knowledge, attitudes, and practices about parrots on the profile of the community. The study differentiates between those who owner bird and those who do not. Data collection was conducted for two months in Ternate and Sofifi, North Maluku. The method used was purposive sampling, interviewing as many as 104 respondents who had been determined. The interview data was processed into multiple linear regression values and canonical correlations. The results of this research identified that the majority of those who owned parrots were aged between 42–57 (36%); female (52%); with high school graduates (46%); and engaged in various professions, such as housewives or entrepreneurs (71%). On the other hand, those who were non-owner parrots were dominated by individuals aged 10–25 (46%); male (65%); with undergraduate degrees (62%); and categorized as students (38%). The results of this study show that knowledge and attitudes have an influence on education, profession, and age of the community on the topic of curly-billed bird maintenance.

 

Abstrak

 

Kebiasaan masyarakat memiliki satwa liar masih berlangsung hingga sekarang. Hal ini menjadi salah satu ancaman terhadap keberadaan satwa liar di habitat aslinya. Burung paruh bengkok memiliki kemampuan meniru suara di sekitarnya, dan menjadi satwa liar yang populer sebagai peliharaan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan, sikap, dan kesadaran tentang pemeliharaan burung paruh bengkok terhadap profil masyarakat. Studi ini membedakan, antara masyarakat yang memelihara burung dan yang tidak. Pengumpulan data dilakukan selama dua bulan di Kota Ternate dan Sofifi, Maluku Utara. Metode yang digunakan purposive sampling, mewawancarai sebanyak 104 responden yang telah ditentukan. Data wawancara tersebut diolah menggunakan software SPSS 22.0 untuk memperoleh nilai regresi linier berganda dan kolerasi kanonikal. Hasil penelitian, mengidentifikasi bahwa mayoritas dari mereka yang memiliki burung paruh bengkok berusia antara 42–57 (36%); berjenis kelamin perempuan (52%); tingkat pendidikan SMA (46%); dan memiliki profesi lainnya, seperti ibu rumah tangga atau pengusaha (71%). Di sisi lain, masyarakat yang tidak memelihara burung paruh bengkok, didominasi yang berusia 10–25 (46%); berjenis kelamin laki-laki (65%); tingkat pendidikan sarjana (62%); dan lebih ddidominasi oleh pelajar/mahasiswa (38%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap memiliki pengaruh dengan pendidikan, profesi, dan usia masyarakat terhadap topik pemeliharaan burung paruh bengkok.



Keywords


Community; Interviewing; Parrots; Burung paruh bengkok, Masyarakat, Wawancara

Full Text:

PDF

References


Ahmad, Z., Sinyo, Y., Ahmad, H., Tamalene, M. N., Papuangan, N., Abdullah, A., . . . Hasan, S. (2017). Keanekaragaman jenis burung di beberapa objek wisata Kota Ternate: Upaya mengetahui dan konservasi habitat burung endemik. SAINTIFIK@, 1(1), 26-31. doi: 10.33387/sjk.v1i1.332.

Akhmad, H. (2024). 7 penyebab orang menjadi sombong. Retrieved from https://rri.co.id/.

Allen, I., & Seaman, C. (2007). Likert scales and data analyses. Quality Progress, 40(7), 64-65.

APPBSI. (2000). Perdagangan satwa burung dan penangkaran sebagai komoditas eksport. Jakarta.

Arini, D. I. D., & Yuliantoro, I. (2016). The typology and motivation of owner community of nuri talaud as protected bird in Karakelang Island. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 13(1), 37-46. doi: 10.20886/jpsek.2016.13.1.37-46.

Beehler, B., Pratt, T., & Zimmerman, D. (1986). Burung nugini. New Jersey: Princeton University Press.

Birdlife International. (2004). Important bird areas in Asia: Key sites for conservation. Cambridge, UK: BirdLife International.

Burmeister, A.-K., Drasch, K., Rinder, M., Prechsl, S., Peschel, A., Korbel, R., & Saam, N. J. (2020). Development and application of the owner-bird relationship scale (obrs) to assess the relation of humans to their pet birds. Frontiers in Veterinary Science, 7, 1055. doi: 10.3389/fvets.2020.575221.

Burmeister, A., Drasch, K., Rinder, M., Prechsl, S., Peschel, A., Korbel, R., & Saam, N. (2022). The owner-bird relationship: Relevance for pet bird welfare. Animal Welfare, 31(1), 137-154. doi: 10.7120/09627286.31.1.012.

Burung Indonesia. (2020). Apa kabar burung-burung di Wallacea?. Retrieved from https://www.burung.org/.

Cottee-Jones, H. E. W., Mittermeier, J. C., Purba, E. C., Ashuri, N. M., & Hesdianti, E. (2014). An assessment of the parrot trade on Obi Island (Northern Moluccas, Indonesia) reveals heavy exploitation of the vulnerable chattering lory (Lorius garrulus). Kukila, 18(1), 1-9.

da Costa, A. S. C. (2015). Birdwatcher profile in the Ria Formosa Natural Park (Master's thesis, Universidade do Algarve, Portugal). Retrieved from https://sapientia.ualg.pt/entities/publication/4af9d54c-698c-4a03-8473-198484034b09.

Delfiah, F., Harun, H. R., Zahara, S. A., Ningsih, S. A., Yanti, W., Nurhalisa, I. S., … Alir, R. F. (2024). Diversitas dan etno-ornitologi burung bernilai ekonomis sebagai bentuk kearifan lokal masyarakat di Pasar Hobi, Toddoppuli, Makassar. Anoa: Journal of Animal Husbandry, 3(1), 17-32. doi: 10.24252/anoa.v3i1.44574.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi analisis multivariete dengan program IBM SPSS 23. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gill, F., & Donsker, D. (2018). IOC world bird list (v8. 1). Retrieved from https://www.worldbirdnames.org.

Handbook of the Birds of the World and BirdLife International (HBW). (2022). Handbook of the birds of the world and birdlife international digital checklist of the birds of the world. Version 7. (2023, April 10). Retrieved from https://www.datazone.birdlife.org.

Hamdani, A., Ahmad, Z., & Roini, C. (2022). Pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap konservasi burung paruh bengkok di Kecamatan Kepulauan Joronga. Jurnal Bioedukasi, 5(1), 64-72. doi: 10.33387/bioedu.v5i1.4403.

Ismadi, B. Y. D., Ramadhani, S., & Salisnanda, R. P. (2022). H. Taman konservasi dan edukasi burung paruh bengkok. Katalog Buku Karya Dosen ITATS, 89-93.

Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE). (2019). Edukasi satwa dilindungi bagi PAUD di SKW II. Retrieved from https://ksdae.menlhk.go.id/.

Janie, D. N. A. (2012). Statistik deskriptif & regresi linier berganda dengan SPSS. Semarang: Semarang University Press.

Junaid, A. R., Meisa, M., & Akhfadaturrahman, K. (2023). Infosheet status burung di Indonesia 2023. (2023, June 9). Retrieved from https://www.burung.org.

JR, J. F. H., Black, W. C., Babin, B. J., & Anderson, R. E. (2010). Multivariate data analysis: A global perspective. Boston: Pearson Education.

Leden, M. (1993). Tindak pidana penyelundupan: Masalah dan pemecahan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

LIPI. (2020). Bagaimana publik mempersepsikan satwa liar di pandemi covid-19?. Retrieved from http://lipi.go.id/berita/.

Madina, K. (2022). Satwa liar bukan hewan peliharaan. Retrieved from https://greennetwork.id/.

Misbahuddin, M., Tihami, M. A., & Kulstum, U. (2023). Kesombongan sebagai penghambat perkembangan ilmu pengetahuan: Menurut pandangan Muhammad Nawawi dalam Maraqi Al-'Ubudiyah. Journal on Education, 6(1), 10723-10737. doi: 10.31004/joe.v6i1.4856.

ProFauna. (2007). Pirated parrots: ProFauna’s investigation of the illegal parrot smuggling to the Philippines. Malang: ProFauna.

Puspitasari, D. E. (2022). Maraknya perdagangan satwa langka di era pandemi covid-19 di Indonesia. Pattimura Magister Law Review, 2(1), 1-16. doi: 10.47268/pamali.v2i1.816.

Rahmad, R. (2020). Wallacea adalah sepenggal surga di bumi Indonesia. Retrieved from https://www.mongabay.co.id/.

Riski, P. (2019). Pentingnya penguatan hukum dalam perlindungan satwa liar di Indonesia. Retrieved from https://www.voaindonesia.com/.

Rohmah, S. (2022). Pemeliharaan satwa liar persfektif kesejahteraan hewan dan perundang-undangan. Retrieved from https://kumparan.com/.

Rosyadi, I., Tetuka, B., Embeua, E., Mukaram, E., Barakai, N., & Djorebe, R. (2015). Perilaku memelihara burung paruh bengkok di Maluku Utara. Acta Veterinaria Indonesiana, 3(2), 51-57. doi: 10.29244/avi.3.2.51-57.

Safania, M. (2022). Pemeliharaan satwa liar: Makin betah atau makin sengsara?. Retrieved from https://kumparan.com/.

Sakti, D. P. (2021). Hubungan keikutsertaan dengan persepsi mahasiswa kelompok pengamat burung tentang pemeliharaan burung yang dilindungi (Undergraduate thesis, Jakarta State University, Indonesia). Retrieved from http://repository.unj.ac.id/18118/1/Cover%2Cabstrak%20dll.pdf

Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supriyadi, A., Soetarto, E., & Dharmawan, A. H. (2008). Analisis sosio-ekologi dan sosio-budaya burung berkicau di dua kota di Indonesia: Teladan dari Surabaya dan Yogyakarta. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 2(1). doi: 10.22500/sodality.v2i1.5889.

Undang-Undang Republik Indonesia. (1990). Konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya (5). Retrieved from https://www.dpr.go.id/.

World Bank. (2019). Aspiring Indonesia – expanding the middle class. Retrieved from https://www.worldbank.org/.




DOI: https://doi.org/10.15408/kauniyah.v1i1.38275 Abstract - 0 PDF - 0

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


This work is licensed under a CC-BY- SA.

Indexed By:

/public/site/images/rachma/logo_moraref_75 /public/site/images/rachma/logo_google_scholar_75_01 /public/site/images/rachma/logo_isjd_120 /public/site/images/rachma/logo_garuda_75 /public/site/images/rachma/logo_crossref_120/public/site/images/rachma/logo_base_2_120 /public/site/images/rachma/neliti-blue_75   /public/site/images/rachma/dimensions-logo_120